Fakta Mengenai Siapa yang Menyelamatkan Dalai Lama ke-14 (Bahasa Indonesia)

By | Nov 30, 2022 | Views: 74
insert cap here

Yang Suci Dalai akhirnya sampai di perbatasan India-Tibet dan disambut oleh Assam Rifles

(Oleh Tsem Rinpoche dan Martin Chow)

 

Prolog

Ketika pemerintahan Tibet mengeluarkan larangan terhadap praktik Dorje Shugden lebih dari 20 tahun yang lalu, alasan utama yang mereka kemukakan adalah bahwa praktik Pelindung ini dianggap mengancam nyawa Yang Suci Dalai Lama ke-14 yang sangat dicintai. Mereka juga menyatakan bahwa Dorje Shugden mengganggu upaya masyarakat Tibet untuk mencapai kemerdekaan dari Tiongkok dan kembali ke tanah air mereka.

Pada dasarnya, tuduhan-tuduhan ini menempatkan Dorje Shugden sebagai musuh utama orang Tibet dan ajaran Buddhadharma. Dorje Shugden disalahartikan sebagai entitas jahat yang bertujuan untuk menggagalkan kesuksesan perjuangan Tibet dan menghalangi penyebaran Dharma dengan merugikan kehidupan Dalai Lama. Dengan cara yang keliru, reputasi Pelindung Dharma yang terang benderang ini dicemarkan, dengan tujuan membuat marah tidak hanya masyarakat Tibet, tetapi juga para pengikut global Dalai Lama. Upaya ini berhasil dilakukan oleh kepemimpinan Tibet yang berbasis di Dharamsala, India Utara, yang berhasil mempengaruhi umat Buddha Tibet yang tidak curiga untuk mendukung larangan praktik Dorje Shugden.

Namun kenyataannya, apa pun yang dikatakan oleh Administrasi Tibet Pusat (CTA: kepemimpinan Tibet di pengungsian) tentang Dorje Shugden jauh dari kebenaran. Terdapat bukti yang kuat untuk menyanggah semua tuduhan palsu CTA terhadap Dorje Shugden, yang bisa ditelusuri hingga tahun 1959 dan bahkan lebih jauh lagi.

 

Kemasyhuran Dalai Lama ke-14 dan Perkembangan Buddhisme Tibet

Dorje Shugden adalah Pelindung Dharma yang dikenal dalam aliran-aliran Sakya dan Gelug dalam Buddhisme Tibet. Sebelum larangan yang ditetapkan pada tahun 1996, keberadaannya dipuja oleh hampir semua penganut Gelug. Karena itu, tidak mengherankan jika Pelindung ini sering dikonsultasikan melalui penubuat untuk kejadian-kejadian penting yang akhirnya mengarah pada pelarian Dalai Lama dari Tibet pada tahun 1959.

insert cap here

Penubuat Biara Dungkar dirasuk Dorje Shugden. Yang Suci Dalai Lama menulis sebuah doa “Melody of the Unceasing Vajra” setelah bertemu dengan Dorje Shugden melalui penubuat ini.

Dalam Buddhisme Tibet, adalah praktik standar di biara bagi seorang sekretaris untuk mencatat ucapan dan nasihat dari penubuat ketika mereka dalam keadaan terasuk oleh istadewata. Setelah itu, asisten tersebut akan mentransliterasi pernyataan dan nasihat yang diterima, yang kemudian diperiksa dan disertifikasi dengan cap resmi dari penubuat. Proses yang sama terjadi ketika penubuat Dorje Shugden mengalami terasuk oleh sang Pelindung.

Catatan-catatan yang ditemukan dari berbagai konsultasi dengan Penubuat Panglung pada akhir tahun 1950-an mengungkapkan bagaimana Dorje Shugden telah menyelamatkan nyawa Yang Suci Dalai Lama ke-14. Melalui nasihatnya, Dorje Shugden berhasil menyelamatkan budaya, warisan, dan agama masyarakat Tibet. Hal ini jauh berbeda dengan klaim dari kepemimpinan Tibet yang menyatakan bahwa Dorje Shugden berkehendak jahat terhadap Dalai Lama dan masyarakat Tibet.

Abad ke-20 menyaksikan sejumlah tokoh terkenal yang memikat perhatian dunia, seperti Martin Luther King, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Mikhail Gorbachev, Mao Zedong, Aung San Suu Kyi, Bunda Teresa, Elvis Presley, Madonna, Putri Diana, Muhammad Ali, Pele, Bill Gates, Steve Jobs, Marilyn Monroe, Keluarga Kennedy, semuanya meninggalkan kesan dalam pikiran kita. Namun, tak ada yang berhasil membangkitkan ketertarikan secara konsisten dan dalam jangka waktu yang panjang seperti Dalai Lama ke-14.

Setelah diaspora Tibet, inspirasi dari Dalai Lama telah menghasilkan peningkatan jumlah penganut Buddhisme Tibet di Eropa, Amerika, dan seluruh dunia. Pusat-pusat Buddhisme Tibet dan kelompok-kelompoknya mulai bermunculan di berbagai tempat. Meskipun rakyat Tibet berjuang untuk mendapatkan kembali posisi mereka di panggung global, agama mereka yang sebelumnya hanya dikenal di pegunungan Himalaya akhirnya menarik perhatian dunia, memikat imajinasi penyair, pemikir, akademisi, spiritualis, dan aktivis.

Saat ini, Dalai Lama ke-14 telah menjadi institusi yang terkenal dan dianggap sebagai simbol paling penting dalam Buddhisme. Dalam 50 tahun terakhir, citra publik Dalai Lama telah berkembang menjadi perwujudan dari segala kualitas manusiawi terbaik, yang langka dan berharga, di tengah dunia yang semakin terpuruk moralitasnya.

Dominasi Dalai Lama sebagai figur Buddhis begitu besar sehingga sebagian besar orang di seluruh dunia salah kaprah menganggapnya seperti seorang Paus Katolik dalam Buddhisme atau pimpinan mutlak dari agama Buddhis. Namun yang pasti, Dalai Lama ke-14 telah menjadi pengingat hidup tentang penderitaan rakyat Tibet dan penghargaan yang kuat terhadap perjuangan mereka dalam kesadaran kolektif dunia. Sulit untuk membayangkan Buddhisme Tibet dan perjuangan Tibet tanpa kehadirannya.

Kisah hidup Dalai Lama ke-14 sungguh menakjubkan. Dimulai dari sebuah desa kecil di Taktser, provinsi Amdo, tempat kelahirannya sebagai Raja Dewa Tibet, Dalai Lama mendapat sorotan dunia saat melarikan diri dari Tibet pada tahun 1959. Meskipun cerita tentang pelarian Dalai Lama telah menjadi legenda, sampai baru-baru ini, sedikit orang yang benar-benar mengetahui fakta dari segala fiksi yang berkembang.

 

Peristiwa yang berujung pada Dalai Lama Melarikan Diri Pada Tahun 1959

The Dalai Lama was merely 2 years old when he was discovered and confirmed to be the reincarnation of the great 13th Dalai Lama

Seorang anak desa bernama Lhamo Dhondup ditemukan dan dikonfirmasi sebagai reinkarnasi dari Dalai Lama ke-13 yang luhur

Lhamo Dhondup masih berusia empat tahun ketika masa kecilnya berubah drastis. Diakui sebagai reinkarnasi Dalai Lama ke-13, ia dipindahkan dari rumah keluarganya di sebuah pertanian di Taktser ke Lhasa, ibu kota Tibet. Di sana, ia diberi nama baru, yaitu Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso yang berarti “Yang Suci, Kemuliaan Lembut, Penyayang, Pembela Iman, Samudra Kebijaksanaan”. Terkadang, rakyatnya menyebutnya sebagai Yeshe Norbu (Permata Pengabul Permohonan) atau Kundun, yang pasti, terlepas dari nama yang diberikan, ia tidak lagi merupakan anak biasa. Kini, ia adalah Dalai Lama ke-14, yang dianggap sebagai perwujudan manusia dari Avalokiteshvara, Buddha Kasih Sayang.

Ketika berusia 15 tahun, pasukan Tiongkok sudah siap di perbatasan Tibet. Perang saudara di Tiongkok telah memunculkan Partai Komunis Mao yang berambisi menegaskan supremasi Tiongkok yang terabaikan selama perseteruan kekuasaan internal Tiongkok. Pada bulan Oktober 1950, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyeberang ke Tibet, dan satu tahun kemudian, ketika kemerdekaan Tibet mulai terancam, Dalai Lama segera diberikan kekuasaan penuh sebagai penguasa mutlak Tibet. Orang Tibet membutuhkan pemimpin, dan mereka membutuhkannya sekarang, tanpa mempedulikan apakah ia sudah cukup dewasa atau sudah siap untuk menangani urusan negara yang rumit.

