Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)

Feb 10, 2019 | Views: 7,713

Lukisan Dorje Shugden Gyenze di dinding sebuah biara

(Oleh Tsem Rinpoche)

Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya masuk ke Biara Gaden untuk pertama kalinya, pemimpin biara yang agung, guru yang terpelajar dan pembimbing meditasi ratusan Biksu di Gaden Shartse pada saat itu adalah Y.M. Kensur Jetsun Jampa Yeshe Rinpoche. Kensur Rinpoche dan saya memiliki hubungan istimewa karena sebelum Kensur Rinpoche bergabung dengan Biara Gaden di Tibet, beliau berasal dari Biara Tsem di daerah Kham di Provinsi Yara, Tibet. Biara ini adalah tempat asal saya di kehidupan yang terdahulu. Jadi Kensur Rinpoche dan saya berasal dari biara yang sama sebelum kami memasuki Biara Gaden Shartse untuk belajar lebih jauh.

Ketika saya masuk ke Gaden, Kensur Rinpoche menjabat sebagai kepala biara dan dia mengajar selama 8 sampai 10 jam setiap harinya. Banyak Geshe dan guru yang memiliki pengetahuan tinggi hari ini adalah muridnya. Beliau tinggal di rumah saya dan saya merasa terhormat dapat melayaninya selama bertahun-tahun, dan menerima ajaran darinya secara langsung.

Klik pada gambar untuk memperbesar

Dalam salah satu sesi pertemuan pribadi, saya bertanya kepada Kensur Rinpoche, “Bila kita mengandalkan Dorje Shugden dan berfokus kepada Dorje Shugden, dapatkah kita mencapai pencerahan sepenuhnya?” Dan Kensur Rinpoche berpikir mengenai hal ini dan dia berkata, “Ya, kita sudah pasti bisa mencapai pencerahan sepenuhnya karena Dorje Shugden adalah makhluk yang tercerahkan sepenuhnya.

Pada kesempatan lain, saya menemui Kensur Rinpoche dan bertanya mengenai meditasi Dorje Shugden sebagai sosok yang Menggandakan Berkat dan Kensur Rinpoche memberikan saya penjelasan singkat dan padat yang saya tulis di catatan saya. Saya selalu mencatat ajaran yang saya terima dari Guru saya, baik dari ingatan atau atas ijin Guru saya, dan saya telah menyimpannya selama bertahun-tahun. Jadi saya pikir saya akan menaruh foto catatan mengenai ajaran ini di sini.

Di bawah ini, kalian akan melihat catatan yang saya tulis ketika Kensur Rinpoche mengajari saya bagaimana melakukan meditasi Gyenze. Saya berbagi ajaran ini dengan semua orang di dunia sekarang karena saya sangat yakin dengan praktik ini, dan saya sangat senang karena ajaran ini berasal dari sumber yang otentik, yaitu dari Kepala Biara Gaden Shartse. Pengetahuan dan keahliannya dalam berdebat tidak diragukan lagi dan terkenal di kalangan masyarakat Tibet. Dia juga dihormati sebagai salah satu mantan juri dalam ujian Gelug untuk mendapatkan gelar Geshe. Dan saya memiliki kesempatan untuk belajar dan melakukan praktik bersama dengan guru sekaliber dirinya… dan juga untuk mengajukan pertanyaan kepadanya. Jadi ratusan guru besar dan biksu terpelajar dari Biara Gaden, Sera dan Drepung melakukan praktik Dorje Shugden. Saya melihat dengan mata saya sendiri. Saya telah melakukan puja bulanan bersama mereka berulang-kali. Para guru ini, tidak diragukan lagi, merupakan yang terbaik dalam bidang ajaran Budhisme dan berdebat. Bila mereka mempraktikkan Dorje Shugden dan – berhasil kembali dalam reinkarnasi -, maka hal ini menjelaskan banyak mengenai Dorje Shugden. Tinggal di biara dan menyaksikan kebesaran para guru seperti Kensur Rinpoche meyakinkan saya bahwa mereka tidak mungkin salah. Ketika saya tiba di biara, ratusan guru dan biksu melakukan puja (kangsol) kepada Dorje Shugden di Biara Gaden Shartse, dan saya bergabung bersama mereka. Mayoritas biksu terlibat dalam puja ini.

Memiliki pekerjaan, pendapatan dan kondisi keuangan yang mapan, akan mempermudah kita untuk melakukan praktik Dharma tanpa harus khawatir apakah kebutuhan duniawi kita bisa terpenuhi. Saat mengalami kesulitan ekonomi, ketika kita memerlukan bantuan, berdoa kepada Gyenze setiap hari akan memberikan apa yang kita butuhkan. Bila kita memiliki perusahaan besar, maka baik untuk memiliki altar Gyenze di rumah/kantor dan berdoa kepada beliau setiap hari untuk mengundang berkat Gyenze. Gyenze adalah Dorje Shugden dalam bentuk pemberi kekayaan, khusus untuk menolong kita mendapatkan uang melalui jalan yang benar. Praktik Gyenze juga membantu kita untuk menyembuhkan dan memperpanjang usia. Di tangan kanannya, dia memegang vas panjang umur berisi nektar untuk memperpanjang kehidupan yang menandakan bahwa dia bisa membantu untuk memperpanjang hidup kita dan juga memberikan kita perlindungan, bantuan, pencapaian dan meningkatkan kognisi mental. Praktik utama kita (belajar, persiapan, vipassana, Lojong, Lam Rim, Vajra Yogini, Yamantaka, Heruka, dll) dan meditasi umum juga akan terbantu, karena Gyenze akan memenuhi kebutuhan yang kita perlukan untuk praktik Dharma. Dorje Shugden terbukti manjur dalam meramalkan masa depan (mo) dan dia akan memberikan kemampuan ini kepada kita bila kita memiliki keyakinan kepadanya dalam jangka panjang. Banyak Lama Tibet yang menggunakan metode divinasi Dorje Shugden untuk meramalkan masa depan bagi mereka yang membutuhkan. Dorje Shugden Gyenze akan meningkatkan kemampuan psikis kita bila kita melakukan praktiknya dalam jangka panjang. Hal ini bukanlah tujuan utama kita mempraktikkan Gyenze tetapi merupakan manfaat sampingan yang dapat muncul. Dia juga dapat membantu kita menutup penglihatan kedua, bila kita tidak ingin melihat makhluk gaib yang terkadang bisa membuat kita takut. Kita dapat melafalkan mantranya dengan giat untuk mencapai tujuan ini. Banyak aktivitas yang dapat dicapai melalui Dorje Shugden Gyenze. Ini adalah praktik yang mengagumkan dan penuh berkat. Baik untuk melakukan praktik ini di wihara untuk menarik energi sumber daya dan meningkatkan aktivitas Dharma. Banyak wihara yang menderita kekurangan dana untuk membayar tagihan dan menjalankan aktivitas, Gyenze akan sangat membantu dalam hal ini. Kechara melakukan praktik ini dan karena Dorje Shugden, Kechara dapat berkembang. Wihara manapun tidak peduli dari sekte mana bisa melakukan praktik ini secara berkelompok atau individu. Fungsi utama Gyenze adalah untuk membantu kita memenuhi kebutuhan jasmani kita, sehingga kita bisa berfokus pada praktik dharma dalam diri untuk mendapatkan pencerahan guna memberi manfaat bagi semua makhluk.

Gyenze dapat dipraktikkan oleh Gelug, Nyingma, Sakya, Kagyu, Hinayana, Mahayana, Kristen, Hindu, Tao, Wiccan, Yahudi, Ateis, dll. Karena Gyenze adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya, maka dia tidak memiliki kondisi untuk membantu semua orang yang dengan tulus meminta bantuannya. Kalian tidak perlu berpindah keyakinan. Dorje Shugden dalam bentuk Gyenze atau bentuk lainnya tidak akan membantu doa yang menyebabkan celaka bagi diri dan makhluk lain. Buddha tidak akan pernah setuju dengan tindakan jahat. Kalian tidak perlu ijin atau inisiasi untuk memulai dan melanjutkan praktik ini. Tetapi kalian harus konsisten menjalaninya untuk mendapatkan manfaat seperti hal lainnya dalam hidup.

Jadi sumber dari ajaran Gyenze adalah Kensur Rinpoche yang merupakan kepala biara Gaden Shartse dan guru dari ratusan cendekiawan. Inilah ajaran yang ingin saya bagikan dengan kalian semua di sini. Kalian bisa mempraktikkan Gyenze dengan penuh percaya diri. Ajaran ini memiliki sumber yang terpercaya dan membawa berkat. Saya menjabarkan praktik ini di sini karena banyak yang memerlukan bantuan untuk menata keuangan mereka kearah yang lebih baik dan untuk itu mereka dapat mengundang energi Gyenze. Hal ini secara spesifik bertujuan untuk membantu kalian mendapatkan sumber daya agar memiliki hidup dan praktik dharma yang lebih baik. Saya mengharapkan hasil yang baik untuk kalian.

Saya berterima kasih kepada tim saya yang sudah bekerja bersama saya untuk menyebarkan kabar baik ini ke seluruh dunia. Tim saya bekerja dengan kasih, kepedulian, dan rasa ikhlas serta keinginan tulus membantu makhluk lain. Mereka bekerja-keras selama berjam-jam bersama saya untuk menerbitkan artikel yang bermanfaat ini. Saya berterima kasih kepada mereka. Saya berharap semua orang mendapatkan keberuntungan dengan praktik suci ini, dan saya sangat senang karena dapat berbagi ajaran ini dengan kalian.

Tsem Rinpoche

 


 

Penjelasan Mengenai Praktik Gyenze:
Sebuah Praktik untuk Meningkatkan Usia,
Pahala dan Kekayaan

Penjelasan mengenai praktik Gyenze disadur dari berbagai sumber tradisional oleh Yang Mulia Tsem Rinpoche.

Tanggal: 23 April 2015

Catatan: Ini adalah penjelasan mengenai praktik Gyenze dan dapat dilakukan setiap hari oleh siapapun yang ingin mengembangkan energi peningkatan dan keberlimpahan dalam hidup mereka. Praktik ini tidak memerlukan inisiasi.

  • Klik di sini untuk mengunduh Penjelasan Mengenai Praktik Gyenze
  • Klik di sini untuk mengunduh Praktik Gyenze Harian

 

Pengenalan

Sebuah patung Gyenze atau Ratna Shugden, di kapel pengabul permintaan di Kechara Forest Retreat (KFR)

Pada jaman ini, kekayaan dan kemakmuran adalah tujuan yang diinginkan oleh hampir semua orang di dunia. Mungkin hal ini merupakan tujuan yang paling penting dalam hidup mereka. Karena sifat dan rupa materiil yang mencolok sering diasosiasikan dengan kekayaan, kebanyakan orang memiliki pandangan yang salah bahwa berusaha untuk mendapatkan kekayaan dan sukses berlawanan dengan ajaran Buddha.

Akan tetapi, hal ini tidak benar karena Buddha memiliki banyak ajaran yang ditujukan bagi semua jenis pikiran dan kecenderungan mental, termasuk mendapatkan keberuntungan dan dana. Bagi mereka yang termotivasi oleh kesuksesan dan kekayaan materi, Buddha memberikan ajaran menarik bagi pikiran mereka dan pada saat yang sama memberi manfaat dalam tingkat dharma. Faktanya, semua hal yang diajarkan sang Buddha sangatlah bermanfaat dan relevan hari ini seperti pada jaman sang Buddha. Hal yang konsisten dengan semua ajaran Buddha adalah konsep ‘karma’ atau hukum sebab-akibat, dan bagi mereka yang berbakat mencari uang, Buddha menyediakan instruksi tentang sebab akibat dan syarat untuk mendapatkan kekayaan, dan sebaliknya tindakan yang menciptakan karma yang harus dihindari.

Ketidakpastian dalam dunia perdagangan, “uang panas”, keserakahan dan materialism dewasa ini, manusia menjadi kaya mendadak dan jatuh miskin dengan mudah. Ada orang yang lahir di keluarga yang berada dan hidup dalam kemewahan. Ada juga yang lahir dalam kondisi kemiskinan dan terpaksa bekerja keras seumur hidup mereka hanya untuk bertahan hidup. Karena itu, sudah sepantasnya bagi kita untuk meneliti penyebab kondisi ekonomi bawaan masing-masing – kaya atau miskin – karena dengan mengetahui sebabnya, kita bisa merubah kebiasaan, kelakuan dan situasi kita atau mempertahankan apa yang sudah baik.

Menurut sang Buddha, setiap pengalaman dan situasi hidup seperti kekayaan atau kemiskinan adalah hasil dari sebab dan kondisi hidup terdahulu. Pastinya, hasil mirip dengan sebab asalnya. Hal ini sering dijelaskan dengan contoh menanam pohon buah. Bila kita mendapatkan buah jeruk, sudah pasti buah ini dipanen dari pohon yang ditanam dengan bibit jeruk. Secara logika, jeruk tidak bisa dipanen dari pohon yang ditanam dengan bibit apel. Karena itu, ‘hasil’ di sini adalah buah jeruk harus mirip atau muncul dari sebab tertentu, dalam hal ini menanam pohon jeruk. Karena itu, sebab kekayaan adalah sesuatu yang muncul dari tindakan tertentu yaitu tindakan memberi atau murah hati. Seperti peribahasa, dengan memberi kita menciptakan sebab untuk menerima.

Demikian pula kemiskinan dan kondisi kekurangan tercipta dari bibit atau sebab yang kita tanam di masa lalu. Dalam ajaran Budhisme, diyakini bahwa kemiskinan datang dari kondisi pikiran yang kikir dalam kehidupan ini dan terdahulu. Dengan kata lain, pikiran yang kikir adalah sebab untuk terlahir kembali dalam kondisi kemiskinan. Karena itu, penawar langsung atau obat bagi kemiskinan adalah untuk mengembangkan pikiran yang murah hati dan berbagi dengan mudah. Hal ini dijabarkan oleh Buddha dalam ajaran mengenai hukum sebab-akibat yang kemudian dibabarkan oleh para guru-guru dari Tibet dan India setelahnya.