Saat pasukan Mao semakin mendekat ke Lhasa, pemerintahan Dalai Lama berupaya meminta bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi tidak ada bantuan yang datang. Tanpa pilihan lain, Dalai Lama mundur ke perbatasan India untuk bernegosiasi dengan Tiongkok. Pada bulan Mei 1951, Tibet menandatangani Perjanjian 17 Poin dengan Tiongkok, yang mengharuskan Tibet menyerahkan kemerdekaannya kepada Tiongkok dengan syarat tetap mempertahankan otonomi.

Chinese and Tibetan delegates signing the 17-Point Agreement on May 23, 1951, which reaffirmed Chinese sovereignty over Tibet

Delegasi Tiongkok dan Tibet menandatangani Perjanjian 17 Poin pada tanggal 23 Mei 1951 yang menegaskan kekuasaan Tiongkok atas Tibet

Namun, perjanjian tersebut tidak menghasilkan perdamaian antara kedua negara karena PLA semakin mengendalikan berbagai aspek kehidupan di Tibet. Sementara itu, ketidakpuasan rakyat Tibet atas pengambilalihan tanah air mereka semakin meningkat. Pada tahun 1957, menjadi jelas bahwa Perjanjian 17 Poin tidak akan bertahan lama, dan situasi akan memuncak, mengancam nyawa Dalai Lama dan orang-orang penting di sekitarnya.

Dan di sinilah, kearifan dan kasih sayang istadewata Buddhisme Tibet, Dorje Shugden, terhadap Dalai Lama dan rakyat Tibet, mulai terlihat jelas.

 

Pelindung Ajaran Topi Kuning

Dalam Buddhisme Tibet, terdapat pengakuan akan 84.000 beragam metode yang digunakan Buddha untuk menyampaikan Dharma. Dalam tradisi Vajrayana, para mahaguru memegang peran penting dalam pemahaman dan penyerapan Dharma. Dianggap sebagai makhluk yang tercerahkan, para mahaguru atau Mahasiddha menggunakan kehidupan dan bentuk duniawi mereka untuk mengajarkan Dharma sesuai dengan keadaan dan kondisi yang paling efektif pada saat itu.

insert cap here

Kyabje Trijang Dorje Chang, yang diminta Dalai Lama ke-14 untuk berkonsultasi dengan Dorje Shugden dan meminta bantuan untuk melarikan diri dari Tibet pada tahun 1959. Hal ini dikonfirmasi oleh otobiografi Trijang Dorje Chang, “Permainan Ilusi“.

Pada awal abad ke-20, aliran Gelug mendominasi Buddhisme Tibet. Aliran ini dilembagakan oleh Lama Tsongkhapa dan merupakan aliran yang paling banyak diikuti oleh penduduk Tibet. Dalam aliran Gelug, tokoh-tokoh penting seperti Tagphu Pemavajra dan Kyabje Pabongka Dechen Nyingpo dianggap sebagai perwujudan sempurna ajaran pendiri aliran tersebut. Dari kedua tokoh cemerlang ini, ajaran murni Gelug diturunkan kepada generasi guru berikutnya, termasuk para guru aliran seperti Yang Suci Trijang Dorje Chang, Yang Suci Ling Dorje Chang, Yang Suci Zong Dorje Chang, Yang Mulia Domo Geshe Rinpoche, dan tentu saja Dalai Lama.

Semua mahaguru ini mengakui Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma yang paling efektif pada zamannya. Mereka mengajarkan praktik ini kepada ribuan murid mereka, bersama dengan ajaran-ajaran paling berharga dari aliran Gelug. Bahkan, praktik Dorje Shugden dimulai pada abad ke-17 oleh Dalai Lama Agung ke-5, yang menulis pujian pertama kepada istadewata tersebut, membuat rupang pertama sang Pelindung dengan tangannya sendiri, dan mendirikan kapel pertama untuk Pelindung tersebut — Trode Khangsar di Lhasa, Tibet. Pada masa inkarnasi selanjutnya, Dalai Lama ke-11 mengangkat Dorje Shugden sebagai Pelindung ‘Ajaran Topi Kuning’ (Sekolah Gelug). Dalai Lama ke-13 yang Agung juga tercatat menerima nasihat Dorje Shugden dalam menghadapi ancaman asing terhadap kedaulatan Tibet pada zamannya.

Tidak mengherankan jika meskipun terdapat beberapa Pelindung Dharma populer dalam aliran Gelug — seperti Pehar yang merasuk penubuat Nechung, Palden Lhamo, Setrap, dan Tsangpa — Dorje Shugden seringkali dikonsultasikan dalam isu-isu penting yang berkaitan dengan Tibet dan Dalai Lama.

 

Tibet Bisa Diselamatkan Jika Nasihat Dorje Shugden Diterapkan

Dalam volume kelima dari Rangkaian Permata: Sejarah Manifestasi Berurutan dari Lokeshvara, terdapat sebuah kutipan yang dengan jelas menunjukkan bagaimana Dorje Shugden telah menjaga bangsa Tibet untuk waktu yang lama. Kutipan tersebut berbunyi,

In the fifth volume of The Garland of Jewels: Chronicles of the Successive Emanations of Lord Lokeshvara, there is a passage that indisputably demonstrates how Dorje Shugden has been looking after the Tibetan nation for a long time. The passage reads,

“Pada tahun anjing kayu (1932), di hadapan Dromo Geshe Rinpoche Ngawang Kalsang – yang merupakan seorang guru spiritual yang diakui secara luas oleh semua penduduk Tibet luar; yang ketenarannya menyebar dari satu arah ke arah lain, Gyalchen Shugden, yang berkomitmen kuat untuk memelihara warisan Manjunath (Lama Tsongkhapa), memasuki mediumnya (penubuat dari biara Domo Geshe Rinpoche, Dunkar). Dia mengucapkan:

‘Ini adalah saat ketika Hor Rendah bangkit. Sebagai tindakan perbaikan, sangat penting untuk segera merenovasi kedua stupa di timur dan barat Tibet pusat’.”

Intinya, Dorje Shugden memperingatkan bahwa karena karma buruk kolektif bangsa Tibet, mereka berada dalam bahaya invasi dari kekuatan eksternal. Nasihat Dorje Shugden ini segera disampaikan kepada Dalai Lama ke-13 yang mengambil peringatan Pelindung ini dengan sungguh-sungguh. Untuk menghindari buah karma tersebut bagi bangsa Tibet, Dalai Lama ke-13 melakukan renovasi pada Mausoleum Emas Lama Tsongkhapa (stupa di Timur) dan Istana Potala (stupa di Barat). Untuk membiayai proyek-proyek ini, pajak simbolis dikenakan pada setiap warga Tibet dan dengan cara ini, setiap warga Tibet terlibat dalam proyek-proyek tersebut. Ini berarti bahwa pahala dari merenovasi kedua stupa dapat diatribusikan kepada setiap warga Tibet dan kepada bangsa secara keseluruhan.

Oleh karena itu, meskipun Dalai Lama ke-13 pada umumnya menentang apa yang ia anggap sebagai ketergantungan berlebihan pada penubuat yang ia tidak percayai, pada saat yang paling krusial dan melalui pencapaiannya sendiri, beliau mengakui bahwa mengikuti nasihat Dorje Shugden adalah tindakan bijaksana. Dengan demikian, ia berhasil menghindari tragedi bagi bangsa Tibet. Fakta ini juga dikonfirmasi oleh Tibetolog George D. Chryssides dalam bukunya, Exploring New Religions (halaman 238 dan 239).

Adalah logis jika Dorje Shugden, dengan kemampuan melihat masa depan dan masa lampau-nya yang sempurna, dapat meramalkan ancaman terhadap Tibet selama masa pemerintahan Dalai Lama ke-13, maka Pelindung tersebut juga dapat meramalkan ancaman selama masa pemerintahan Dalai Lama ke-14. Hal ini terjadi pada tahun 1957, dua tahun sebelum Dalai Lama terpaksa melarikan diri dari Tibet.

Pada tahun tersebut, setelah Perjanjian 17 Poin ditandatangani dengan Tiongkok dan sebelum Tibet sepenuhnya diduduki oleh pasukan Mao, Dorje Shugden melihat peluang untuk mengubah nasib Tibet yang sedang menurun. Saat itulah, Dalai Lama bersama kedua tutor senior dan junior-nya sedang berkunjung ke India ketika, melalui Penubuat Panglung ke-6, Dorje Shugden memberi nasihat:

“…jika Tibet terlibat dalam perang dengan pasukan Tiongkok pada saat itu, maka ‘situasi Tibet’ akan terselesaikan.”

Dilihat dari perspektif yang lebih jauh, terdapat banyak kebijaksanaan dan logika dalam nasihat Pelindung tersebut. Dalai Lama dan para tutor-nya berada dengan aman di India, di mana mereka akan terhindar dari bahaya jika rakyat Tibet melancarkan serangan terhadap kamp-kamp Tiongkok. Itu mungkin adalah kesempatan terakhir yang dimiliki Dalai Lama untuk bepergian secara bebas di luar Tibet.

insert cap here

Dalai Lama dengan perasaan lega tiba di India dengan mengendarai sapi berbulu panjang diiringi oleh rombongan dan menteri-menteri yang turut melarikan diri bersamanya

Sebagai Pelindung yang tercerahkan, Dorje Shugden memiliki wawasan yang melampaui hal-hal duniawi. Mungkin saja serangan terhadap pasukan Tiongkok dapat menurunkan moral mereka dan mencegah pasukan Mao untuk melanjutkan invasi lebih jauh ke dalam wilayah Tibet. Namun, nasihat Dorje Shugden tidak diindahkan, dan kenyataan bahwa orang Tibet tidak melancarkan serangan ofensif mengungkapkan kepada pasukan Tiongkok betapa mudahnya mereka dapat menguasai seluruh Tibet.

Dua kali, serangan terhadap pasukan Tiongkok sesuai dengan saran Dorje Shugden direncanakan – yang pertama pada tanggal 15 bulan ke-12, dan yang kedua pada tanggal 23 bulan ke-12. Namun, dalam kedua kesempatan tersebut, alasan dibuat dan nasihat Dorje Shugden tidak diikuti. Setelah orang Tibet gagal kedua kalinya melancarkan serangan untuk menyelamatkan Tibet, kesempatan itu ditutup dengan kembalinya Dalai Lama dan rombongannya ke Tibet.

Dengan situasi terlalu berisiko untuk mencoba yang ketiga kalinya, Dorje Shugden kembali merasuk Penubuat Panglung untuk berbicara dengan kepala Chushi Gangdruk (“Empat Sungai Enam Gunung”), pasukan gerilya yang dibentuk untuk melindungi Dalai Lama dan Tibet. Dalam pembicaraannya dengan Andruk Gompo Tashi, Dorje Shugden menyampaikan bahwa situasinya sekarang sangat genting. Namun demikian, Pelindung Dharma yang dipercayai oleh para lama terbesar pada masa itu tidak meninggalkan orang Tibet pada nasib karma mereka sendiri. Sebaliknya, Dorje Shugden mulai membuat persiapan untuk apa yang Dia lihat akan menjadi suatu kepastian.

Catatan:

Beberapa orang mungkin bertanya mengapa Dorje Shugden, yang merupakan Buddha, menyarankan kekerasan dan perang sebagai alternatif daripada menganjurkan cara damai. Penting untuk diingat bahwa meskipun Dorje Shugden tidak mendukung agresi dan kekerasan, situasi tersebut sudah akan terjadi pada rakyat Tibet sebagai akibat dari karma mereka. Tindakan pencegahan yang disarankan oleh Dorje Shugden akan menghindari pertumpahan darah, kehilangan banyak nyawa, dan kerusakan berbagai biara suci dan tempat-tempat sakral yang kemudian terjadi.

Dalam Sumpah Bodhisattva, prinsipnya adalah menghindari kekerasan, namun seorang praktisi jalan Bodhisattva tidak boleh ragu untuk melakukan apa pun yang diperlukan demi kebaikan yang lebih besar. Analogi ini juga terlihat dalam kisah Buddha historis, di mana pada satu kehidupan sebelumnya sebagai seorang kapten kapal laut diharuskan mengambil nyawa seorang perompak pembunuh untuk menyelamatkan nyawa penumpang lainnya.

 

Dorje Shugden Mempersiapkan Pelarian Dalai Lama

Dalam dothey (atau nyirtoe), sebuah permohonan kepada Dorje Shugden untuk menampakkan aktivitas tercerahkan untuk melindungi ajaran Lama Tsongkhapa, sang Pelindung diminta untuk:

Menjadi dewa perang dalam melindungi saya; menjadi utusan dan pelayan saya.
Menjadi benteng perlindungan saya; menjadi penjaga harta dan rakyat saya.
Menjadi pengawal siang hari; menjadi penjaga malam hari.
Menjadi jubah yang melindungi saya; menjadi tongkat yang menuntun saya.

Menjadi jembatan di atas air, dan tangga di atas batu.
Menjadi yang menyambut pergi saya; menjadi yang menyambut kedatangan saya.
Membangkitkan jika saya jatuh; mengingatkan saya jika saya lupa.
Menjadi penyembuh ketika saya sakit; memberi obat yang ampuh jika saya diracuni.

Doa yang ampuh ini disusun oleh Yang Suci Kyabje Trijang Rinpoche, Guru Junior dari Yang Suci Dalai Lama ke-14. Sebagai tambahan, Dalai Lama ke-14 juga menciptakan sebuah doa terkenal kepada Dorje Shugden yang berjudul “Melodi Vajra yang Tak Kenal Henti“, di mana kekuatan Pelindung dipanggil untuk:

Meningkatkan Ajaran Sang Pemenang Lozang
Dan usia serta aktivitas pemelihara Ajaran!
Meningkatkan kebahagiaan makhluk di wilayah Gaden [Podrang]!

Singkatnya, dalam doanya, Dalai Lama menginstruksikan Dorje Shugden untuk melakukan segala hal yang diperlukan guna menyebarkan ajaran Lama Tsongkhapa. Sesuai dengan permintaan Dalai Lama, Dorje Shugden diharapkan melaksanakan hal ini dengan melindungi nyawa para penerus garis keturunan dan aspirasi rakyat Tibet di wilayah Gaden Podrang.

Dengan mengkombinasikan ayat-ayat dari kedua doa tersebut, kita dapat melihat bahwa tujuan tercerahkan Dorje Shugden adalah untuk melindungi ajaran Gelugpa, nyawa para pemelihara ajaran, dan harapan rakyat Tibet. Ketiga elemen ini tercermin dalam sosok Dalai Lama ke-14, yang harus diselamatkan dari bahaya dan dibawa ke tempat yang aman.

Maka, meskipun orang-orang Tibet terus gagal mengikuti nasihat Pelindung Dharma, Dorje Shugden terus bersiap untuk menyelamatkan mereka dari nasib mereka sendiri. Ketika merasuk Penubuat Panglung, Dorje Shugden memerintahkan beberapa prajurit Khampa untuk mencari sebuah danau di selatan Lhasa yang berbentuk seperti belati Vajrayogini. Mereka diminta mendirikan kamp prajurit di sana dan menunggu instruksi. Kemudian, kamp ini dikenal dengan nama Lokha-Chaksta Drikung Thang.

Awalnya, prajurit Khampa ragu-ragu dan tidak percaya pada masa depan yang akan datang, sehingga mereka lambat untuk bertindak. Sebagai tanggapan, Dorje Shugden secara berulang kali merasuk penubuat untuk mengingatkan mereka hingga akhirnya menunjukkan kemarahan dan bersikeras agar mereka melaksanakan instruksinya. Dorje Shugden kemudian memberi mereka sebuah pedang seremonial yang pernah digunakan ketika merasuk penubuat. Kemudian, di lokasi yang dipilihnya, prajurit Khampa menemukan sebuah pedang lain yang mirip dengan yang digambarkan dalam ikonografi Manjushri. Ketika digabungkan, kedua pedang yang bersilangan menjadi simbol Chushi Gangdruk. Seiring dengan berjalannya waktu, Dorje Shugden ketika merasuk mengirimkan semakin banyak orang ke kamp Chushi Gangdruk hingga cukup banyak prajurit untuk membentuk sebuah batalyon penuh.

insert cap here

Simbol Chushi Gangdruk terdiri dari sebuah pedang seremonial yang diberikan Dorje Shugden ketika merasuk dan pedang yang ditemukan di tempat yang dipilih oleh Dorje Shugden. Gerakan pencegahan ini dilakukan karena kemahatahuan Dorje Shugden untuk mengamankan rute selatan pada tahun 1959 sehingga Yang Suci Dalai Lama dapat melarikan diri.