 

Aktivitas Peningkatan

Dalam praktik ajaran Buddha, kita berlindung kepada Buddha dan Bodhisatva demi meningkatkan pahala dan memurnikan karma kita dan menerima berkat dalam empat jenis aktivitas, yaitu, Pendamaian, Peningkatan, Penaklukan dan Kemurkaan. Empat jenis aktivitas tercerahkan ini akan bangkit dari kebijaksanaan dan cara-cara yang tepat dari sang Buddha dan Bodhisattva demi memberikan manfaat bagi kita.

Aktivitas Pendamaian adalah tindakan pemurnian, mendamaikan dan mengatasi kesulitan dan menyembuhkan penyakit. Di sisi lain, aktivitas yang diklasifikasikan sebagai ‘Meningkat’ adalah hal-hal yang meningkatkan sebab-sebab bermanfaat bagi terwujudnya kesejahteraan materi dan spiritual. Aktivitas Penaklukan bertujuan untuk mengendalikan kondisi dan pikiran negatif. Pada akhirnya, aktivitas Murka adalah tindakan untuk menghilangkan sebab dan kondisi yang paling berbahaya dan negatif bagi kita. Masing-masing aktivitas ini terwujudkan dalam setiap emanasi Dorje Shugden – Duldzin Dorje Shugden (bentuk utama), Shize (Pendamaian), Gyenze (Peningkatan), Wangze (Penaklukan) dan Trakze (Murka).

Ketika kita berdoa kepada Gyenze, kita mengundang aktivitas Peningkatan Dorje Shugden. Karena Gyenze adalah emanasi Manjushri, berdoa kepadaNya akan menghasilkan peningkatan dalam pahala spiritual. Pahala adalah sebab dan energi yang akan membantu kita menuju Pencerahan. Karena itu, pahala yang berlimpah akan memudahkan transformasi pikiran, sebagai hasil dari mempraktikkan ajaran yang kita dengarkan dan pelajari dari Guru kita dan buku Dharma. Karena sifat Gyenze yang tercerahkan, pahala yang dikumpulkan dari berdoa kepada Buddha ini tidak bisa dihabiskan seperti karma baik. Pahala didedikasikan untuk pencerahan kita yang sepenuhnya dan sudah pasti abadi.

Berdoa kepada Gyenze juga meningkatkan kekayaan dalam dan luar. Kekayaan dalam hal ini adalah pencapaian spiritual atau kesadaran yang bangkit dari praktik Enam Paramita, Lamrim, Tiga Aspek Prinsip dari Jalan dan praktik Tantrik yang kita lakukan. Akan tetapi pencapaian utama dari mempraktikkan Gyenze adalah kemurah-hatian karena hal ini adalah sebab utama kekayaan dalam diri dicapai dan terenyahkannya kemiskinan spiritual dan materi dicapai.

Di sisi lain, kekayaan luar adalah kekayaan materi yang didapat melalui karir, bisnis dan jenis usaha lainnya dan yang kita butuhkan untuk hidup dan menjalankan praktik spiritual. Akan tetapi, praktik Gyenze bukan hanya berguna untuk kekayaan finansial tetapi juga untuk meningkatkan kondisi, sumber daya dan kondisi materi, seperti relasi dengan sesama dan bantuan, yang kita perlukan untuk memenuhi aspirasi duniawi kita. Kekayaan luar seperti hubungan positif yang diberikan oleh Gyenze tidak hanya mengenai hubungan asmara tetapi juga persahabatan dan hubungan dekat dengan sahabat spiritual yang mendukung kita dalam perjalanan spiritual dan membimbing kita untuk membuat keputusan yang tepat dan bermanfaat dalam jangka panjang. Pada akhirnya, pahala yang diberikan oleh Gyenze juga akan mengantar kita kepada Guru dari aliran yang otentik bila kita belum memiliki guru, dan hal ini akan mengubah takdir hidup kita yang sekarang dan pada masa yang akan datang.

Pada akhirnya, berdoa kepada Gyenze dapat memperpanjang usia kita, yang biasanya ditentukan oleh karma masing-masing. Karma yang menentukan panjangnya hidup kita tersebut dapat dirubah dengan praktik tertentu dan praktik Gyenze adalah salah satu praktik yang dapat memperpanjang usia kita. Pahala dari praktik Gyenze dapat bermanifestasi dalam bentuk umur panjang sehingga kita bisa memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan Dharma. Hal ini penting karena dengan akumulasi pahala dan purifikasi karma buruk kita dapat merubah takdir reinkarnasi kita pada masa depan dan memberikan kita waktu untuk mengembangkan kesadaran spiritual yang dapat kita bawa ke kehidupan selanjutnya.

 

Lima Agregat

Dalam mandala Dorje Shugden, Gyenze atau Ratna Shugden di sisi kiri dewa utama (tengah). Praktik Gyenze meningkatkan pahala, usia, dan kekayaan dalam dan luar. Klik di sini untuk melihat gambar resolusi tinggi dan klik kanan untuk menyimpan file ini. Gambar ini ini dapat dicetak untuk altarmu.

Lima Keluarga Dorje Shugden merujuk pada emanasi utama Duldzin Dorje Shugden; emanasi ‘damai’, Shize atau Vairochana Shugden; emanasi ‘peningkatan’, Gyenze atau Ratna Shugden; emanasi ‘kendali’, Wangze atau Pema Shugden dan emanasi ‘murka’, Trakze atau Karma Shugden. Setiap emanasi merepresentasikan salah satu dari lima agregat Dorje Shugden, dan setiap emanasi memiliki penampilan yang berbeda yang menggambarkan fungsi khusus mereka yang bermanifestasi untuk memberikan manfaat bagi praktisi dengan cara yang berbeda-beda. Sementara emanasi muncul sebagai dewa yang berbeda-beda, pada dasarnya mereka memiliki pikiran yang sama seperti Dorje Shugden, dan masing-masing lengkap dengan sendirinya.

Kelima agregat, yang dikenal sebagai skandhas, adalah apa yang dijelaskan sang Buddha sebagai lima aspek yang menciptakan makhluk hidup. Lima agregat adalah Bentuk, Perasaan, Diskriminasi, Faktor Mental dan Kesadaran. Makhluk tercerahkan seperti Dorje Shugden dapat memancarkan masing-masing agregatnya sebagai makhluk yang berbeda-beda. Gyenze adalah emanasi agregat perasaan Dorje Shugden dan dia bertindak sebagai peningkat kekayaan duniawi dan spiritual. Agregat perasaan adalah penginderaan sensasi menyenangkan dan tidak menyenangkan. Keterikatan kepada hal yang menyenangkan dan rasa jijik terhadap hal yang tidak menyenangkan adalah apa yang menjadi perangkap bagi kita dan membuat kita menderita karena ia hanya melanggengkan berbagai jenis karma. Akan tetapi Gyenze membebaskan kita karena apapun yang dia berikan kepada kita adalah apa yang kita perlukan untuk tumbuh sepanjang jalan spiritual.

 

Praktik Gyenze

Klik di sini untuk melihat foto beresolusi tinggi dan klik kanan untuk menyimpannya. Foto ini bisa dicetak dan ditaruh di atas altar. Klik di sini untuk mengunduh foto Gyenze dalam resolusi tinggi.

Karena Gyenze adalah emanasi agregat perasaan Dorje Shugden yang telah dipurifikasi, setiap aspek dari tubuhnya menggambarkan berbagai kualitas tercerahkan. Lebih jauh lagi, bentuk fisik Gyenze mengungkapkan kemampuan dan kekuatannya untuk memberikan manfaat bagi makhluk hidup dengan memberikan kekayaan dalam dan luar. Dalam mandala Dorje Shugden, Gyenze berada di sisi kanan dewa utama (Duldzin Dorje Shugden) dalam bentuk pangeran angkasa dengan satu wajah dan dua lengan.

Dengan tangan kanannya, dia memegang vas yang berisi nektar keabadian berwarna emas yang bisa memberikan umur panjang dan dihiasi dengan ranting dari pohon pengabul permintaan. Vas ini menggambarkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan badani seperti kekayaan, kesehatan, hubungan dengan manusia lain dan semua bentuk sumber daya sehingga kita bebas mempraktikkan Dharma. Di tangan lain, dia memegang mangkuk berisi permata dan di lengannya bertengger luwak yang memuntahkan harta karun. Hal ini menandakan bahwa Gyenze adalah dewa pemberi kekayaan, baik spiritual maupun material.

Lebih jauh lagi, Gyenze mengenakan jubah pangeran berwarna kuning dan mengendarai seekor kuda palomino berwarna kuning. Warna kuning menggambarkan aktivitas meningkat dan berlimpah, yang merupakan cara Gyenze untuk memberkati dan memberikan manfaat bagi praktisi. Di lekukan lengan kirinya, dia mengapit bendera kemenangan dan kait vajra. Bendera kemenangan menggambarkan kejayaan melawan Mara atau delusi, emosi negatif dan karma negatif yang menghalangi kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena itu, apapun yang diberikan Gyenze akan menetralisir pencemaran dan halangan. Gyenze yang memegang kait vajra menggambarkan kemampuannya untuk melenyapkan semua halangan dan negativitas dan mengait semua kekayaan spiritual dan material yang pada akhirnya akan menghantar kita pada pembebasan. Kuda palomino menggambarkan bahwa Gyenze sangat cepat dalam menghilangkan kesulitan dan datang untuk membantu kita.

Faktanya, tidak ada Buddha atau Pelindung Dharma yang dapat merubah karma kita. Karena itu cara Gyenze dapat datang untuk membantu kita adalah dengan mengandalkan pahala dan pemurnian karma yang terakumulasi melalui praktik kita memujaNya. Dengan kata lain, praktik Gyenze membantu kita menciptakan pahala di mana dengannya kita dapat mengakses kekuatan gaib Gyenze untuk membantu kita. Tanpa pahala, kita tidak akan dapat menerima berkatnya, karena itu, praktik yang berkesinambungan sangat penting. Jelas kita menerima pahala dengan mengandalkan, memberikan persembahan, visualisasi dan mengucap mantranya. Dengan pahala ini, Gyenze dapat mengaktivasi karma positif yang mati suri dalam diri kita, dan dia juga dapat menunda berbuahnya karma negatif. Ketika Gyenze menunda karma negatif, hal ini bukan berarti karma negatif tersebut hilang, tetapi dicegah terjadi sementara sampai kita berhasil memurnikan karma tersebut sampai pada titik hilangnya karma itu atau dimurnikan total sehingga tidak lagi mencelakakan.

‘Kelebihan’ Gyenze yang membuat praktik ini efektif dan cepat mendatangkan hasil adalah fakta bahwa beliau adalah makhluk tercerahkan dalam bentuk duniawi. Hal ini berarti dia lebih cepat dalam membantu kita dibandingkan dengan dewa kekayaan lainnya karena afinitas karmanya yang lebih dekat dengan kita. Hal ini karena Gyenze beremanasi dalam bentuk dewa, sebuah eksistensi yang kuat dalam enam alam samsara. Menurut sang Buddha, alam lain di bawahnya adalah semi-dewa, manusia, hewan, arwah, dan makhluk neraka. Akan tetapi, walaupun eksistensi Gyenze adalah sebagai dewa, pikirannya murni Manjushri. Di samping itu, sebagai pelindung yang relatif ‘baru’ sejak beliau bangkit 300 tahun yang lalu, kedekatan Gyenze dengan kita membuatnya memiliki kekuatan seribu Pelindung Dharma dan hasil praktiknya datang lebih cepat dibanding dewa kekayaan lainnya.

 

Menyusun Sebuah Altar

Untuk memuja Gyenze, sebaiknya kita memiliki altar Gyenze, lengkap dengan representasi Tubuh, Perkataan dan Pikiran sang Buddha, bersama dengan berbagai persembahan. Tubuh di sini bisa berupa sebuah patung, thangka atau lukisan Gyenze di samping Guru utama atau Guru aliran kita. ‘Perkataan’ digambarkan sebagai teks Dharma dan ‘Pikiran’ digambarkan dengan sebuah stupa.

Di altar Gyenze, kita dapat mempersembahkan dupa, air, bunga dan berbagai jenis makanan, cahaya listrik atau lilin, persembahan sensorik, mandala, Delapan Tanda Keberuntungan, Tujuh Lambang Kerajaan, dan seterusnya. Sebagai bagian praktik kita, kita harus memastikan bahwa altar kita rapi dan bersih, dan persembahan diganti secara berkala. Praktik membersihkan dan memberikan persembahan sebelum melakukan praktik Gyenze adalah bagian dari ritual persiapan yang akan memastikan suksesnya praktik kita.

Susunan Altar:

  1. Sebuah rupa atau patung Buddha
  2. Sebuah rupa atau patung Gyenze
  3. Sebuah teks Dharma
  4. Sebuah Stupa
  5. Satu set Persembahan Sensorik (opsional) (Dari kiri ke kanan – air, air, bunga, dupa, cahaya, parfum, makanan, dan sebuah kulit kerang)
  6. Satu set persembahan air (opsional)

Sebuah altar adalah komponen penting bagi praktik Budhisme, karena hal ini mengingatkan pada tujuan praktik kita – yaitu mengembangkan kualitas dalam diri kita sehingga kita bisa membantu semua makhluk. Ini adalah manfaat spiritual dari memiliki sebuah altar.