Pembentukan Lokha-Chaksta Drikung Thang atas instruksi Dorje Shugden merupakan titik penting dalam sejarah bangsa Tibet. Ini menjaga rute pelarian yang akhirnya akan ditempuh oleh Dalai Lama pada tahun 1959 ketika menuju pengasingan di India. Pembentukan kamp basis gerilyawan ini juga menyiapkan sebuah batalyon prajurit yang akan melindungi Dalai Lama dalam perjalanan berbahaya ini, membawa harapan rakyat Tibet di pundaknya.

Oleh karena itu, mereka yang salah menuduh Dorje Shugden ingin mencelakakan Dalai Lama akan kesulitan menjelaskan mengapa Pelindung tersebut memerintahkan semua langkah antisipatif ini. Keberadaan Lokha-Chaksta Drikung Thang adalah bukti dari kemahatahuan Dorje Shugden yang sempurna dan niatnya untuk menjaga keselamatan Dalai Lama ke-14, sebagaimana yang dijanjikannya.

 

Dorje Shugden Menyelamatkan Yang Suci Dalai Lama ke-14

insert cap here

Dalam otobiografinya, “Permainan Ilusi”, Trijang Dorje Chang menceritakan bagaimana Dalai Lama mempercayai Dorje Shugden dan meminta nasihat sang Pelindung walaupun telah ada nasihat yang diberikan oleh para penubuat Nechung, Palden Lhamo dan Shinjachen.

Seperti yang telah diramalkan oleh Dorje Shugden, situasi di Lhasa semakin tegang menjelang tahun 1959. Selama beberapa tahun sebelum pelarian Dalai Lama, gerilyawan Khampa terus berperang melawan pasukan Tiongkok di sepanjang perbatasan, dan Tiongkok menjadi semakin tidak sabar. Akhirnya, sebuah rencana untuk menangkap Dalai Lama dan pejabat pemerintah Tibet yang berpengaruh terbongkar.

Dalam otobiografinya yang berjudul “Permainan Ilusi”, Trijang Dorje Chang mencatat bahwa dia memanggil Penubuat Panglung ke ruangannya dan mengundang Dorje Shugden untuk meminta nasihat sang Pelindung. Dorje Shugden mengonfirmasi bahwa Tiongkok siap melaksanakan rencana mereka untuk menyingkirkan Dalai Lama.

Informasi ini kemudian disampaikan kepada Yang Suci Dalai Lama, yang kemudian memerintahkan Trijang Rinpoche untuk meminta nasihat lebih lanjut dari Dorje Shugden. Namun, Trijang Rinpoche menyadari bahwa dia mungkin diamati, terutama karena Tiongkok telah menempatkan mata-mata di Lhasa dan dalam lingkaran orang-orang yang dekat dengan Dalai Lama.

Dalam otobiografinya, Trijang Rinpoche menulis,

“Sesuai dengan keinginan Dalai Lama, saya secara rahasia memerintahkan Rato Chowar Rinpoche untuk pergi ke Panglung Ritroe dan meminta instruksi dari Gyalchen Dorje Shugden.”

Trijang Rinpoche juga meminta bantuan dari Kepala Biara Sera Mey, Kensur Ngawang Dakpa Rinpoche, yang kemudian melibatkan Lobsang Yeshe, asistennya (changtso). Bersama dengan Rato Chowar Rinpoche, ketiga biksu tersebut menjadi perantara bagi Dorje Shugden untuk menyampaikan rencana rahasia pelarian Dalai Lama ke tempat yang aman.

Sebagaimana yang telah diramalkan oleh Dorje Shugden, pada tanggal 10 Maret 1959, sebuah rencana untuk menangkap Dalai Lama dan para abbot dari tiga biara besar – Ganden, Sera, dan Drepung – serta beberapa tokoh Tibet berpengaruh lainnya terungkap. Rencananya adalah mengundang mereka ke kamp militer Tiongkok di Silimpok untuk ditahan. Namun, ketika berita bahwa nyawa Dalai Lama dalam bahaya menyebar, ribuan orang Tibet datang dari segala arah dan mengepung Norbulingka (Istana Musim Panas), tempat Dalai Lama berada, sehingga mencegah rencana penculikannya.

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/SwissTVInterview.mp4

Wawancara dengan berbagai biksu yang bertugas sebagai pengawal Dalai Lama selama pelariannya ke pengasingan, termasuk Changtso Lobsang Yeshe yang diperintahkan untuk meminta nasihat dari Dorje Shugden melalui Penubuat Panglung ke-6. Changtso Lobsang Yeshe yang menghadiri sesi rasuk tersebut dan menanyakan kepada Dorje Shugden apakah Dalai Lama harus meninggalkan atau tetap tinggal di Tibet, dan apakah ada bahaya terhadap nyawanya. Dorje Shugden memberitahu bahwa Yang Suci Dalai Lama harus segera pergi, dan menjabarkan rute pelarian yang harus diambil. Berkat nasihat ini, Dalai Lama masih hidup hingga saat ini.

Pada tanggal 11 Maret 1959, enam hari sebelum Dalai Lama melarikan diri, Penubuat Panglung kembali dirasuk Dorje Shugden. Kali ini, Dorje Shugden memberitahu Changtso Lobsang Yeshe bahwa rencana Tiongkok lainnya telah dimulai untuk menangkap Dalai Lama dan waktu sangat terbatas. Instruksi spesifik diberikan, di mana Dorje Shugden mengatakan kepada Changtso Lobsang Yeshe bahwa satu-satunya rute yang aman bagi Dalai Lama adalah rute selatan.

Karena kehadiran tentara Tiongkok yang siaga tinggi untuk melacak kemungkinan pelarian Dalai Lama ke pengasingan, semua jalur keluar dan titik lewat gunung dari Tibet dijaga ketat. Hanya rute selatan yang tetap relatif aman bagi Yang Suci, karena di situlah Lokha-Chaksta Drikung Thang berada. Ini adalah markas besar Chushi Gangdruk yang dibangun atas anjuran Dorje Shugden oleh pasukan gerilya di daerah tersebut dua tahun sebelumnya. Dorje Shugden telah meramalkan bahwa nyawa Dalai Lama akhirnya akan terancam, dan telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi Yang Suci.

insert cap here

Dalam buku karya George D. Chryssides yang berjudul “Mengeksplorasi Agama Baru“, kita melihat bagaimana Dalai Lama ke-13 juga mengandalkan Dorje Shugden untuk menyelamatkan Tibet dari serangan asing. Hal ini berlawanan dengan desas-desus yang disebarkan oleh lawan Shugden bahwa Dalai Lama ke-13 tidak setuju dengan praktik Dorje Shugden. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Selain itu, Dorje Shugden memberitahu Changtso Lobsang Yeshe bahwa ia akan meminta para biksu dari Pomra Khangtsen di Sera Mey untuk mengambil resiko bahaya dan mengawal Dalai Lama ke tempat yang aman. Dengan kesetiaan mereka pada Dalai Lama dan Dorje Shugden, 33 biksu dari Pomra Khangtsen bersedia melakukan tugas suci tersebut.

Dorje Shugden memberikan sejumput beras kuning yang diberkati kepada setiap biksu dan menjamin mereka akan selamat. Beberapa dekade kemudian, ketika larangan terhadap Dorje Shugden diberlakukan, para biksu Pomra Khangtsen mengalami kesulitan terbesar — mereka diusir dari Biara Sera Mey dan terpaksa membentuk biara baru untuk Dorje Shugden, yaitu Serpom. Kesetiaan mereka terhadap Pelindung Dharma sungguh teguh, dan hal ini terus berlanjut hingga kini.

Dorje Shugden memberikan sejumput beras kuning yang diberkati kepada setiap biksu dan menjamin keselamatan mereka. Beberapa dasawarsa kemudian, ketika larangan terhadap Dorje Shugden diberlakukan, para biksu Pomra Khangtsen mengalami kesulitan terbesar — mereka diusir dari Biara Sera Mey dan terpaksa membentuk biara baru untuk Dorje Shugden, yaitu Serpom. Kesetiaan mereka terhadap Pelindung Dharma sungguh teguh, dan hal ini terus berlanjut hingga kini.