Sebuah altar bisa disusun di mana saja kecuali di kamar mandi. Untuk mengembangkan pandangan makhluk tercerahkan hadir di altar di hadapan kita, sangat baik bila kita selalu menunjukan rasa hormat di hadapan altar. Karena itu, bila sebuah altar disusun di kamar tidur, disarankan untuk menutupnya bila melakukan aktivitas yang sifatnya pribadi.

Sebuah altar yang ideal akan selalu terdiri dari semua enam komponen di atas. Akan tetapi, setidaknya, sebuah altar harus memiliki rupa Gyenze dan, dengan berjalannya waktu, kalian bisa menambah barang lainnya bila tersedia. Bagaimana kita melengkapi altar menunjukkan seberapa serius kita melakukan praktik Gyenze guna mendapatkan manfaat dari praktik ini.

“Sentuhan ekstra” dapat ditambahkan ke altar. Satu set persembahan air dengan tujuh atau delapan mangkuk dapat disusun di depan altar dan diisi dengan air yang murni dan bersih sampai tepi. Satu set persembahan murka yang menggambarkan persembahan karma negatif kita, dapat disusun di belakang persembahan air.

 


 

Panduan Praktik

Klik di sini untuk mengunduh teks doa

 

Berlindung

Dorje Shugden Gyenze: Ini adalah thangka Gyenze pribadi saya. Klik untuk melihat gambar dengan resolusi tinggi dan klik kanan untuk menyimpan. Gambar ini bisa di cetak untuk altar kalian.

Video mengenai bagaimana melakukan sembah sujud:

Praktik ini dimulai dengan melakukan resitasi formula perlindungan sebanyak tiga kali. Dalam hal ini, seseorang berlindung kepada Lama Tsongkhapa – Guru dan Buddha, Dharma dan Sangha.

Ketika meresitasi formula perlindungan, bayangkan Lama Tsongkhapa dikelilingi oleh delapan murid utamanya di depan mata. Bila visualisasi ini terlalu sulit pada awalnya, kalian bisa mulai dengan membayangkan Lama Tsongkhapa dengan dua murid utamanya, Khedrup Je dan Gyaltsab Je Rinpoche. Bayangkan mereka duduk di singgasana masing-masing berhiaskan permata berkilau dalam Surga Gaden. Ketiganya tersenyum, bahagia dan dengan hangat mengirimkan berkat mereka.

Lama Tsongkhapa dan dua murid utamanya

Dari singgasana (tempat duduk) Lama Tsongkhapa, bayangkan cahaya kuning yang kuat mengalir keluar. Cahaya ini adalah pikiran Manjushri, turun dari Surga Gaden ke hadapan kalian.

Bayangkan gumpalan awan cemerlang dan di tengah awan tersebut adalah Gyenze, dalam bentuk yang digambarkan di atas. Di hatinya, ada bundaran matahari dengan huruf “Hung”berwarna kuning. Dari huruf “Hung”, cahaya keluar ke sepuluh penjuru untuk mengundang semua Buddha, Bodhisattva dan dewa, dan larut kembali ke huruf “Hung”. Para Buddha, Bodhisattva dan dewa menjadi satu dengan sifat Gyenze di hadapan kalian. Sekarang Gyenze merupakan perwujudan Tiga Permata. Jadi apapun yang kita lakukan pada Gyenze adalah sama dengan perlakuan kita kepada Tiga Permata. Bayangkan Gyenze sebagai makhluk samaya, dan Gyenze sebagai makhluk kebijaksanaan diundang dari dalam singgasana Lama Tsongkhapa. Ketika mereka digabungkan, mereka menjadi satu dan tidak terpisahkan. Jadi kalian harus percaya bahwa makhluk kebijaksanaan Gyenze ada di hadapan kalian sekarang. Sangat penting untuk meyakini hal ini. Kemudian, bayangkan Gyenze, beremanasi dari bawah singgasana Lama Tsongkhapa, dan terus berhubungan dengan Gyenze. Hal ini menandakan sumber berkat dari Lama Tsongkhapa dan kita berhubungan dengan Surga Gaden.

 

Empat Hal Tak Terhingga

Empat Hal Tak Terhingga dibaca untuk membangun motivasi yang baik bahwa semua praktik dilakukan untuk memberikan manfaat bagi kita juga tidak mencelakakan makhluk lain.

Dasar dari praktik Empat Hal Tak Terhingga adalah ‘semua orang ingin bahagia, tetapi kebahagiaan tidak bisa didapat secara terpisah dari mahluk lain‘. Bahkan kebahagiaan seseorang tergantung pada kebahagiaan semua makhluk, dan hal ini mengungkapkan bahwa semua hidup saling berhubungan. Agar bahagia, seseorang harus mengembangkan tingkah laku yang baik kepada orang lain di masyarakat dan kepada semua makhluk.

Karena itu, cara terbaik untuk mengembangkan tingkah laku yang baik terhadap semua makhluk adalah melalui meditasi merenungkan tentang Empat Hal Tak Terhingga, yang mengembangkan kualitas cinta-kasih, kasih, kegembiraan yang menghargai dan sama-rata terhadap makhluk yang tak terhingga jumlahnya.

Praktik Empat Hal Tak Terhingga adalah penawar yang baik bagi kondisi mental seperti kemarahan dan kesombongan.

 

Guru Yoga Lama Tsongkhapa

Setelah menyelesaikan Empat Hal Tak Terhingga, lanjutkan dengan membaca Guru Yoga Lama Tsongkhapa. Ketika melafalkan mantra Migtsema (setidaknya 21 kali) menurut visualisasi yang disarankan di atas (digambarkan dalam bagian “Berlindung”), sangat penting bagi praktisi untuk mengembangkan keyakinan kepada Gyenze (dalam 3-Dimensi/ 3D) muncul di hadapan kalian sebagai mahluk yang sangat berkuasa dan manjur bantuannya. Setelah menyelesaikan Guru Yoga Lama Tsongkhapa, lanjutkan dengan resitasi doa Dorje Shugden.

 

Doa Dorje Shugden – Kangshag

 

Pengenalan

Ini adalah bunga menyeramkan yang dipersembahkan ketika meresitasi Kangshag, sebuah praktik efektif yang berhubungan dengan “Chod”, yang memotong keterikatan kepada tubuh. Beberapa orang mungkin sulit untuk mengerti alasan di balik persembahan substansi yang menjijikan dan “kotor” kepada sang Buddha. Akan tetapi rasa jijik adalah persepsi dari pikiran yang tercemar. Dalam hal ini, Buddha tidak memiliki karma untuk mempersepsikan celaka atau menerima hal yang sifatnya kotor. Karena itu, hal apapun (dibayangkan atau sebenarnya) yang dipersembahkan kepada mereka akan diubah menjadi taman yang indah, menyenangkan dan kolam penuh kebahagiaan. (Rupa ini bisa dicetak dan dipersembahkan di altar kalian)

Kangshag kepada Dorje Shugden adalah praktik yang sangat efektif untuk menghilangkan semua kesulitan dan memurnikan karma negatif yang menyebabkan kita mengalami kemiskinan, kekurangan sumber daya dan kondisi yang sulit.

Doa Kangshag mungkin terdengar seperti penuh kekerasan dan kasar. Akan tetapi hal ini bukan hanya ada dalam praktik Dorje Shugden, tetapi juga umum dalam doa Pelindung Dharma lainnya seperti Kalarupa, Palden Lhamo, Mahakala dan lainnya. Karena itu, bagi mereka yang tidak tahu atau tidak memiliki guru berkualifikasi untuk menjelaskan pentingnya manifestasi murka dalam doa, orang tersebut bisa merasa jijik atau membacanya hanya berdasarkan keyakinan. Walaupun membaca kangshag berdasarkan keyakinan dapat diterima, akan lebih efektif bila kita melakukan praktik kita dengan tingkat kesadaran dan pengertian tertentu. Setelah kita menyadari bahwa manifestasi menyeramkan kangshag ada karena kasih murni Dorje Shugden untuk semua makhluk, kita akan belajar untuk menghargai praktik ini dengan pengabdian besar.

Ketika membayangkan karma seseorang dibersihkan melalui Kangshag, pertama-tama kita harus mengerti bahwa rupa manusia yang digambarkan dalam visualisasi di atas bukanlah manusia yang kita kenal. Rupa seperti manusia ini adalah tanpa perasaan dan merupakan kualitas negatif yang menyebabkan kita untuk terus menciptakan karma negatif, seperti cemburu, marah, kebodohan, keterikatan, dan lainnya. Karena kualitas negatif tidak nyata, kita membayangkan mereka sebagai makhluk dengan wujud manusia agar Gyenze dan rombongannya dapat membunuh kualitas negatif dalam diri kita.

 

Visualisasi Kangshag

Bayangkan sebuah lingkungan menyeramkan yang merupakan manifestasi dari karma negatif kita. Dalam lingkup ini, sebuah figur mirip manusia yang besar, sebesar gunung, bermanifestasi di hadapan kalian. Figur mirip manusia ini adalah semua karma negatif kita dan kualitas negatif yang menghalangi pertumbuhan spiritual kita.

Bayangkan Gyenze dan rombongannya turun menuju figur mirip manusia ini dan memotong-motongnya, membentuk persembahan murka yang tak terhingga banyaknya.

Persembahan murka terdiri dari:

  1. Argham’ (teh) – bayangkan semua darah dari makhluk tersebut ditumpahkan ke mangkuk pertama dan dipersembahkan.
  2. Phupe’ (bunga menyeramkan) – bayangkan tengkorak ditempatkan di jantung. Di atas jantung ada mata, telinga, lidah dan hidung; semuanya diatur secara simetrik di atas jantung.
  3. Duphe’ (dupa) – bayangkan semua tulang yang ada di tubuh kecuali tulang paha) diambil dan dibakar. Asap yang terbentuk dipersembahkan kepada Gyenze.
  4. Aloke’ (cahaya) – bayangkan semua lemak tubuh dikeluarkan dan dibuat menjadi lampu mentega dan dipersembahkan kepada Gyenze.
  5. Gyende’ (parfum) – bayangkan semua cairan dalam tubuh seperti urine, empedu, kotoran dan lainnya, dikosongkan ke sebuah mangkuk dan dipersembahkan.
  6. Newide’ (makanan) – bayangkan semua daging tubuh dipotong dan dipersembahkan.
  7. Shapta’ (suara) – bayangkan tulang paha diukir menjadi sebuah instrumen musik angin sebagai persembahan kepada Gyenze.

Setelah menyelesaikan doa Kangshag, bayangkan semua manifestasi negatif ini dihancurkan oleh Gyenze dan rombongannya. Visualisasi purifikasi adalah dalam bentuk murka dan berdarah sebagai latihan bagi kita untuk tidak terikat atau jijik dengan hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Ini adalah metode lain di mana pelepasan direnungkan dengan melihat tubuh kita bangkit dari karma negatif dilumatkan, ditumbuk dan dihancurkan seperti dalam ajaran Chod. Praktik ini mungkin sifatnya grafis dan menyeramkan tetapi semuanya dalam konteks semangat pelepasan dalam ajaran Buddha, seperti ketika para biksu Thailand bermeditasi di kuburan atau di hadapan tulang-belulang dan tengkorak untuk mengaktualisasikan rasa tidak terikat dari tubuh kita dimana kita memiliki pandangan yang salah mengenai kekekalannya dan karena itu menginvestasikan waktu, energi dan sumber daya yang tak terhingga banyaknya – walaupun pada akhirnya tubuh ini akan mengecewakan kita dengan kematian. Pelepasan adalah komponen yang kuat dalam meditasi kita untuk mengaktualisasikan agar praktik Dharma kita menjadi tulus. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan pelepasan adalah mendasar dalam semua tiga Yana Budhisme. (Akhir dari visualisasi)

Karena itu, ketika mempersembahkan hal ini sembari meresitasi Kangshag, kita membersihkan karma yang kita akumulasikan selama banyak kehidupan. Kangshag harus diresitasikan sebanyak mungkin, tetapi sebagai pedoman, kangshag bisa diresitasi sebanyak tiga, tujuh atau 21 kali pada setiap sesi doa, tergantung seberapa mendesak situasinya. Resitasi Kangshag digabungkan dengan visualisasi adalah metode yang sangat efektif untuk mempurifikasi karma negatif yang mendesak. Semakin banyak Kangshag yang kalian resitasikan dengan visualisasi Gyenze, semakin cepat hasilnya. 100,000 resitasi Kangshag kadang dilakukan oleh sekelompok biksu secara bersamaan selama beberapa hari karena doa ini sangat efektif. Tidak ada hal negatif yang bisa muncul dari meresitasi Kangshag Gyenze atau Pelindung Dharma lainnya.

 

Torma

Setelah membaca Kangshag, sangat bermanfaat untuk mempersembahkan torma kepada Pelindung Dharma.

Membuat torma tradisional: Sang pembuat menggunakan masker untuk melindungi “kebersihan” torma dari nafas kita (yang dianggap tidak murni).

Torma adalah kue ritual yang terbuat dari tepung dan mentega, digunakan untuk persembahan dalam ritual Budhisme Tibet. Torma dapat dibuat dalam berbagai bentuk, sesuai intensi dalam mempersembahkannya tetapi biasanya dibuat dalam bentuk kerucut. Mereka bisa diwarnai macam-macam tergantung dari mana asal praktik torma tersebut. Pada umumnya torma berwarna putih dan merah. Y.M. Kyabje Zong Rinpoche pernah berkata bahwa tidak praktis bagi mereka yang tidak hidup di biara untuk mempersembahkan torma tradisional. Jadi dia berkata bahwa boleh saja mempersembahkan sesuatu yang kita sukai seperti kue dan biskuit. Bila kita melakukan perjalanan atau berada di hotel, pesawat atau kereta, kita masih bisa melakukan praktik Gyenze tanpa persembahan, hanya dengan resitasi dan visualisasi. Kita harus menyesuaikan dengan waktu, tempat dan keadaan dan kemampuan kita. Ketulusan, kepercayaan dan keyakinan dalam praktik Gyenze kita pasti akan membuahkan hasil.