Pada tanggal 14 Maret 1959, tiga hari sebelum pelarian Dalai Lama, Rato Chowar Rinpoche kembali mengadakan pertemuan dengan Dorje Shugden. Saat dirasuk, Penubuat Panglung menembakan tiga anak panah ke arah selatan untuk memastikan bahwa Dalai Lama akan aman jika melarikan diri melalui rute selatan dari Tibet. Dorje Shugden kemudian membengkokkan sebuah pedang seremonial dan memberikannya kepada Rato Chowar Rinpoche, dengan instruksi khusus bahwa pedang tersebut harus dibawa oleh seorang pria Tibet bernama ‘Dorjee’ di depan rombongan pelarian. Sebelum memulai perjalanan, Dorjee harus melambaikan pedang itu tiga kali ke arah selatan.

Sampul buku “Mengeksplorasi Agama Baru” karya George D. Chryssides

Changtso Lobsang Yeshe, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyaksikan semua yang terjadi. Dorje Shugden juga memberikan gelang seremonialnya (pudri) kepada Changtso Lobsang Yeshe, untuk diberikan kepada Abbot Sera Mey demi menjamin keselamatan Dalai Lama. Selain itu, Pelindung juga membungkus sejumput beras kuning yang diberkati dalam kain sutra merah yang digunakan saat sesi rasuk, dan memerintahkan Changtso Lobsang Yeshe untuk membakar beras tersebut sepanjang perjalanan.

Sebelum berpisah, Dorje Shugden menasihati dengan tegas bahwa Dalai Lama harus segera pergi tanpa tertunda, dan jika instruksinya diikuti, Pelindung akan menjamin keselamatan Dalai Lama dan rombongannya.

insert cap here

Dalai Lama masih remaja ketika beliau naik tahta dengan tergesa ketika kedaulatan Tibet sedang mengalami keruntuhan

Waktu yang tersisa sangatlah terbatas. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada malam tanggal 17 Maret 1959, Dalai Lama diam-diam meninggalkan Lhasa dengan menyamar sebagai seorang prajurit. Beliau ditemani oleh 37 orang lainnya, termasuk para guru, anggota keluarga, kepala biara, biksu, dan menteri dari Gaden Phodrang (pemerintah Tibet). Mereka dijaga oleh para biksu dari Pomra Khangtsen di Sera Mey dan para pejuang Chushi Gangdruk, semuanya mengikuti dengan setia petunjuk yang telah diberikan oleh Gyalchen Dorje Shugden, serta mengikuti jalur yang telah disiapkan oleh sang Pelindung dalam antisipasi hari yang krusial itu.

Thangka Dorje Shugden yang dibawa oleh Yang Suci Dalai Lama di punggungnya dalam perjalanan menuju pengasingan. Thangka ini dipinjamkan oleh gurunya Kyabje Trijang Rinpoche, Thangka ini dianggap menjaga keselamatan Dalai Lama dalam perjalanan yang berbahaya tersebut. Setelah Yang Suci tiba dengan selamat di India, thangka ini dikembalikan kepada Kyabje Trijang Rinpoche. Hari ini, thangka tersebut memiliki tempat yang khusus dan sakral di rumah (ladrang) Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche di Biara Shar Gaden.

Dua hari setelahnya, tepatnya pada tanggal 19 Maret 1959, terjadi pertempuran antara pasukan Tiongkok dan orang-orang Tibet. Senjata dan pelatihan superior pasukan Tiongkok membuat pemberontakan Tibet yang kurang bersenjata tersebut dengan cepat ditekan. Dalam waktu singkat, istana-istana Dalai Lama, biara-biara besar, dan banyak rumah Tibet lainnya hancur berantakan. Baru beberapa hari kemudian Tiongkok menyadari bahwa Dalai Lama telah melarikan diri. Jika tidak karena nasihat Dorje Shugden untuk melarikan diri dan persiapan yang telah disiapkan untuk pelarian tersebut, mungkin saja Dalai Lama ke-14 tidak akan bertahan hingga saat ini.

Selama perjalanan itu, Dalai Lama harus menempuh hampir seluruh jarak dengan mengendarai kuda cokelat, dan seringkali harus berjalan kaki. Setelah menyeberangi Sungai Kyichu, rombongan pelarian itu mengikuti aliran Sungai Brahmaputra sejauh yang mereka bisa, kemudian menjelajahi jalur pegunungan Himalaya. Perjalanan itu penuh dengan kesulitan dan hampir merenggut nyawa Dalai Lama karena dia harus menghadapi badai, salju, dan perjalanan panjang tanpa istirahat yang memadai. Selama perjalanan itu, mereka juga harus berjuang melawan kelelahan, demam, dan penyakit.

Pada tanggal 31 Maret 1959, Dalai Lama dan rombongan berhasil menyeberangi perbatasan ke India. Di sana, selama 58 tahun terakhir, kepemimpinan Tibet dan komunitas pengasingan telah berkumpul dalam 27 pemukiman besar yang tersebar di seluruh India, diberikan kepada mereka dalam bentuk sewa 99 tahun oleh pemerintah Jawaharlal Nehru. Di pemukiman-pemukiman ini, orang Tibet mendapat kesempatan untuk membangun kembali biara-biara, sekolah, dan gaya hidup mereka, dengan usaha keras untuk melestarikan budaya, tradisi, dan agama yang mereka anut. Semua ini menjadi kenyataan karena Dalai Lama berhasil melarikan diri, berkat petunjuk dari Dorje Shugden.

Tampak dekat dari thangka luar biasa yang dipinjamkan oleh Yang Suci Trijang Rinpoche kepada Yang Suci Dalai Lama, yang membimbingnya dengan selamat. Selama perjalanannya ke India, Dalai Lama membawa thangka tersebut di punggungnya.

Para pengikut yang sama-sama melakukan perjalanan bersumpah bahwa mereka mematuhi instruksi Dorje Shugden dengan cermat sepanjang perjalanan. Mereka juga rajin berdoa dan membakar beras kuning yang diberikan oleh Pelindung tersebut. Berbagai laporan dari saksi mata membenarkan bahwa sepanjang perjalanan, rombongan pelarian Dalai Lama dilindungi oleh sabuk awan dari pesawat pengintai Tiongkok. Ketika pesawat itu melintas di atas mencari jejak konvoi di tengah salju putih bersih, awan hitam muncul di atas rombongan untuk menyembunyikan mereka dari pandangan.

Beberapa tahun kemudian, banyak orang Tibet yang mengiringi Dalai Lama ke pengasingan juga mengingat bahwa selama perjalanan itu, Dalai Lama selalu membawa thangka yang digulung di punggungnya. Thangka itu diberikan oleh Kyabje Trijang Rinpoche dan tak pernah lepas dari genggaman Dalai Lama. Kemudian terungkap bahwa thangka tersebut adalah gambar Gyalchen Dorje Shugden, sang raja pelindung. Lukisan suci yang melindungi Dalai Lama kemudian dikembalikan kepada Trijang Rinpoche, dan sekarang dapat ditemukan di Trijang Ladrang, India Selatan.

 

Epilog

insert cap here

Dalam perjalanan dua minggu dari Tibet ke India, Dalai Lama harus berjalan cukup jauh.

Telah berlalu 58 tahun sejak Yang Suci Dalai Lama mempercayakan nyawanya kepada Dorje Shugden dan melakukan perjalanan berbahaya keluar dari Tibet. Penyebaran Dharma yang agung dalam setengah abad terakhir tak mungkin terjadi tanpa peran aktif Dalai Lama ke-14. Namun, semuanya itu tidak akan terwujud tanpa dorongan dari Dorje Shugden yang telah mengamankan jalur selatan sebagai jalan keluar dari Tibet, mempersiapkan Chushi Gangdruk untuk mengawal keamanan Dalai Lama, serta memberikan instruksi spesifik kepada Changtso Lobsang Yeshe dan Rato Chowar Rinpoche untuk memfasilitasi pelarian Dalai Lama.

Kini, setelah 37 tahun usai Dorje Shugden menyelamatkan Yang Suci Dalai Lama ke-14, agama Buddha Tibet, dan warisan rakyat Tibet, ironis rasanya bahwa Pelindung Dharma yang sama dituduh berkeinginan untuk melukai Dalai Lama serta menghambat upaya rakyat Tibet untuk mendapatkan kembali tanah air mereka. Jika tuduhan itu benar, Dorje Shugden tak perlu membantu Dalai Lama ke-13 atau ke-14 untuk menghindari tragedi terbesar yang akan menimpa bangsa Tibet.

Saat ini, di situs web resmi Dalai Lama ke-14 dan dalam buku otobiografi “Freedom In Exile”, Dalai Lama memuji Penubuat Nechung atas penyelamatannya. Namun, di situs web resmi yang sama, Dalai Lama juga menyerukan pelarangan praktik Dorje Shugden karena dianggap merugikan Buddhadharma.

Pemerintahan Dalai Lama, yang sekarang dikenal sebagai Administrasi Sentral Tibet, menciptakan gambaran palsu tentang Dorje Shugden sebagai roh jahat yang mempromosikan fanatisme sektarian. Namun, siapapun yang mengunjungi kuil atau biara Shugden akan mengakui bahwa pusat-pusat tersebut juga menganjurkan ajaran Lama Tsongkhapa, yang dilindungi oleh Dorje Shugden sesuai janjinya. Dan sampai hari ini, meskipun semua tuduhan yang dilontarkan terhadapnya oleh orang-orang yang telah banyak dibantunya, Dorje Shugden tetap membantu siapa pun yang meminta pertolongannya dalam praktik Dharma mereka. Jika ada sesuatu yang dapat dianggap sebagai tanda pikiran yang tercerahkan yang bebas dari ego dan mementingkan diri, maka itulah hal tersebut.

 

Dokumentasi

Di bawah ini adalah terjemahan catatan biara yang mengonfirmasi bahwa Dorje Shugden telah meramalkan bahwa nyawa Dalai Lama akan berada dalam bahaya dan bahwa Tibet akan hilang. Seperti yang terungkap dalam catatan-catatan tersebut, Dorje Shugden memberikan nasihat yang dapat mencegah kehilangan Tibet, tetapi nasihat ini tidak dihiraukan. Melalui kemampuan melihat masa depan dan masa lampau, Dorje Shugden kemudian mendirikan kamp prajurit Chushi Gangdruk di selatan yang memungkinkan Dalai Lama melarikan diri ke tempat yang aman pada tahun 1959. Catatan-catatan tersebut juga menunjukkan bagaimana Dorje Shugden memberikan instruksi yang spesifik untuk diikuti oleh Dalai Lama dalam pelariannya. Semua catatan ini disertifikasi oleh Biara Sera Mey, yang kini menolak Dorje Shugden.

 

Klik pada gambar untuk memperbesar

Klik pada gambar untuk memperbesar

 


 

Pembentukan dan Peran Resimen Chushi Gangdruk di Lhokha, Tibet

“Empat Sungai & Enam Pegunungan”

Di bawah Bimbingan Pelindung Darma Panglung Gyalchen Dorjee Shugden

1956-1957

Yang Suci Dalai Lama, kedua gurunya Kyabje Ling Rinpoche dan Kyabje Trijang Rinpoche, serta seluruh rombongan Yang Suci, telah melakukan perjalanan ke India, sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan dan ziarah, pada hari ulang tahun kelahiran Buddha. Sementara itu di Tibet, Panglung Gyalchen Dorjee Shugden dimintai nasihat oleh pemimpin pasukan Chushi Ganpdruk, Andruk Gompo Tashi”

Sang Penubuat mengatakan bahwa ketika Yang Suci Dalai Lama berada di India, jika Tibet terlibat dalam perang dengan Tiongkok, maka situasi Tibet akan terselesaikan. Mendengar hal ini, Andruk Gompo Tashi berunding dengan perwakilan dari tiga provinsi di Tibet dan mereka melakukan persiapan untuk menyerang. Tahap pertama dilakukan di Kalimpong, Darjeeling. Di sini, ada banyak pengusaha Tibet. Mereka semua bersiap untuk bertempur melawan Cina di Dromo-Shar-Sima, Tibet.

Serangan ini direncanakan pada hari ke-15 bulan ke-12 menurut kalender Tibet. Pada tanggal 7 bulan ke-12, A.G. Tashi mengirim seorang utusan ke Chagzoe Sera Mey, Lobsang Yeshi, untuk meminta bertemu. Pada pertemuan ini, Andruk Gompo Tashi mengatakan kepada Yang Mulia Lobsang Yeshe tentang rencana mereka untuk menyerang dan semua informasi lain yang relevan. (Yang Mulia L. Yeshe juga telah mengetahui tentang nasihat sang Penubuat dari Khenpo dari Sermey, Ngawang Dakpa). A.G. Tashi bertanya apakah Y.M. Lobsang Yeshe bisa membawa para biksu Sera ke Potala pada tanggal 15. Y.M. Lobsang Yeshe setuju.

Andruk Gompo Tashi lebih lanjut mengatakan bahwa semua peralatan untuk berkomunikasi selama pertempuran berlangsung ada di lantai atas kediamannya. Ketika mereka menerima kabar bahwa pertempuran Dromo-Shar-Sima telah dimulai, Andruk akan memberitahu Y.M. L. Yeshe. Pada saat itu, Y.M. Yeshe akan membawa para biksu ke Potala dan ia, A.G. Tashi akan membawa orang-orang Lhasa. A.G. Tashi kemudian menjelaskan bahwa begitu mereka sampai di depan Potala, Sang Chagzoe akan membantu mereka mempersiapkan senjata yang diperlukan. Segera setelah mereka mendapatkan senjata, mereka akan mulai bertempur.

Namun, tidak ada kabar yang diterima bahwa pertempuran telah dimulai di Dromo-Shar-Sima. Bahkan, tidak ada yang terdengar hingga hari ke-23 bulan ke-12 – 8 hari setelah hari penyerangan yang direncanakan. Merasa frustasi dan khawatir, Y.M. L. Yeshe sendiri menemui A.G. Tashi untuk menanyakan mengapa ia belum mendengar apapun. Satu-satunya jawaban yang dapat diberikan oleh A.G. Tashi adalah bahwa ia sendiri belum mendengar apapun mengenai pertempuran Shar-Sima yang belum dimulai. Selain itu, A.G. Tashi juga memberi tahu Y.M. L. Yeshe bahwa hari penyerangan yang direncanakan telah dipindahkan ke hari ke-25 di bulan ke-12. Namun sekali lagi, hari itu tidak kunjung tiba. Karena ketidaksepakatan di antara para pengusaha di Darjeeling sendiri, pertempuran yang direncanakan sekali lagi harus ditunda. Namun, saat itu sudah terlambat. Yang Mulia dan para pengiringnya telah kembali ke Tibet dari ziarah mereka di India.

Melihat hal ini, A.G. Tashi sekali lagi meminta petunjuk dari sang Penubuat. Penubuat Dorjee Shugden menyatakan bahwa apa yang telah terjadi sangat buruk. Sekarang, mereka harus membentuk kamp prajurit baru di Lhokha-Chaksta Drigug Thang, sebelah selatan Lhasa, sesegera mungkin. Kecuali jika kamp prajurit ini dibentuk, semua akan hilang.

Kepada Gyalthang Kharchen Chagzoe, sang Penubuat mengatakan untuk segera pergi ke Lhokha-Chaksta Drikung Thang, meskipun ia hanya memiliki 5 atau 6 orang pendukung. Begitu mereka pergi, bantuan akan diberikan oleh sang Penubuat. Setelah itu, setiap kali sang Penubuat dikonsultasikan, dia akan memberitahu orang tersebut untuk segera pergi ke lokasi kamp prajurit. Karenanya, dengan meningkatnya jumlah pendukung di Lhokha-Chaksta Drigug Thang, sebuah resimen penuh dibentuk. Sang Penubuat juga telah memberikan Gyalthang Kharchen Chagzoe dan para pengikut awalnya, pada saat pelarian mereka, sebuah pedang upacara yang telah digunakan oleh sang Penubuat sendiri. Selain itu, ketika para prajurit dari resimen baru menggali tanah untuk membuat parit, pedang upacara lainnya ditemukan – pedang yang satu ini mirip dengan yang dipegang oleh Manjushri: dengan demikian, lambang pada bendera Chushi Gangdruk bergambar dua pedang bersilang.

Berkat kejelian dari Penubuat Dorjee Shugden, pertempuran di Lhokha dimulai dan berhasil. Berkat hal ini, pada tahun 1959, Yang Suci Dalai Lama, dua guru dan keluarganya, serta seluruh pengiringnya, termasuk ribuan pengikut Tibet, dapat mengamankan perjalanan yang aman melalui daerah selatan ini. Benih-benih Pemerintahan Tibet di masa depan dan komunitas di pengasingan telah ditanamkan pada saat itu.