Susunan altar yang lebih sederhana. Praktisi yang tidak dapat membuat torma tradisional dapat menggunakan toples yang diisi dengan kue kering sebagai pengganti.

Untuk praktisi awam yang tidak terlatih dalam membuat bentuk torma tradisional, torma dapat diganti dengan sebuah botol kaca yang diisi dengan kue kering. Bila orang tersebut ingin mempersembahkan torma selama praktik, torma berikut dapat disiapkan:

  1. Satu toples besar yang diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada Lama Tsongkhapa)
  2. Satu toples besar yang diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada Gyenze)
  3. Satu toples lebih kecil diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada rombongan Gyenze)

Akan tetapi, bila waktunya terbatas, persembahan torma dapat dihilangkan. Torma (biskuit) ditaruh dalam toples untuk mencegah datangnya serangga. Kalian bisa mempersembahkan torma di piring, mangkuk atau cangkir dan kemudian membuangnya di tempat yang bersih pada akhir puja/doa. Kalian juga bisa memakan torma untuk mendapatkan berkat. Bila kalian tidak ingin memakannya, biskuit ini bisa dibungkus dengan kertas dan kemudian dibuang dalam tempat sampah.

 

Persembahan Teh Hitam (Serkym)

Praktik ini juga dikenal dengan Persembahan Minuman Emas atau Serkym, yang merupakan ritual utama dari Kangsol Dorje Shugden. Praktik ini bisa dikembangkan sebagai persembahan yang lebih kepada Pelindung Dharma untuk memohon bantuan cepat. Karena itu, persembahan Serkym dianggap populer dan umum dipraktikkan diantara praktisi modern untuk memohon bantuan segera, terutama pada saat sangat dibutuhkan. Secara tradisi, teh digunakan sebagai persembahan. Akan tetapi, minuman lain seperti susu atau bahkan minuman bersoda dapat digunakan sebagai pengganti.

Sebuah set serkym tradisional

Persembahan serkym secara tradisional dipersembahkan dengan menuangkan minuman dalam wadah bertingkat dua, yang terdiri dari wadah yang lebih tinggi yang diletakkan dalam mangkuk yang lebih rendah. Bila benda ritual bergaya Tibet (yang biasanya terbuat dari kuningan) tidak bisa didapat, kalian dapat menggantikannya dengan sebuah gelas yang tinggi (seperti gelas anggur) yang diletakan dalam sebuah mangkuk kaca.

Pada saat mempersembahkan serkym, minuman dituangkan dalam pot atau kendi ke dalam wadah yang lebih tinggi sampai cairan tumpah ke mangkuk kedua. Dalam Budhisme, cairan yang tumpah melimpah menandakan tanda keberuntungan sebagai simbol pahala, kebaikan, sumber daya materi dan kondisi kondusif yang berlimpah untuk praktik Dharma.

Minuman dapat dituangkan ke wadah sebelum membaca bait doa Serkym, atau minuman dapat dituang sedikit-sedikit pada saat meresitasi baris yang relevan selama liturgi. Bila cara kedua yang dipilih, tuangkan sedikit teh ke wadah yang lebih tinggi sehingga kalian tidak mempersembahkan wadah kosong kepada Buddha. Sebelum dimulai, konsekrasikan Serkym dengan memutarkan dupa batangan yang menyala searah jarum jam ke sekeliling Serkym sembari melantunkan ‘OM AH HUM‘.

Ketika mempersembahkan Serkym, bayangkan minuman tersebut sebagai nektar ilahi yang memperbanyak diri untuk memenuhi seluruh samudera yang menggambarkan hal-hal yang diinginkan di dunia dan menyenangkan kelima indera.


 

Resitasi Mantra

Setelah kalian menyelesaikan persembahan teh hitam (Serkym), bacalah mantra peningkatan Dorje Shugden untuk memohon aktivitas meningkat. Mantra Gyenze adalah “OM BENZA WIKI BITANA SOHA TSESO PALJOR LONG CHO THAMCHED PUTRIM KURU OM”. Kalian bisa meresitasi mantra ini sebanyak satu, tiga, tujuh atau sebanyak mungkin mala sesuai keinginan kalian. Disarankan untuk meresitasi mantra ini sebanyak mungkin. Juga disarankan untuk melakukan praktik ini secara konsisten setiap hari. Setelah menyelesaikan pembacaan mantra setiap sesi, bacalah mantra purifikasi Vajrasattva 21 kali (kalian bisa meresitasi 100 suku kata mantra Vajrasattva atau mantra pendeknya OM VAJRASATTVA HUNG).

Di bawah ini adalah penjelasan visualisasi (penting untuk dilakukan) saat membaca mantra Gyenze untuk memohon berkatnya, seperti yang diajarkan Kensur Jampa Yeshe Rinpoche:

Catatan tangan saya mengenai meditasi Gyenze. Kensur Jampa Yeshe Rinpoche yang mengajar, dan saya menulis apa yang diajarkannya. (Klik gambar untuk memperbesar)

Ketikan catatan tangan saya ada di sini:

Hidup, pahala, kekayaan dan keberuntungan bisa tertarik pada kita.

Dari HUNG kita sebagai dewa, cahaya kuning keluar dari hati Gyenze dan rombongannya yaitu di atas bundaran matahari dengan HUNG kuning dan mantra di sekelilingnya. Mereka menjadi sangat senang dan bahagia. Setelah memohon. Dari mereka, cahaya keluar, di setiap ujung cahaya, banyak dewi cantik yang keluar (Seperti dalam persembahan mandala) dan memberi persembahan kepada Buddha, Bodhisatva, Daka dan Dakini, dll.

Mereka yang tercerahkan sangat senang dengan persembahan kepada sang pelindung. Kemudian yang tercerahkan mengirimkan cahaya dan mengisi Gyenze dan rombongannya (terutama) Gyenze dengan kemegahan dan kekuatan lebih. Lagi, cahaya kuning dari Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa, yaksha, naga, dll, dan menyentuh mereka dan mengait hidup, kebaikan, keberuntungan, kemegahan, kekayaan mereka and kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh Lambang Kerajaan, Delapan Tanda Keberuntungan, dll. kembali ke bumpa Gyenze, dalam warna kuning.

Pahala, kemegahan, kebaikan, kekayaan, dll. mengisi vas pelindung dengan kualitas pengabul permintaan, diisi dengan apapun yang kita perlukan. (Kita dapat melanjutkan atau menghentikan meditasi di sini).

Pancaran cahaya dari vas dan artefaknya bergerak menuju donatur, orang tua, dan semua makhluk dan pikiran yang kikir, karma negatif, tetapi khususnya kekikiran dihilangkan.

Dan seseorang menerima berkat tubuh, perkataan dan pikiran Gyenze dan doa dalam bentuk cahaya kuning, seseorang menjadi penuh dengan kebaikan, kekayaan, kebijaksanaan, ajaran Buddha, siddhi didapat dan juga makhluk lainnya.

Kemudian cahaya kuning dari artefaknya dan dia sendiri pergi ke langit dan menciptakan banyak awan berwarna kuning keemasan, terang dan bercahaya. Dari awan ini hujan beras, permata, uang, fasilitas, dll. turun dengan derasnya dan bahkan dari mangkuk permata Gyenze, hujan turun bersama dengan awan dan lainnya, ke negara, daerah, ruangan kita, dan terutama kotak bhumpa kita menjadi terisi dengan semua kebutuhan, kekayaan dan tanda-tanda kekayaan yang kita perlukan. Jadi awan emas mengeluarkan suara raungan naga, suara yang menyenangkan (bukan tidak menyenangkan) ke sepuluh arah dan nama orang tersebut disebarkan dimanapun suara petir terdengar.

OM DHARMAPHALA – 9x

Renungkan ini:

OM BENZA WIKI BITANA SOHA ZE SO PEJOR LONGCHO THAMCHED PUTRIM KURU OM

Dan setelahnya mantra Vajrasattva (yang singkat tidak apa) OM VAJRASATTVA HUNG.

Kemudian lakukan visualisasi pelarutan.

Makhluk berkomitment (dibayangkan) larut ke dalam bhumpa dan makhluk bijaksana dalam diri kita. Kita adalah satu dengan Manjushri.

~ Diajarkan oleh Y.M. Kensur Jampa Yeshe Rinpoche, Gaden

Go to top

 

Penjelasan Tambahan mengenai Visualisasi Resitasi Mantra

Pertama-tama, kita membayangkan diri kita sebagai yidam. Yidam adalah dewa meditasi atau Buddha dari empat kelas Tantra dimana kita menerima inisiasi mereka. Bila kita tidak memiliki yidam dimana kita menerima inisiasi, kita memvisualisasikan Lama Tsongkhapa duduk dengan lembut di pucuk kepala kita. Kemudian, cahaya yang berwarna kuning keluar ke jantung Gyenze. Gyenze duduk di atas bundaran matahari dengan suku kata “HUNG” berwarna kuning dan rangkaian mantra di jantungnya. Rangkaian mantra ini pada dasarnya adalah mantra Gyenze yang mengelilingi suku kata ‘HUNG’ searah jarum jam. Hal ini menggambarkan ‘Pikiran’ Gyenze. Cahaya kuning mewakili permintaan kita kepada Gyenze untuk melakukan aktivitas untuk meningkatkan kekayaan luar dan dalam diri.

Selanjutnya, Gyenze menjadi sangat senang dan bahagia. Setelah memohon, dari diri dan rombongannya, cahaya tersebar ke semua arah dan pada ujung setiap cahaya, banyak dewi yang bermanifestasi dan memberikan persembahan sensorik kepada Buddha, Bodhisattva, Daka dan Dakini dan seterusnya. Mereka yang tercerahkan sangat senang dengan persembahan Pelindung. Kemudian, Yang Tercerahkan mengirimkan cahaya dan memenuhi Gyenze dan rombongannya dengan kemegahan dan kekuatan lebih. Bagian visualisasi ini adalah untuk memperkuat komitmen atau visualisasi kita dengan berkat Buddha dan Bodhisattva.

Kemudian, cahaya kuning keluar dari bumpa Gyenze. Dalam cahaya ini, permata, kait vajra dan panji dalam bentuk replika mereka keluar, dan karenanya mengisi ribuan sistem dunia dan pergi menuju makhluk luar biasa, dewa, yaksha, naga. Ia mengait hidup, kebaikan, keberuntungan, kemegahan dan kekayaan yang kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh Lambang Kerajaan, Delapan Simbol Keberuntungan, dll. dalam bentuk cahaya kuning dan kembali ke bumpa Gyenze. Pahala, kemegahan, kebaikan, kekayaan, dll. memenuhi vas Pelindung dengan kualitas pemenuh harapan dan karenanya mengisinya dengan apapun yang kita butuhkan.

Pada titik ini, visualisasi dapat dihentikan atau dilanjutkan tergantung keinginan praktisi.

Kemudian, cahaya dari vas dan peralatan keluar menuju donatur, orang tua, (atau seseorang yang kita pikirkan) dan semua makhluk hidup, dan mengusir karma negatif. Kekikiran khususnya dihilangkan. Kemudian, seseorang menerima berkat Tubuh, Perkataan, dan Pikiran Gyenze dan berkatnya dalam bentuk cahaya kuning. Dalam pancaran cahaya kuning, visualisasikan rupa Gyenze kecil yang tak terhingga banyaknya, mantra dan peralatannya larut dalam dirimu melalui pucuk kepalamu, memberkatimu untuk mendapatkan kualitas tubuh, perkataan dan pikiran Gyenze. Karena itu, orang tersebut dipenuhi dengan kebaikan, kekayaan, kebijaksanaan, ajaran Buddha dan siddhi dicapai dalam diri kita dan juga semua makhluk. Bagian visualisasi ini adalah untuk mengarahkan energi kekayaan Gyenze yang telah diperkaya dengan mengaitkan kekuatan makhluk luar biasa dan menarik mereka ke dalam diri kita dan semua makhluk.

Kemudian cahaya kuning dari peralatannya dan dirinya naik ke atas ke langit dan menciptakan banyak awan berwarna kuning emas yang cerah dan bersinar. Kemudian, dari awan turun hujan deras beras, permata, uang, fasilitas, sumber daya dan seterusnya. Bahkan dari mangkuk harta-karun Gyenze, hujan benda yang sama turun ke negara, daerah, ruangan dan khususnya lemari kekayaan kita, yang menjadi penuh dengan semua yang kita butuhkan, kekayaan dan pertanda kekayaan yang kita perlukan. Kemudian, awan emas mengeluarkan raungan naga dan petir yang merupakan pertanda keberuntungan dan enak didengar ke sepuluh arah dan nama orang tersebut tersebar kemanapun suara petir terdengar. Visualisasi ini adalah untuk menarik kekayaan dalam dan luar yang berlimpah dari Gyenze.

Setelah menyelesaikan visualisasi, kita melakukan meditasi Pelarutan. Pada titik ini, makhluk komitmen (visualisasikan Gyenze dan rombongannya) larut dalam vas Gyenze dan kemudian, Gyenze yang merupakan makhluk bijaksana larut dalam diri kita. Kita berpikir bahwa kita telah menjadi satu dengan Manjushri. Penyelesaian visualisasi ini adalah penting dalam mendapatkan kekayaan dalam diri dan pencapaian spiritual.

 

Doa Manjushri Kekayaan

Bila waktu mengijinkan, bacalah pujian kepada Gyenze yang dikomposisikan oleh Y.M. Kyabje Zemey Rinpoche untuk memperkuat praktikmu. Saya menerima ‘lung‘ (transmisi oral) doa dan mantra ini dari Kyabje Gangchen Rinpoche pada bulan April 2007.

 

Dothey dan Dedikasi

Sebelum mengakhiri sesi, baik untuk meresitasi doa Dothey, permohonan kepada Dorje Shugden untuk melakukan aktivitas tercerahkan ditulis oleh Y.M. Kyabje Trijang Rinpoche. Dothey juga mengandung bait yang bersifat mengerikan dan saran untuk ‘membunuh musuh‘, tetapi kata-kata mengerikan ini hanyalah simbolisme, bukannya ditujukan kepada makhluk tertentu. Dalam praktik Buddha manapun, tidak ada celaka yang dikenakan kepada makhluk lain dengan ritual, pikiran, meditasi atau tindakan. Kata ‘membunuh‘ dalam Dothey merujuk pada penghancuran musuh dalam diri yaitu ego, egoisme, kekikiran, kemarahan dan kebencian. Jadi “membunuh musuh” dalam Dothey mungkin terdengar penuh kekerasan tetapi hal ini merujuk pada kekerasan yang kita ciptakan secara emosional terhadap orang disekitar kita karena emosi yang menindas. Praktik ini ditujukan pada ‘membunuh‘ emosi negatif dalam diri kita atau setidaknya menyadari bahwa musuh ada dalam diri.

Setelah kalian menyelesaikan Dothey, visualisasikan Gyenze dan Lama Tsongkhapa larut dalam diri kalian dan resitasikan bait-bait pelarutan. Akhiri sesi dengan dedikasi singkat. Hal ini penting untuk membuat dedikasi tulus.

 

Addendum: Cara Lain untuk Mengumpulkan Kekayaan

Sebuah vas kekayaan yang sudah disegel dan dikonsekrasi

CATATAN: Informasi dibawah berhubungan dengan konstruksi kotak kekayaan sebagai metode tambahan untuk mengumpulkan kekayaan. Hal ini hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan saja. Kotak kekayaan hanya boleh dikonstruksikan oleh praktisi berpengalaman. Selain itu, memiliki vas kekayaan adalah berkat.

Di samping melakukan ritual dan puja Gyenze, cara lain untuk mengumpulkan kekayaan adalah dengan menciptakan sebuah vas kekayaan dan meletakannya dalam kotak atau lemari kekayaan yang disebut ‘yangkam’. Tradisi menciptakan vas kekayaan berasal dari guru India Jowo Dipamkara Srijana Atisha yang, diantara banyak prestasinya, adalah Kepala Biara Vikramashila di India kuno.

Yidam utama Atisha adalah Tara dan karena pencapaiannya yang tinggi, dia selalu bertemu dan berkonsultasi dengan Tara sebelum membuat keputusan penting. Konon, Buddha Tara menyarankan Atisha untuk menerima permintaan dari Raja Bodhisattva Tibet untuk pergi ke Tibet dan mengajar Dharma. Ketika berada di Tibet, Tara bermanifestasi kepada Atisha dan diminta oleh Guru India ini untuk mengajarkan ritual untuk mewujudkan kemakmuran karena Tibet adalah tempat yang gersang dan masyarakatnya tidak mengenal Dharma, dan hal ini menyebabkan banyak kesulitan bagi misi Atisha untuk berkembang. Karena itu, Tara memberikan instruksi detil untuk menciptakan vas kekayaan yang diikuti oleh Atisha. Setelah Atisha menciptakan vas kekayaan pertama, dia menjadi sukses dalam menarik murid, pendukung, donatur dan sumber daya yang dibutuhkannya untuk melaksanakan pekerjaannya.

Tradisi menciptakan vas kekayaan berasal dari Atisha dan dimasukan dalam praktik Buddha kekayaan seperti Dzambala dan seterusnya. Kyabje Trijang Rinpoche menciptakan dan melembagakan praktik menciptakan vas kekayaan Gyenze guna mengambil bagian dalam berkat luar biasa Gyenze untuk menarik kekayaan dan sumber daya. Untuk membuat vas kekayaan, dibutuhkan vas tradisional dan bahan-bahan seperti dupa, mantra, simbol kekayaan seperti koin, batu permata, tujuh simbol kerajaan dan lainnya seperti biji-bijian (contoh: kacang-kacangan, beras, miju) bersama dengan rupa Gyenze.

Ini adalah bahan dasar vas kekayaan, tetapi bisa juga ditambah dengan bahan-bahan lain agar lebih ekstensif. Selain bahan-bahan yang disebutkan di atas, ada juga bahan khusus dan sakral seperti jubah lama senior, benda suci seperti tanah dan ranting pohon dari tempat sakral seperti Bodhgaya, atau relik para lama senior seperti Y.M. Panchen Lama, Y.M. Trijang Dorje Chang, Y.M. Kyabje Zong Rinpoche dan lainnya. Benda-benda ini ditaruh dalam vas, kemudian dikonsekrasikan dengan mantra dan ritual tradisional yang dilakukan untuk mengundang energi Gyenze ke dalam vas kekayaan tersebut. Kemudian, vasnya disegel dengan kain lima warna dan diikat dengan tali lima warna.

Sebuah contoh lemari kekayaan. Di dalamnya adalah sebuah vas kekayaan dan berbagai persembahan. Sebagai catatan, sebuah kotak kekayaan hanya boleh dikonstruksikan oleh seorang praktisi berpengalaman.

Lemari kekayaan bisa dibuat dalam berbagai ukuran mulai dari ukuran satu kaki sampai dengan ukuran satu ruangan. Baik bila kotak kekayaan ini memiliki banyak lemari untuk menyimpan persembahan. Makin besar lemarinya makin banyak persembahan yang bisa diberikan untuk Gyenze melalui vas kekayaan. Kabinet bisa diletakan di lokasi manapun yang strategis bagi kehadiran Gyenze dan energinya untuk bermanifestasi, contohnya di kantor, ruang tamu atau ruang altar.

Vas kekayaan bisa ditempatkan di tempat tertinggi dan persembahan kita diletakan di rak di bawahnya. Bila ada foto Gyenze atau patung kecil, bisa ditempatkan di sekitar vas kekayaan untuk mengisi ruang. Tidak ada aturan mengenai urutan bagaimana persembahan diletakkan. Lemari kekayaan bisa dikonsekrasikan oleh lama senior, Geshe atau biksu dengan Puja Yangdup dan disegel untuk tahun tersebut. Kabinet hanya dibuka setahun sekali untuk mengganti persembahan. Vas kekayaan dan lemarinya kemudian akan dikonsekrasi lagi dengan puja Yangdup sebelum disegel selama setahun.

Persembahan yang diletakan di dalam lemari kekayaan harus terdiri dari benda-benda yang menyenangkan lima indera penglihatan, suara, penciuman, perasa dan sentuhan. Benda-benda ini mungkin berupa bunga, batu berharga, lonceng, kulit kerang, genderang atau peralatan musik, parfum, saffron, makanan kering seperti makanan kalengan, manisan, minuman, bubuk susu, gula, madu, biji-bijian seperti kacang-kacangan, beras, gandum, bibit sesawi, minyak zaitun, minyak bunga matahari, brokat, sutra atau hal-hal serupa.

Persembahan sensorik diatur dalam lemari kekayaan bersama dengan rupa Delapan Simbol Keberuntungan, Naga, burung phoenix, dan lambang permata.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ukuran persembahan dan kuantitasnya tergantung pada kapasitas lemari. Akan tetapi makanan yang mudah basi harus dihindari dan praktisi hanya mempersembahkan makanan yang bisa bertahan selama satu tahun. Kita juga bisa mempersembahkan figur hewan, mobil, rumah mainan, kristal berbagai bentuk seperti dalam bentuk bunga dan buah, koin, uang, permata, logam berharga seperti emas, perak, tembaga dan batu-batu permata.

Di samping vas kekayaan, Yang Dzay Rilbu adalah pil-pil kecil yang dikonsekrasikan dengan energi dewa kekayaan oleh para lama senior. Mereka dimaksudkan untuk dikenakan dan berfungsi sama dengan vas kekayaan. Akan tetapi mereka lebih kecil dan mudah dipindahkan dan cocok bagi mereka yang sering berpergian.

 

Kesimpulan

Gyenze tidak lain adalah Manjushri, beremanasi untuk meningkatkan pencapaian spiritual kita dan juga sumber daya agar kita dapat melakukan aktivitas spiritual. Melakukan praktik Gyenze akan memberkati kita dan lingkungan sekitar untuk membantu meningkatkan aktivitas dan energi Dharma, memfasilitasi pencapaian. Pada umumnya, praktik Gyenze juga bisa memberikan kita kekayaan, sumber daya, memperpanjang usia hidup kita dan bahkan mengembangkan bisnis kita. Tetapi tujuan sebenarnya praktik Gyenze adalah agar kita diberkati dengan lingkungan yang kondusif sehingga kita dapat melakukan praktik spiritual dan mendapatkan pengertian mengenai ajaran Dharma yang lebih mendalam dan memfasilitasi praktik pelatihan pikiran seperti Lojong. Pada akhirnya, Manjushri bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan rupa baik hidup atau tidak karena pikiran tercerahkan tidak memiliki batasan. Makhluk tercerahkan bisa bermanifestasi, bermanifestasi kembali dan bermanifestasi menurut waktu, tempat, keadaan dan afinitas karma makhluk hidup yang mereka beri manfaat.

Jadi praktik Dorje Shugden baru berusia 400 tahun dan dianggap relatif baru, karena banyak yang membutuhkan emanasi ini. Afinitas Dorje Shugden dan kemampuannya untuk menolong semua makhluk akan lebih diakui pada waktunya. Kita boleh menjalani praktik Dorje Shugden dalam bentuk beliau yang manapun dan mengakuiNya sebagai Pelindung Dharma utama kita. Sekali lagi, Pelindung Dharma bukanlah praktik utama kita tetapi terkadang diperlukan untuk mengatasi banyak masalah sehari-hari yang kita hadapi. Sekali kita meyakini dan mengandalkan makhluk tercerahkan seperti Dorje Shugden, seiring dengan berjalannya waktu, kita dapat melihat hubungan khusus berkembang dan dia akan menjaga kita seperti seorang ayah menjaga anak tunggalnya.

Kasih, kebijaksanaan dan kemampuan Dorje Shugden tidak terbatas karena dia adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya, bermanifestasi sebagai Pelindung Dharma. Betapa beruntungnya kita untuk mendengar namanya dan juga untuk melakukan praktiknya. Tidak peduli apakah kalian penganut Budhisme atau bukan penganut Budhisme, penganut Gelug atau berasal dari sekolah Budhisme lain, miskin atau kaya, lelaki atau perempuan. Orang sering menyebut Dorje Shugden sebagai Pelindung Gelugpa tetapi hal ini salah karena dia tidak lain adalah Manjushri, dan Manjushri tidak bisa dibatasi dalam ajaran Gelug saja.

Benar, Dorje Shugden memiliki afinitas khusus dengan Lama Tsongkhapa dan ajarannya karena dalam salah satu hidupnya, dia adalah salah satu dari delapan murid utama Tsongkhapa. Tetapi bahkan sebelum jaman Lama Tsongkhapa, dia telah bereinkarnasi sebagai banyak guru besar di Tibet, Nepal, India, dan Cina. Bahkan dia adalah salah satu Kaisar dari dinasti Qing di Tiongkok yang bernama Kangxi. Kangxi telah membawa jaman Budhisme dan memperkenalkan ajaran Lama Tsongkhapa ke lingkungan istana Cina dan di negara Cina. Para kaisar dinasti Qing dan keturunan mereka dikenal sebagai Manchurian. Menurut catatan sejarah resmi Dinasti Qing, penelitian atas asal nama Manchu; nama etnik ‘Manchu’ berasal dari Manjushri. Kaisar Qian Long juga mendukung pernyataan mengenai asal-muasal nama etnik mereka dan menulis beberapa syair mengenai hal ini.

Garis inkarnasi Dorje Shugden dapat ditelusuri sampai dengan 84 Mahasiddha. Berkat dan perlindungannya akan diberikan bagi siapa saja yang dengan tulus memohon energi tercerahkannya. Sekali lagi, saya menekankan bahwa dia tidak hanya membantu praktisi Gelug dan penganut agama Buddha, tetapi setiap orang yang memerlukan bantuan. Sebagai contoh, praktiknya juga umum diantara para Sakya, dimana dia bermanifestasi mengendarai kuda hitam. Bila kalian tidak mempercayai hal ini, kalian membatasi kekuatan makhluk tercerahkan. Dorje Shugden dalam bentuk apapun akan membantu setiap orang yang dengan tulus memohon bantuannya. Dari rumah kalian, kalian dapat mengunduh praktik harian yang saya lampirkan di sini dan mulai dengan segera. Bacalah penjelasannya dengan seksama untuk menambah pengetahuan dan pengertian kalian. Jangan takut bila kalian tidak dapat melakukan visualisasi atau persembahan dengan ‘sempurna’ karena Dorje Shugden adalah Buddha dan tidak akan ‘tersinggung’ dengan kekurangan. Ketulusan dan konsistensi adalah kuncinya.

Ketika kita mengandalkan Dorje Shugden secara konsisten, seiring dengan berjalannya waktu, kalian akan memiliki sahabat, asisten, pelindung dan sahabat kepercayaan. Percayalah pada Dorje Shugden sepenuhnya. Tidak ada bagian praktiknya yang bisa menyebabkan celaka dalam bentuk apapun. Ratusan lama senior dari sekolah Budhisme Gelug dan Sakya telah mengandalkan Dorje Shugden selama lebih dari 300 tahun. Banyak institusi biara besar dan juga praktisi awam yang berada dalam perlindungan penuh dari pelindung ilahi ini. Bila kalian menemukan praktiknya, hal ini bisa merupakan indikasi bahwa kalian memiliki afinitas yang kuat. Unduh fotonya, cetak dan letakan altar dan mulai praktiknya. Bagi mereka yang terlalu muda, sakit atau tua dan tidak kuat untuk melakukan praktiknya setiap hari, mereka bisa menaruh sebuah foto Dorje Shugden atau Gyenze di dekat mereka dan meresitasi mantranya saja. Sekali lagi, ketulusan dan keyakinan adalah kuncinya. Dengan tulus saya mengharapkan yang terbaik untuk kalian.