Chagzoe Lobsang Yeshe
Sermey Pomra

 

Klik pada gambar untuk memperbesar

 


 

Kutipan dari Otobiografi Kyabje Trijang Dorje Chang: Tentang Panglung Gyalchen Dorjee Shugden

 
Halaman 171; baris 5: (Diterjemahkan dari teks asli bahasa Tibet)

“Pelindung Dharma Gyalchen Dorjee Shugden Kuten Panglung yang telah lama dikonsultasikan, segera dipanggil ke kediaman saya untuk sebuah tujuan penting. Setelah mengundang sang Pelindung, saya meminta nasihat. Sang Penubuat berkata:

Melalui perencanaan dan persekongkolan Komunis Tiongkok, kehidupan Yang Suci Dalai Lama dan para kepala negara dan agamanya berada dalam bahaya. Oleh karena itu, mereka harus meninggalkan Tibet menuju India. Selain itu, Anda sendiri tidak boleh tinggal di Tibet. Anda juga harus segera pergi. Demikian juga, beritahukanlah kepada Yang Suci Dalai Lama tentang hal ini dan bahwa ia harus pergi. Kesempatan untuk pelarian mereka akan tiba.

Karena keputusan akhir belum dibuat mengenai kepergian Yang Suci, saya tidak dapat menyelesaikan rencana pelarian saya sendiri…

 
Halaman 173; baris 1:

Pihak Tiongkok telah menembakkan setidaknya dua meriam ke arah Potala. Rinciannya terdapat dalam otobiografi Yang Suci. Karena situasi yang berbahaya, kami semua bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Karena situasi yang berbahaya dan tidak menentu ini, Kashag meminta Yang Suci untuk pergi ke luar negeri, ke tempat yang lebih aman. Atas permintaan ini, Yang Suci berkonsultasi dengan Lhamo, Nechung dan Gatong. Setelah diperintahkan oleh Yang Suci untuk berkonsultasi dengan sang Penubuat, saya pergi ke Ratoe Rinpoche untuk memintanya berkonsultasi dengan Penubuat. Sang Penubuat menyarankan agar kami segera pergi. Penubuat itu kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika rombongan yang melarikan diri itu menempuh rute Barat Daya, maka keselamatan mereka akan dijamin oleh Penubuat itu sendiri. Hal ini akan terjadi jika pedang upacara yang diberikan oleh Penubuat dilambaikan oleh seseorang bernama Dorjee, di udara, ke arah rute pelarian Yang Suci dan kemudian, berkuda di depan Yang Suci. sambil memegang pedang ini. Setelah itu, sang Penubuat bangkit dan melangkah keluar, menghadap ke arah barat daya menuju Ramaghang.” Menghadap ke arah ini, dia menembakan anak panah dan mengayunkan pedangnya…”

 

Klik pada gambar untuk memperbesar

Klik pada gambar untuk memperbesar.

 


 

Pelarian Yang Suci Dalai Lama, Guru-Guru, Keluarga, dan Para Pengikutnya dari Tibet di Bawah Bimbingan Pelindung Dharma Panglung Gyalchen Dorjee Shugden

1959

Pada tanggal 10 Maret, sebuah komplotan dari Tiongkok yang bertujuan membahayakan Yang Suci Dalai Lama dan beberapa pemimpin pemerintahan Tibet, serta para Khenpo dari tiga biara utama: Gaden, Sera, dan Drepung. Juga ada dalam daftar “target” ini adalah para Tulku atau Inkarnasi yang penting. Semua orang yang “berbahaya” ini akan ditangkap oleh pihak Tiongkok. Rencana mereka adalah mengundang Yang Suci dan orang-orang ini ke kamp tentara di Silimpok.

Tak lama kemudian, Yang Suci menerima undangan. Utusan tersebut juga diberitahu untuk memberitahu Yang Suci bahwa alasan undangan ini adalah untuk merayakan kelulusan Yang Suci dalam ujian Geshe. Demikian pula, undangan juga disampaikan kepada Sermeý Khenpo Ngawang Dakpa “Undangan ini disampaikan melalui seorang pejabat Tiongkok dan seorang penerjemah. Mereka juga memberikan alasan yang sama untuk mengadakan perayaan tersebut.

Namun, para undangan tidak pernah menghadiri perayaan tersebut karena mendapat tentangan luas dari masyarakat Lhasa.

Pada malam tanggal 10, Khenpo kembali ke rumah dan memberitahu Chagzoe Lobsang Yeshe untuk berkonsultasi dengan Panglung Gyalchen Dorjee Shugden keesokan paginya. Keesokan harinya, Khenpo Sermey pergi untuk menghadiri pertemuannya. Seperti yang diinstruksikan, L. Yeshe dan Geshe Thepi dari Sermey Pomra mengunjungi Penubuat. Pada pertemuan itu, kedua biksu tersebut menjelaskan kepada sang Penubuat semua yang telah terjadi sehari sebelumnya. Sang Penubuat berkata, “Tidak apa-apa.” Ia kemudian berkata bahwa karena ada sekitar 20 orang lain yang menunggu untuk berkonsultasi dengannya, sang penubuat harus menunggu sampai semua konsultasi ini selesai dan kemudian, ia akan berbicara dengan L. Yeshe dan Geshe Thepi. Setelah semua orang mendapatkan kesempatan bertemu, kedua biksu itu kembali mendekati sang Penubuat. Pada titik ini, sang Penubuat menyuruh semua orang, termasuk pelayan pribadinya untuk meninggalkan ruangan-semua orang kecuali L. Yeshe. Pada pertemuan ini, Sang Penubuat berbicara kepada L. Yeshe dengan jelas dan sangat mirip dengan manusia:

“Sampai kemarin, semuanya baik-baik saja. Jika mereka pergi ke perayaan yang direncanakan, negara kita, agama kita, politik kita akan musnah. Nama Tibet akan terhapus selamanya. Itulah tujuan dari orang-orang Tiongkok. Kemarin, garis antara orang Tiongkok luar dan orang Tibet dalam telah ditarik dengan jelas. Sekarang, kehidupan Yang Suci berada dalam bahaya besar. Tiongkok sudah memiliki rencana lain. Beritahu Khenpo Sermey untuk berbicara dengan Yang Suci besok tentang bahaya ini dan segera mencoba melarikan diri ke India.”

Menyadari bahwa pertemuan langsung dengan Yang Suci tidak selalu memungkinkan, L. Yeshe kemudian bertanya kepada Penubuat siapa di antara 3 orang berikut ini yang dapat menyampaikan pesan dengan aman kepada Dalai Lama: Kyabje Trijang Dorje Chang, guru dari Yang Suci, Chi-kyab Khenpo, yang merupakan kepala dari semua Khenpo biara; atau Dronche Phala: sekretaris umum Yang Suci Dalai Lama. Menanggapi hal ini, sang Penubuat mengatakan bahwa Dronche Phala adalah orang yang paling tepat. Dia juga menambahkan bahwa jika bantuan diperlukan, sang Penubuat akan mengirim 30-50 biksu untuk membantu pelarian Yang Suci. Pertanyaan selanjutnya adalah rute mana yang terbaik untuk pelarian. Sang Penubuat menjawab bahwa hanya ada satu pilihan (rute Selatan) dan bahkan jika mereka tidak dapat sampai ke India, setidaknya mereka akan tiba di perbatasan Bhutan. Ini harus segera dilakukan.

Melalui nasihat Penubuat sebelumnya pada tahun 1956-1957, pangkalan militer Chushi Gangdruk yang telah didirikan di wilayah Selatan. Karena hal ini, Yang Suci dan rombongannya dapat melakukan perjalanan yang aman keluar dari Tibet. Penubuat tersebut kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa ini akan menjadi masa yang suram di mana tidak akan ada agama atau pemerintahan, tetapi masa ini akan berlalu. Namun, di masa depan, agama ini akan kembali mencapai dan melampaui kejayaannya di masa lalu.

L. Yeshe kemudian mengajukan pertanyaan ketiga. Pertanyaan ini mengenai peran biara Sermey. Penubuat tersebut menyarankan agar para biarawan di Sermey bersatu dan melakukan doa-doa untuk keamanan perjalanan Yang Suci ke India.

Sekitar 33 biksu dari Sermey Pomra, pada saat itu, secara sukarela mengajukan diri untuk melindungi Dalai Lama. Sang Penubuat memberi setiap biksu beras kuning yang diberkati dan sangat senang dengan masing-masing biksu. Dia kemudian menyatakan bahwa akan ada perang tetapi mereka akan selamat.