Tim saya telah bekerja keras bersama saya untuk membawa kompilasi ini kepada kalian. Saya, dari dalam hati, berterima kasih pada sekelompok orang yang pengasih dan bekerja keras yang hanya bertujuan untuk membantu saya memberi manfaat kepada kalian. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan luar biasa. Kita memiliki banyak orang seperti itu di Kechara dan saya merasa terhormat karenanya. Terima kasih banyak kepada tim saya! Saya mendedikasikan semua pahala untuk kebahagiaan, kedamaian, pertumbuhan dan kebebasan tim saya.

Saya juga mendedikasikan pahala dari pemegang aliran dari semua tradisi dan semua guru yang berbicara mengenai kedamaian, cinta kasih, dan pengembangan kasih agar mereka berumur panjang dan lebih sukses. Saya dan tim saya merasa terhormat untuk membawa praktik Gyenze yang sangat bermanfaat untuk pertama kalinya di sini. Saya mengharapkan sukses, kesehatan, pertumbuhan dan kebebasan bagi setiap orang. Semoga kalian berada dalam perlindungan Manjushri yang damai, murka, mistis dan banyak manifestasinya dalam kehidupan ini dan seterusnya.

Sarva mangalam,
Tsem Rinpoche

 

Dedikasi Oleh Tsem Rinpoche

Maksud dari mempersembahkan praktik ini adalah supaya dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga mereka yang mempraktikkan Dorje Shugden sebagai Gyenze atau emanasi Dorje Shugden lainnya menerima berkat kekayaan dalam, luar dan rahasia. Semoga sumber daya yang mereka perlukan untuk hidup dengan baik dan melakukan praktik spiritual diberikan oleh Dorje Shugden Gyenze. Semoga mereka mendapatkan kedamaian pikiran, tidur damai, keluarga damai, hidup damai dan bebas dari kecelakaan. Ingatlah bahwa Dorje Shugden adalah Buddha Perdamaian Dunia yang beremanasi sebagai pelindung Dharma dan sifatnya adalah Manjushri yang tercerahkan sepenuhnya. Doa ini khususnya disediakan agar orang bisa dengan nyaman dan bebas mengakses praktik berharga ini, khususnya mereka yang sangat membutuhkannya.

Saya telah bekerja dengan tim saya untuk mengkompilasi semua ini dengan harapan ia akan membawa manfaat besar.

Tsa tsa Gyenze yang berkualitas tinggi, detil dan indah. Saya sangat senang membuat rupa ini tersedia untuk banyak orang.

Catatan dari tim blog ini:

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

6 Responses to Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

  1. Dewi on Mar 25, 2023 at 6:03 am

    Saat mendaraskan doa Gyenze, saya berencana untuk MENGUBAH visualisasi yang ada di bagian Resitasi Mantra.

    Ini adalah bagian yang ingin saya ubah untuk praktik pribadi saya:
    “…Lagi, cahaya kuning dari
    Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk
    replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa,
    yaksha, naga, dll, dan menyentuh mereka dan mengait hidup, kebaikan, keberuntungan,
    kemegahan, kekayaan mereka and kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh
    Lambang Kerajaan, Delapan Tanda Keberuntungan, dll. kembali ke bumpa Gyenze, dalam
    warna kuning…”

    Saya akan mengubahnya menjadi ini:
    “…Lagi, cahaya kuning dari
    Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk
    replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa,
    yaksha, naga, dll, dan menyampaikan permohonan saya kepada mereka untuk berbagi umur panjang, kebaikan, keberuntungan,
    kemegahan, kekayaan mereka. Mereka (para dewa) ternyata bersedia membantu saya, maka mereka mengirim umur panjang, kebaikan, keberuntungan,
    kemegahan, kekayaan dalam bentuk permata pengabul permintaan, 7
    Lambang Kerajaan, 8 Tanda Keberuntungan, dll kembali ke bumpa Gyenze, dalam
    warna kuning.…”

    Alasan mengapa saya ingin mengubah ayat visualisasi tsb adalah kehidupan masa lalu saya beberapa abad lampau. Di salah satu kehidupan lampau saya, berabad-abad yang lalu, saya adalah seorang ibu yang sering menggunakan sihir ilmu hitam untuk “mengait”/mencuri/mengambil pahala/”tabungan” karma baik orang lain untuk kemudian saya “kirimkan” kepada putra saya. Itu sebabnya putra saya sukses berkarir menjadi penasihat penting bagi raja di zaman itu: karena saya banyak “mengait”/mencuri/mengambil “tabungan” karma baik orang lain dan kemudian mentransfernya kepada putra saya memakai sihir (berabad-abad yang lalu). Agak mirip cara kerja sihir “tumbal” kalau di Jawa.

    Orang-orang yang pahala/”tabungan” karma baiknya diambil oleh saya selalu segera mengalami kesulitan dan jalan buntu. Biasanya mereka akan bangkrut karena saya mencuri/mengambil hampir semua pahala/”tabungan” karma baik mereka lewat sihir.

    Dalam kehidupan sekarang ini, saya menderita akibat negatifnya. Karma negatif yang harus saya “bayar” menyebabkan sangat banyak masalah dalam hidup saya yang sekarang. Masa kecil saya dalam kemiskinan. Sering kelaparan. Bahkan, sampai sekarang pun saya sering kehilangan barang berharga, karir/pekerjaan dll. Dalam kehidupan sekarang ini saya juga sering jadi korban ilmu hitam. Kali ini saya yang menjadi korban karena saya bukan lagi praktisi ilmu hitam. Ilmu hitam yang dulu saya kuasai sudah terlupakan semuanya sama sekali. Tidak terbawa ke kehidupan sekarang.

    Satu-satunya alasan saya masih bisa hidup sampai sekarang adalah karena saya dulu bersedekah meskipun saya mencuri “tabungan” karma baik orang (dengan sihir) di kehidupan lampau tsb (berabad-abad yang lalu).

    Di kehidupan saya yang sekarang saya harus “membayar” hutang-hutang karma tsb. Mengerikan. Terlalu mengerikan. Bahkan dalam mimpi pun, saya tidak ingin ada yang menderita karma/hukuman yang sama seperti saya.

    Dalam kehidupan yang sekarang ini, saya masuk agama Buddha ketika saya berusia 35 tahun. Pertama kali saya berlindung (visudhi tisarana) pada Triratna di vihara Theravada.

    Beberapa tahun setelah saya visudhi tisarana, saya mendapat mimpi tentang kehidupan masa lalu saya. Mungkin dewa atau Bodhisattva yang memberi saya mimpi tsb untuk memberi tahu saya soal kehidupan lampau saya

    Biasanya saya lupa isi mimpi saya. Tidak lebih dari bunga tidur.

    Namun, anehnya, kali ini saya sama sekali tidak bisa lupa mimpi yang soal kehidupan lampau saya tsb. Saya masih ingat detail mimpi tsb.

    Itulah mengapa saya mohon pertimbangkanlah untuk mengubah bagian visualisasi dari doa Gyenze itu.

    Untuk bagian visualisasi, JANGAN mengait (hook) jasa/kemegahan/kekayaan milik makhluk lain.

    Anda dapat menggantinya dengan visualisasi berupa Gyenze memberi tahu semua dewa bahwa Anda mau minta bantuan dari mereka (dari para dewa).

    Dengan demikian, tidak akan ada karma buruk karena kita semata-mata hanya minta bantuan/donasi dari dewa melalui Gyenze. Kita tidak “mengait”/mengambil/mencuri apapun.

    Bila memakai cara ini, mungkin “hasilnya” tidak akan terlalu banyak, tapi tidak apa-apa. Setidaknya kita tidak mencuri dari para dewa& naga. Setidaknya, kita tidak melanggar sila Buddhis karena kita hanya minta kepada dewa&naga. Kita tidak “mengait”/mencuri.

    Kita tidak bisa berkomunikasi dengan para dewa, tapi Gyenze bisa. Inilah mengapa saya akan memvisualisasikan Gyenze mengirimkan permintaan kepada para dewa atas nama saya.

    Shugden telah banyak membantu saya melalui doa Trakze. Shugden baik. Janganlah menjerumuskan Shugden. Saya mohon JANGAN memvisualisasikan Shugden “mengait”/mencuri dari dewa, dari makhluk luar biasa, dari naga dll.

    • Lobsang Dekyi on Mar 25, 2023 at 11:27 am

      Ibu Dewi yang baik

      Sebaiknya visualisasi dari mantra jangan diubah melainkan tetap dijalankan sesuai dengan saran Yang Mulia Tsem Rinpoche. Semua ajaran Buddha haruslah otentik. Artinya ajaran yang kita praktikkan harus memiliki garis aliran. Tsem Rinpoche menerima ajaran ini dari gurunya dan gurunya juga menerima ajaran ini dari gurunya lagi seterusnya. Dengan begitu praktik yang kita jalani mengandung berkah aliran dan ketika kita praktikkan akan membawa hasil. Menjalani nasihat dengan benar sangatlah penting.

      Kita memang memiliki kehidupan masa lampau. Dewi lahir di kehidupan ini sebagai manusia karena pada kehidupan yang lalu Dewi telah melakukan disiplin moral. Dan apa yang dewi alami pada kehidupan ini adalah completing karma dari tindakan terdahulu. Jadi tentunya kalau kita bersedekah dan bermurah hati, kita akan mudah mendapatkan rejeki. Itu adalah hukum sebab akibat atau karma vipaka.

      Saya rasa perlu dimengerti mengenai bagaimana Dorje Shugden menolong kita. Dorje Shugden adalah pelindung Dharma dan beliau membantu menciptakan situasi yang kondusif bagi kita untuk mempraktikkan Dharma. Apabila kita mengalami masalah berat, sulit bagi kita untuk berkonsentrasi pada praktik Spiritual kita. Maka Dorje Shugden akan membantu. Caranya bagaimana tentunya dengan karma kita sendiri.

      Pelindung Dharma dapat membantu praktik spiritual kita melalui karma kita masing-masing. Satu cara yang umum adalah dengan mengaktifkan sejumlah karma baik kita dan pada saat yang bersamaan menekan karma buruk kita. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membantu kita memurnikan karma buruk. Jadi meskipun kita pada akhirnya tidak dapat menghindar dari konsekuensi karma buruk kita, Pelindung Dharma mampu menunda konsekuensi karma tersebut dan melalui proses pemurnian, akibat yang akhirnya muncul menjadi lebih ringan.

      Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi sejauh mana sosok Pelindung Dharma dapat membantu kita secara efektif.
      Faktor pertama adalah kadar karma baik dan buruk kita sendiri. Karena sang Pelindung Dharma tidak bisa secara langsung mengurangi kadar karma kita, mereka hanya bisa mengaktifkan, menahan dan membantu kita untuk memurnikan karma yang menjadi milik kita. Oleh sebab itu, jika kadar karma baik kita rendah, sedangkan karma buruk kita menumpuk, ketika rintangan datang, sang Pelindung Dharma mungkin hanya bisa membantu dengan sebagian dari masalah kita. Sebaliknya, jika kadar karma baik kita tinggi dan karma buruk kita sedikit, sang Pelindung Dharma akan dapat dengan mudahnya mengatasi hampir semua rintangan kita.

      Faktor kedua adalah akumulasi pahala yang dilakukan praktisi spiritual itu sendiri. Pahala dapat dianggap sebagai kekuatan positif seperti karma baik. Tetapi perbedaan keduanya adalah bahwa karma baik datang dari tindakan positif, sedangkan pahala datang dari tindakan positif dibarengi dengan dedikasi aksi tersebut untuk mencapai pencerahan dan untuk memberi manfaat bagi mahluk sadar lainnya. Pelindung Dharma dapat menggunakan energi positif tambahan ini untuk membantu kita dalam praktik spiritual kita.

      Saya sarankan Dewi membaca artikel berikut:
      https://www.tsemrinpoche.com/?p=212681

      Sekali lagi Dorje Shugden adalah emanasi Manjushri yang tercerahkan. Beliau tidak bisa ‘dicelakai’ dan memiliki kemampuan melihat (clairvoyance) yang sempurna. Dan apabila permohonan kita baik adanya dan akan membuahkan hasil yang baik beliau akan membantu. Bila permohonan kita tidak baik dan akan mencelakakan atau merugikan orang lain, tentunya beliau tidak akan mengikuti permohonan seperti ini dan sebaliknya beliau akan membantu kita merubah pikiran agar lebih baik.

      Terima kasih dan semoga membantu

      • Dewi on Mar 27, 2023 at 11:53 pm

        Sepertinya untuk urusan rejeki, saya akan praktek Ajaran Liao Fan. Kebetulan bukunya dapet gratis di Vihara Buddhayana. Ini cara yang banyak dipakai di kalangan Chinese Buddhist selama ratusan tahun. Agak mirip nasehat orang Theravada soal cara mendapat kekayaan duniawi (materi).

        Sedangkan Dorje Shugden akan saya praktek Daily Sadhana sama Trakze Sadhana saja. Ketika sibuk, Daily Sadhana. Ketika ada waktu, Trakze Sadhana.

        Setiap kali visualisasi pada doa Trakze, ada makhluk serupa manusia yg “disembelih” Trakze dan entourage. Saya selama ini membayangkan diri saya di masa lalu menjadi yang disembelih oleh Trakze. Diri masa lalu saya menjadi bahan visualisasi saya ketika dalam doa saya harus visualisasi ada makhluk yang disembelih Trakze. Apa boleh? Sebab bagi saya kenyataannya diri saya di masa lalu memang merupakan kumpulan karma negatif. Sebenernya sampe sekarang saya masih berbuat karma negatif. Hanya saja saya tidak berani visualisasi bahwa diri saya di masa kini disembelih Trakze. Baru sampai berani membayangkan bahwa diri masa lalu saya yang disembelih Trakze. Masa lalu ini maksud saya ketika saya masih remaja, atau diri saya setahun yg lalu, diri saya 15 tahun yg lalu dll, tapi bukan diri saya yang sekarang.

        • Lobsang Dekyi on Mar 29, 2023 at 5:17 pm

          Ibu Dewi yang baik

          Saya tidak pernah meneliti mengenai Liao Fan jadi saya tidak bisa mengomentari praktiknya.

          Apabila Dewi berdoa kepada Buddha pemberi rejeki seperti Gyenze atau Dzambala atau Dorje Shugden, Sebetulnya cara bekerja mereka adalah dengan membangkitkan kemurahan hati dalam diri Dewi sehingga Dewi juga lebih banyak memberi baik itu dalam bentuk waktu, tenaga atau materi. Dengan memberi, kita menciptakan sebab untuk mendapatkan rejeki. Mudah2an hal ini menjelaskan bahwa berdoa kepada sang Buddha untuk mendapatkan sesuatu itu tidak berlawanan dengan hukum karma.

          Mengenai visualisasi doa kawang Trakze, ikuti saja panduan yang diberikan. Bayangkan semua karma negatif kita dalam bentuk manusia yang disembelih.

          Ya sebaiknya memang Dewi berfokus pada Praktik Trakze dulu sekarang ini. Kalau terlalu banyak dan menyebabkan keletihan, bisa jadi semangat kita menurun.

          Semoga Dewi mendapatkan kesuksesan dalam praktik spiritual Dewi

          Salam
          Lobsang Dekyi

          • Dewi on Apr 20, 2023 at 1:19 pm

            Bu Lobsang, setelah Rinpoche Tsem meninggal, bu Lobsang belajarnya gimana? Guru yang gantiin siapa?

          • Valentina Suhendra on Apr 23, 2023 at 9:45 pm

            Ibu Dewi
            Sekarang ini kami sedang menunggu kembalinya inkarnasi guru kami. Tetapi secara silih berganti ada juga visiting teacher dan Geshe yang datang mengajar atas undangan kami.

            Selain itu, Rinpoche juga telah mempersiapkan beberapa dari kami untuk mengajar dan berbagi Dharma.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR APRIL / 四月份讨论主题

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:08 PM
    Momo is a dumpling made of all-purpose flour and filled with either meat or vegetables. Inspired by Tibetan dumplings, the dish is a very popular Nepali street food. It is one of my favourite foods. Last year while in Kathmandu I am fortunate given the opportunity to learn and made vegetarian Momos.
    Thank you Rinpoche for this sharing as it reminds me of trip there visiting some of the Holiest sites and trying my hand making momos then.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/students-friends/making-nepalese-momos.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:06 PM
    Bouddha, also known as Boudhanath, is a stupa in Kathmandu, Nepal which is located about 11 km from outskirts of Kathmandu. Its massive mandala makes it one of the largest spherical stupas in Nepal and the world. The Boudhanath Stupa pyramid is coated with over 60 pounds of gold, is one of the largest and one of the most significant Buddhist monuments in the world. This great Stupa is home to precious relics and this semi-circular structure stands out with its majestic mandala, recognized by UNESCO in 1979 as a World Heritage Site. The Boudhanath is the most sacred sites in Tibetan Buddhism outside of Tibet, reflecting the cosmological tenets of Buddhism. Was there last year June joining thousands of pilgrims circumambulate the stupa.
    The aerial view of this Boudhanath Stupa is magnificent indeed. Looking merely at the pictures is a blessing.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/aerial-view-of-bodha-stupa.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:04 PM
    Shanti Stupa in Pokhara was built by Nipponzan-Myōhōji monk Morioka Sonin with local supporters under the guidance of Nichidatsu Fujii, a Buddhist monk and the founder of Nipponzan-Myōhōji
    A famous site where locals as well as foreign tourists will go there throughout the year. One have to climb 400 steep steps to get to the Pagoda, it was worth the climb, as its situated on the Anadu Hill at the height of 1100 meters.
    Shanti Stupa shrine was built as a symbol of peace designed to provide a focus for people of all races and creeds, and to help unite them in their search for world peace. It has also become a tourist attraction as it provides a panoramic view of the Annapurna range, Pokhara city and Fewa Lake. The white pagoda has two tiers for tourists and religious visitors to circumambulate. Its location on the hilltop provides a splendid view of sunrise and sunset for visitors. Hopefully I could visit this amazing Holy site soon.
    Thank you Rinpoche for this great sharing

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/pokhara-stupa.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:04 PM
    Its an old blog yet its hold many wonderful memories for The Tsem Ladrang team , I am sure. They are the ones who found a beautiful house in the hills of Naranthan in Kathmandu, Nepal. The place is serene and peaceful with beautiful mountains ranges. Looking at the old pictures its breath-taking and brilliant. The Ladrang is surrounded by scenery of outstanding natural beauty. Having a spacious yard, guest quarters, butterlamp house, to mention a few. The Ladrang has a spectacular views of the surrounding mountains and Kathmandu Valley.
    Thank you Rinpoche for this sharing and teachings.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/me/tsem-ladrang-naranthan-nepal.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:02 PM
    Buddhist Pilgrimage in Nepal is the best trip that takes us to the spiritual centers where Buddhism’s practices and meditations emerged. Nepal is popular for its Buddhism practices and itself is the birthplace of the originator Gautam Buddha. This beautiful Himalayan nation hosts the amazing Buddhist trails, monuments and stupas. It’s the place where the Buddha meditated and the Buddha enlightened the people with wisdom. Kathmandu, the capital of Nepal, boasts many caves, stupas, and monasteries that are associated with Bodhisattvas, Buddha and Siddhas. The cave of Naropa and his guru Tilopa is beside Pashupatinath temple, bank of the holy Bagmati River. All these caves is considered as the holy site and Buddhist pilgrimage sites as the caves is the place where Naropa received training, teachings and had visions of Vajrayogini.
    I am fortunate to have visited this Holy caves while at Kathmandu last year.
    Thank you Rinpoche for this sharing .

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/travel/puja-at-naropas-cave-kathmandu-nepal.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:00 PM
    The Lord Buddha was born in 623 BC in the sacred area of Lumbini, southern Nepal.Lumbini is one of the world’s most important spiritual sites for the Buddhist pilgrims from around the world. The site is a popular place of Buddhist pilgrimage for many yearly. It was designated a UNESCO World Heritage site in 1997. The tranquility, aura and peace that we would experience in Lumbini makes it among the most holy places to visit in the world. I am fortunate going to this holiest place of Buddha birthplace last year with my Dharma brothers and sisters .It is the place where, according to Buddhist tradition, worth visiting
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/external-article/the-birth-palace-of-gautam-buddha
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:06 PM
    Very interesting and informative article. In most cultures, women is consider as lower in status compared with men. Ancient times in India, man took the lead while women is seconded. But times has changed for the better where women are not degraded in society. They receive equal recognition, appreciation, and stature, yet in countries and places around the world, women are still viewed as inferior and treated accordingly. But in Buddhism women have been increasing in number and has proven that many of them have gained full enlightenment in a female body. In Buddhism is concerned there’s no discrimination toward women ,both men and women are equal. There‘s many female Mahasiddhas and Yoginis as in this blog. May it inspired many more to come. Interesting article and its great sharing knowledge.
    Thank you Rinpoche with folded hands,

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/courtesans-of-ancient-india.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:05 PM
    Sleep paralysis is a feeling of being conscious but unable to move. It occurs when a person passes between stages of wakefulness and sleep. During these transitions, one may be unable to move or speak for a few seconds up to a few minutes. Some people may also feel pressure or a sense of choking. Sleep paralysis is a temporary inability to move or speak. It’s not harmful and should pass quickly, but at times can be frightening. It can affect anyone but is most common in young adults and they might have hallucination. The scary facts about sleep paralysis is those who suffer from it have said it felt like someone was choking them on their chest so they could not breathe.
    As for me I have not experience as such before as least i know now what i can to do.
    Thank you Vinnie Tan for sharing. Interesting read of these stories related to sleep paralysis.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/science-mysteries/sleep-paralysis-medical-or-paranormal.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:03 PM
    nteresting as this texts been composed after being inspired to do so . That’s interesting as this nature are traditionally considered exceptionally potent in their blessings if the claim of divine inspiration is authentic. According to the account in the introduction, the author composed this text after being divinely inspired to do so. It’s a very rare kind and its acceptance been recognised and received praise by very high lamas of our tradition. Reading this article tell us all of how powerful Dorje Shugden when we invoke in our prayers.
    Interesting read of the short biography of Ven. Geshe Kunchok Gyaltsen, the author of Mass of Vajra Fire.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/mass-of-vajra-fire-invocation-of-the-mighty-dorje-shugden.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:01 PM
    That’s wonderful Rinpoche has composed prayers in English so as everyone could recite and practice. For beginners is such a meaningful insights and perspectives without commitments and initiation. Moreover each prayers is for a specific blessing that helps practitioners to gain attainments and overcome obstacles. Easy and simple for everyone to start off.
    We are fortunate that everything Rinpoche did brought tremendous benefit to all sentient beings. Whatever prayers Rinpoche has composed are especially potent with blessings.
    Thank you Rinpoche and writers for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/holy-prayers-to-invoke-the-divine.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 01:59 PM
    A great article , revisit this again of Tibetan Lamas and their dogs. As now I have a pet doggie with me, I came to understand more of them . Dogs are the most amazing creatures, they give us unconditional love. For me, they are the role model for being alive. Buddhists believe dogs also have the potential to become enlightened and can teach us about responsibility, love, and other Buddhist principles. The Q & A by Sandra Klein’s interview with the Venerable Gonsar Rinpoche gave us a better understanding and very informative of Tibetan dogs under Lamas care. ccording to the Buddha Dharma, all sentient beings have Buddha nature — from ants to humans. Though we often look at dogs as wonderful companions an teach us to embrace Buddhist principles. They, themselves, embody many of these principles.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/animals-vegetarianism/dogs-in-tibetan-monasteries.html
  • Brent
    Tuesday, Mar 26. 2024 04:47 PM
    Living with my wife, whose world is meticulously painted with the hues of OCD, is a journey that intertwines the essence of love with the complexities of the human mind. Her relentless pursuit of cleanliness and order, transforming even the most negligible corner into a testament of organization, often dances on the fine line between admiration and frustration. The sight of her steering clear from trash bins as if they were labyrinths of chaos, serves as a poignant reminder of the battles she fights within. Yet, it’s through these very battles that I’ve learned the profound language of patience and the unspoken strength of support. Therapy, in its gentle embrace, has been a beacon of light for her, guiding her through the stormy seas of OCD. It has not only offered her solace but has also unveiled the strength of her spirit, teaching us both the beauty of resilience. As she journeys through the pathways of healing, I stand by her, a testament to the power of love and the enduring promise of hope. Together, we navigate the complexities of her world, discovering that within the challenges lie opportunities for growth, understanding, and an unbreakable bond. https://www.mindfullyaliveonline.com/obsessive-compulsive-disorder-ocd/
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:31 PM
    Venerable Ajahn Chah was a Thai Buddhist teacher of the Buddhadhamma and a founder of two major monasteries in the Thai Forest Tradition. Well respected and loved as a man of great wisdom, he was also instrumental in establishing Theravada Buddhism in the West. Interesting life story, how he chose to leave the settled monastic life and became a wandering ascetic. Walking across Thailand, lived in forests, caves and cremation grounds while learning from the meditation monks of the Forest of various monasteries. He wandered through the countryside in quest of quiet and secluded places for developing meditation. He even lived in tiger and cobra infested jungles, using reflections on death to penetrate to the true meaning of life. After years of wandering, Venerable Ajahn Chah established a monastery where he taught simple, practice-based form of meditation, and attracted a numerous of students including western foreigners. He was one of the greatest Dhamma teachers of the modern era. His wise teachings have continued to guide thousands of people along the path of Dharma. Venerable Ajahn Chah’s teachings of the Thai Forest Tradition gradually spread across all over the world. Several of Ajahn Chah’s Western students have since established monasteries throughout the world. Just in Thailand itself, there are more than 300 branch monasteries in Ajahn Chah’s tradition. Ven erable Ajahn Chah used his ill health as a teaching point, emphasizing that it was a living example of the impermanence of all things and reminded people to endeavour to find a true refuge within themselves. The legacy of Venerable Ajahn Chah’s teachings and legacy continues into the modern age.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/venerable-ajahn-chah-the-forest-monk.html
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:30 PM
    Wonderful blog written on the practice of Kalarupa for us to understand better. As an emanation of Manjushri, Kalarupa’s practice helps us to destroy ignorance and to develop wisdom overcoming our anger and suffering . Awesome Kalarupa manifested in multiple forms to help sentient beings who personifies enlightenment by the conquest of anger. Kalarupa also regard as one of the three main Dharma protectors of the Gelugpa is extremely fierce and ugly, and tames all kinds of spiritual ugliness. The fierceness of his iconography teaches us to remind ourselves that all the causes and effects of anger arising from ignorance are dreadful and distorted.
    Thank you Rinpoche and Pastor Antionette for this detailed sharing,

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/kalarupa.html
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:27 PM
    Nepal is a very spiritual country, having a huge Dorje Shugden mural in Kathmandu, is indeed a big achievement for Kechara. Located on Charkhal Road in Dilli Bazaar, the mural can be found midway between our two Dorje Shugden chapels which are in Putalisadak and Chabahil. It is also very close to one of Kathmandu’s largest shopping malls. Many locals , tourist will be able to connect them to a powerful deity that is so closely associated with their culture. Well the mural not only beautiful but also full of symbolism and everyone merely by seeing it is blessed. Thanks to those talented artists and generous sponsors making it a success.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/travel/spectacular-dorje-shugden-mural-in-kathmandu-nepal.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
2,836
Total views up to date
26,041,536
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
4 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
4 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
4 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
4 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
4 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
4 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
4 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
4 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
4 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
4 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
5 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
5 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
5 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
5 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
5 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
5 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
5 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
5 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
5 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
5 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
5 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
5 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
5 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
5 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
5 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
5 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
5 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
5 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
5 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
5 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
5 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
5 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
5 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
5 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
5 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
5 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
5 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
5 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
5 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
5 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
5 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
5 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
5 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    4 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    5 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    5 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    5 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    5 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    5 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    5 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    5 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    5 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    5 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    5 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    5 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    5 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    5 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    5 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    5 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    5 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    5 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    5 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    5 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    5 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    5 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    5 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    5 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    6 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    6 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    6 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    6 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    6 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    7 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    7 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    7 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    7 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    7 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    7 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    7 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    7 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

Pastor Seng Piow guides us on the flow of Dorje Shugden puja, its benefits, significant of Chanting the names of Manjushri and also explaining the dedication for the sponsors and to those in need before we start the puja as we have 2 newcomers today.
2 days ago
Pastor Seng Piow guides us on the flow of Dorje Shugden puja, its benefits, significant of Chanting the names of Manjushri and also explaining the dedication for the sponsors and to those in need before we start the puja as we have 2 newcomers today.
Two Pastors in da house! Double the merits, double the happiness. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 days ago
Two Pastors in da house! Double the merits, double the happiness. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Mr. Cheah Fook Wan offered lights and incense to The Three Jewels prior to the puja in Ipoh. (KISG - Kin Hoe)
1 week ago
Mr. Cheah Fook Wan offered lights and incense to The Three Jewels prior to the puja in Ipoh. (KISG - Kin Hoe)
Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations on Sunday afternoon in Ipoh. (KISG- Kin Hoe)
1 week ago
Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations on Sunday afternoon in Ipoh. (KISG- Kin Hoe)
Powerful Dorje Shugden puja @ Jalan Seang Tek, Penang. Every Saturday, 3 pm. Remove obstacles and grant blessings to fulfil wishes. Kechara Penang Study Group by Jacinta. 6th April 2024
2 weeks ago
Powerful Dorje Shugden puja @ Jalan Seang Tek, Penang. Every Saturday, 3 pm. Remove obstacles and grant blessings to fulfil wishes. Kechara Penang Study Group by Jacinta. 6th April 2024
Rejoice to the volunteers (also kind sponsors) who cleaned the Gyenze Chapel and made abundant offerings to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Rejoice to the volunteers (also kind sponsors) who cleaned the Gyenze Chapel and made abundant offerings to Gyenze. ~ Alice
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
Our weekly Dorje Shugden Puja @ 23/3/2024 . William, as the umze is seen here burning incense powder as we are about to recite the Sangsol Prayer to Dorje Shugden composed by Ganden Serkong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 weeks ago
Our weekly Dorje Shugden Puja @ 23/3/2024 . William, as the umze is seen here burning incense powder as we are about to recite the Sangsol Prayer to Dorje Shugden composed by Ganden Serkong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
And here's Mr Wong of KSK Ipoh who dropped by to pray and offered some donation to the Chapel. Kechara Penang Study Group. Pic by Siew Hong & uploaded by Jacinta.
1 month ago
And here's Mr Wong of KSK Ipoh who dropped by to pray and offered some donation to the Chapel. Kechara Penang Study Group. Pic by Siew Hong & uploaded by Jacinta.
Today's puja (16/3/2024) ended around 420pm, Jacinta was the umze of the day. Pic by Siew Hong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Today's puja (16/3/2024) ended around 420pm, Jacinta was the umze of the day. Pic by Siew Hong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Group photo taken after the last session, sealed with King of Prayers. Come and join us next time! Sayonara - 9-10th March 2024 - Kechara Penang DS Retreat by Jacinta.
1 month ago
Group photo taken after the last session, sealed with King of Prayers. Come and join us next time! Sayonara - 9-10th March 2024 - Kechara Penang DS Retreat by Jacinta.
Abundance altar! Fruits, flowers, Mee Koo (traditional Penang buns), Bee Hoon, sourdoughs and snacks are some of the offerings to Rinpoche, Buddhas & Bodhisattvas. Kechara Penang Dorje Shugden Retreat 9-10th March, 2024 by Jacinta.
1 month ago
Abundance altar! Fruits, flowers, Mee Koo (traditional Penang buns), Bee Hoon, sourdoughs and snacks are some of the offerings to Rinpoche, Buddhas & Bodhisattvas. Kechara Penang Dorje Shugden Retreat 9-10th March, 2024 by Jacinta.
Siew Hong, one of retreatants and an active member of Kechara Penang group proudly presented her torma to be used during the Kalarupa puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Siew Hong, one of retreatants and an active member of Kechara Penang group proudly presented her torma to be used during the Kalarupa puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Torma making was taught by Pastor Seng Piow and held one day before the retreat. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Torma making was taught by Pastor Seng Piow and held one day before the retreat. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Penang Dorje Shugden Retreat cum Puja, 9-10th March 2024 led by Pastor Seng Piow with 12 retreatants. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Penang Dorje Shugden Retreat cum Puja, 9-10th March 2024 led by Pastor Seng Piow with 12 retreatants. Uploaded by Jacinta
The celebration ended with a Dorje Shugden puja, dedicated to all the sponsors, our loved ones and as well as for the happiness & good health for all sentient beings. May Rinpoche return swiftly too and taking this opportunity wishing all Happy Chinese New Year and Gong Xi Fa Cai from all of us, Kechara Penang Study Group. Uploaded by Jacinta.
2 months ago
The celebration ended with a Dorje Shugden puja, dedicated to all the sponsors, our loved ones and as well as for the happiness & good health for all sentient beings. May Rinpoche return swiftly too and taking this opportunity wishing all Happy Chinese New Year and Gong Xi Fa Cai from all of us, Kechara Penang Study Group. Uploaded by Jacinta.
Seen here, Pastor Seng Piow set off firecrackers - welcoming of the upcoming year with enthusiasm and positive energy. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Seen here, Pastor Seng Piow set off firecrackers - welcoming of the upcoming year with enthusiasm and positive energy. Kechara Penang Study Group by Jacinta
In this pic, Pastor Seng Piow is sharing Dharma with newbies ~ Sharyn's friends. It's always good to make light offerings at the beginning of new year. By making light offerings, you are able to dispel the darkness of ignorance and achieve wisdom. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
In this pic, Pastor Seng Piow is sharing Dharma with newbies ~ Sharyn's friends. It's always good to make light offerings at the beginning of new year. By making light offerings, you are able to dispel the darkness of ignorance and achieve wisdom. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
One the day of Losar (new lunar year), it is always beneficial for Buddhist practitioners to get together in making abundant offerings to Buddhas on the altar to usher in goodness, prosperity and well-being of our loved ones. It's more auspicious this year as Losar and the Chinese New Year begin on the same date, 10th Feb, 2024. Back in Penang, our Kechara members came together to decorate the altar with abundance offerings for Dorje Shugden puja @3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
One the day of Losar (new lunar year), it is always beneficial for Buddhist practitioners to get together in making abundant offerings to Buddhas on the altar to usher in goodness, prosperity and well-being of our loved ones. It's more auspicious this year as Losar and the Chinese New Year begin on the same date, 10th Feb, 2024. Back in Penang, our Kechara members came together to decorate the altar with abundance offerings for Dorje Shugden puja @3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Mr. Dared Lim was offering water bowls on behalf of Kechara Ipoh Study Group. (Kin Hoe)
3 months ago
Mr. Dared Lim was offering water bowls on behalf of Kechara Ipoh Study Group. (Kin Hoe)
Jun from Ipoh was offering mandarin oranges to Mother Tara and The Three Jewels. (Kin Hoe)
3 months ago
Jun from Ipoh was offering mandarin oranges to Mother Tara and The Three Jewels. (Kin Hoe)
Prior to our puja in Ipoh, Mr. & Mrs. Cheah Fook Wan were preparing for the offerings to the Buddhas. (Kin Hoe)
3 months ago
Prior to our puja in Ipoh, Mr. & Mrs. Cheah Fook Wan were preparing for the offerings to the Buddhas. (Kin Hoe)
On Sunday afternoon, Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations in Ipoh. (Kin Hoe)
3 months ago
On Sunday afternoon, Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations in Ipoh. (Kin Hoe)
Some of the best shots taken during Thaipusam in Penang. Swee Bee, Huey, Tang KS, Nathan, Choong SH and Jacinta volunteered. Wai Meng came all the way from KL to help out. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
Some of the best shots taken during Thaipusam in Penang. Swee Bee, Huey, Tang KS, Nathan, Choong SH and Jacinta volunteered. Wai Meng came all the way from KL to help out. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Simple yet powerful ally ~ Bhagawan Dorje Shuden. Kechara Penang Study Group consists of Chien Seong, Hue, Choong SH, Tang KS, Swee Bee and Jacinta. Wai Meng came all the way from KL to help out. Uploaded by Jacinta.
3 months ago
Simple yet powerful ally ~ Bhagawan Dorje Shuden. Kechara Penang Study Group consists of Chien Seong, Hue, Choong SH, Tang KS, Swee Bee and Jacinta. Wai Meng came all the way from KL to help out. Uploaded by Jacinta.
Thaipusam in Penang. Some of the best shots. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
Thaipusam in Penang. Some of the best shots. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Nothing beats having a sacred audience with our lineage lamas. It's not selfie or wefie, but we have the best 'groufie'!!! 20th Jan 2024, Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
Nothing beats having a sacred audience with our lineage lamas. It's not selfie or wefie, but we have the best 'groufie'!!! 20th Jan 2024, Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Welcoming our lineage Gurus to our Penang Chapel today! Pastor Seng Piow explained the significance of having Guru Tree and introduced to us our lineage lamas, Buddhas, deities, protectors and etc.
3 months ago
Welcoming our lineage Gurus to our Penang Chapel today! Pastor Seng Piow explained the significance of having Guru Tree and introduced to us our lineage lamas, Buddhas, deities, protectors and etc.
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Tara Recitation is on now at KISG - Wai Meng
4 months ago
Tara Recitation is on now at KISG - Wai Meng
Photo from Wan Wai Meng
4 months ago
Photo from Wan Wai Meng
A sea of yellow ~usually in Tibetan Buddhism yellow represents growth. We prayed that our Penang group will grow in terms of people, wealth and attainments too. _/\_ Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
A sea of yellow ~usually in Tibetan Buddhism yellow represents growth. We prayed that our Penang group will grow in terms of people, wealth and attainments too. _/_ Kechara Penang Study Group by Jacinta.
After Dorje Shugden puja @3pm, we had Rinpoche's Swift Return puja too. We laughed as Sis Swee Bee was commenting that Tang should smile ~ here's the reason why we laughed.  Kechara Penang Study Group by Jacinta Goh
4 months ago
After Dorje Shugden puja @3pm, we had Rinpoche's Swift Return puja too. We laughed as Sis Swee Bee was commenting that Tang should smile ~ here's the reason why we laughed. Kechara Penang Study Group by Jacinta Goh
4 months ago
Today's (9/12/2023)Dorje Shugden puja led by Gordon. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Today's (9/12/2023)Dorje Shugden puja led by Gordon. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
4 months ago
Dharma sharing by Hue before we proceeded with DS puja & Rinpoche Swift Return puja. Hue is one of the long time Kechara Penang members and he comes to puja regularly. He shared that he truly believes that Dorje Shugden and Rinpoche always there guiding him. He shared how sometimes DS will give him hints to avert troubles ahead or to alert him when he 'misbehaved'. Hope many will come to know more about this powerful Dharma Protector, Dorje Shugden aka DS. Having Dorje Shugden is like having a powerful ally that will protect us day and night. Just trust Him and have faith. Kechara Penang Study Group, 25/11/2023 by Jacinta.
5 months ago
Dharma sharing by Hue before we proceeded with DS puja & Rinpoche Swift Return puja. Hue is one of the long time Kechara Penang members and he comes to puja regularly. He shared that he truly believes that Dorje Shugden and Rinpoche always there guiding him. He shared how sometimes DS will give him hints to avert troubles ahead or to alert him when he 'misbehaved'. Hope many will come to know more about this powerful Dharma Protector, Dorje Shugden aka DS. Having Dorje Shugden is like having a powerful ally that will protect us day and night. Just trust Him and have faith. Kechara Penang Study Group, 25/11/2023 by Jacinta.
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,560,748
Malaysia 4,932,712
India 2,510,845
Singapore 936,141
United Kingdom 915,882
Nepal 913,387
Bhutan 864,803
Canada 797,322
Australia 619,377
Philippines 555,278
Indonesia 451,828
Germany 370,298
France 312,722
Brazil 251,023
Vietnam 226,545
Thailand 217,772
Taiwan 206,933
Italy 175,641
Spain 160,953
Netherlands 156,804
Mongolia 147,273
Portugal 138,190
South Africa 138,017
Türkiye 132,302
Sri Lanka 128,762
United Arab Emirates 121,726
Japan 119,012
Russia 114,691
Hong Kong 114,218
China 107,718
Romania 104,740
Mexico 97,736
New Zealand 93,880
Switzerland 88,746
Myanmar (Burma) 88,535
Pakistan 82,184
Sweden 78,121
South Korea 75,124
Cambodia 70,770
Total Pageviews: 26,041,536

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....