Malam itu, L. Yeshe menceritakan semua yang terjadi, kepada Khenpo Sermey. Dalam kalender Tibet, pada hari ke-2 di bulan kedua di pagi hari, Khenpo Sermey mengunjungi Droche Phala. Ia kemudian memberitahukan segala sesuatu yang telah dinasihatkan oleh sang Penubuat kepada sekretaris umum tersebut. Mendengar berita ini, Droche Phala tidak terlalu senang. Khenpo melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika mereka dapat membantu, maka ia dan juga 30-50 anggota Sermey Pomra akan membantu. Phala kemudian menjawab bahwa itu adalah yang terbaik. Karena situasi di Lhasa, ia merasa sulit untuk meminta bantuan karena percampuran antara orang Tibet dan Cina. Ia juga mengatakan bahwa Khenpo harus pergi dengan Yang Suci dan mengirim 10 biksu kepercayaannya ke Norbulingka pada malam itu juga. Dengan demikian, malam itu, dipimpin oleh Pomra Geshe Gyalo, 10 biksu dikirim.

Empat hari kemudian, L. Yeshe kembali dikirim menemui sang Penubuat. Namun ketika ia tiba, Ratoe Chowar Rinpoche telah menghadiri sesi pertemuan sebelumnya. Kecuali Rinpoche, semua orang termasuk L. Yeshe diminta untuk keluar. Setelah bertemu dengan Ratoe Rinpoche, sang Penubuat keluar dan menembakkan 3 anak panah ke arah selatan. Penubuat tersebut memberikan sebuah pedang upacara kepada Ratoe Rinpoche. Rinpoche diberitahu bahwa jika pedang tersebut diayunkan oleh seseorang bernama Dorjee, di udara sebanyak 3 kali ke arah rute pelarian Yang Suci dan kemudian, berkuda ke India di depan Yang Suci sambil memegang pedang tersebut, maka sang Penubuat akan memastikan perjalanan yang aman bagi Yang Suci (Informasi ini juga terdapat dalam Namthar atau otobiografi Kyabje Trijang Rinpoche).

Ketika L. Yeshe berkonsultasi dengan sang Penubuat, dia diberitahu bahwa L. Yeshe harus pergi keesokan harinya. Saat berpisah, sang Penubuat meletakkan segenggam beras kuning yang telah diberkati di saputangan merah milik sang Penubuat sendiri dan berpesan kepada L. Yeshe bahwa pada saat terjadi masalah, bakarlah beras tersebut. Kemudian, semuanya akan baik-baik saja. Dengan melepas Pudri (sebuah benda seperti gelang dengan 3 mata) dari pergelangan tangannya, dia mengatakan kepada L. Yeshe untuk memberikannya kepada Khenpo Sermey. Selain itu, ia juga diperintahkan untuk menyuruh para biksu melakukan doa sebanyak mungkin. Selain itu, sang Penubuat memberikan sejumlah besar beras kuning yang diberkati untuk anggota rombongan perjalanan.

Chagzo Lóbsang Yeshe
Sermey Pomra

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

Martin Chow
Follow him

About Martin Chow

Accidental Buddhist, hesitant writer and fortunate student of H.E. Tsem Rinpoche. He's been there, done that and seriously cannot think of a better place to be than Now. Martin's ability to partake in all earthly pleasures ruined by CS Lewis' quote:"I sometimes wonder whether all pleasures are not substitutes for joy." You can find more of his writings on his blog www.martinmkc.com.
Martin Chow
Follow him

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR MAY / 五月份讨论主题

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:38 PM
    Visiting Tibet, holy Gaden Monastery is everyone dream and a once life time. Of course if we have the means to visit again will be great. End of December 2008 and early January 2009 our Guru H E Tsem Rinpoche with a small group students visited Tibet. Thousands of pilgrims, visitors and tourists around the world have visited this incredible holy land for the last 600 years. Tsem Rinpoche visited Tibet for the first time with an oxygen tank. I am fortunate to visit this holy place with my Dharma brothers and sisters years back.
    With our Guru blessing we went without any without any hitch. Visited most of the monasteries and could feel the powerful energies there. Looking at those pictures in this blog reminds me of trip there.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/i-visited-gaden-for-1st-time-with-an-oxygen-tank.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:34 PM
    Interesting….. a ground breaking documentary by world BBC where everyone should watch. BBC did mentioned and documented that Jesus was a Buddhist monk and that he had spent some years in India. I would not know about this till I came across this blog. Many people most probably too. Interesting watch one should not miss. Jesus was a religious leader revered in Christianity, one of the world’s major religions. He is regarded by most Christians as the Incarnation of God. Historical evidence indicates that Jesus was well acquainted with Buddhism. Historical evidence indicates that Jesus knew about Buddhism. Other evidence, while perhaps apocryphal, indicates that he spent most of his so-called lost years outside Judea, possibly in Kashmir to study Buddhism exclusively.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/jesus-was-a-buddhist-monk-bbc-documentary.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:32 PM
    The Great Buddhas of Bamiyan were two monumental Buddhist statues built around 600 CE. A holy site for Buddhists on the Silk Road, historically a caravan route linking the markets of China with those of the Western world. The two most prominent statues were the giant standing sculptures of the Buddhas .It was the site of several Buddhist monasteries where monks at the monasteries lived as hermits. It was until in 2001, both statues were destroyed by the Taliban . Before being blown up in 2001, they were the largest examples of standing Buddha carvings in the world .Buddhism was eliminated in Afghanistan by the 13th century during the Mongol conquests. Sadly all statues depicting humans in Afghanistan was destroyed. They were perhaps the most famous cultural landmarks of the region, and the site was listed by UNESCO as a World Heritage Site. Despite the Buddhas’s destruction, the ruins continue to be a popular culture landmark, where many locals, pilgrims and tourist visit the site.
    Thank you Rinpoche for this interesting blog.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/massive-2600-year-old-buddhist-monastery.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:30 PM
    Ven. Kyabje Yongyal Rinpoche was born in Eastern Tibet, recognized as the fourth reincarnation of Kyabje Yongyal Rinpoche. Well he was known for his purity in holding his vinaya vows. Even though he left Tibet in 1959 and settled in India, he had inspired, and supported the Sangha community, working tirelessly giving teachings at Sera Monastery in India . He also continued in protecting, preserving and propagating the Buddhadharma all over the world. H E Tsem Rinpoche first met him about 15 years in Sera Monastery and the last time in Gaden Monastery. Kyabje Yongyal Rinpoche knew that Tsem Rinpoche in New York back in 2013 and decided to meet up with Rinpoche. Looking at those beautiful photos tells all . Its truly rejoiced moment .
    Thank you Rinpoche for this sharing with precious photos taken during Rinpoche visit.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/meeting-kyabje-yongyal-rinpoche-in-new-york.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:26 PM
    The general preliminaries are the four contemplations on precious human body, impermanence and death, cause and effect of karma, and the defects of samsara. The special preliminaries are taking refuge, arousing bodhicitta, the recitation and meditation of Vajrasattva, mandala offerings, and guru yoga.The purpose of life is to benefit other sentient beings and the greatest benefit we can offer them is to liberate them from their suffering and its causes. We have to purify all the negative karma and defilements we have collected over our beginning-less rebirths and accumulate extensive merit. These are the conditions necessary for us to actualize the path. Well we have received just this once the most precious human life ,we have to make our life as meaningful as possible. The purpose of doing preliminary practices is for us to purify obstacles to achieving realizations of the path to enlightenment for the sake of all sentient beings. I am still doing my best .
    Great sharing thank you Rinpoche and Pastor David for this important write up .

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/preliminary-practice.html
  • Jonathan Helm
    Thursday, May 15. 2025 02:37 AM
    My name is Jonathan Helm, I’m from Michigan USA i contacted HIV 2023 after i was tested positive i tried all means but was not working on till i saw the wonderful work of DOCTOR ZACK BALO and i contacted him. that was how i was cured after taking his herbal medicine for two weeks, contact him today through his email address wiseindividualspell@gmail.com or visit his website https://wiseindividualspell.webnode.com
  • SamFoonHeei
    Sunday, May 4. 2025 12:15 PM
    The Heart Sutra teaches emptiness through the epitome of compassion. It is often said that, the heart of emptiness is compassion. It’s an attribute by which we sees the suffering of another and experiences true empathy for them. This empathy, in turn, leads the person to reach out and share in the person’s suffering. By helping them to endure whatever they are going through regardless of race and religion. Our prime purpose in this life is to help and benefit others. Well if we can’t help them, at least don’t hurt them. Treat others as we would like others to treat us. Always wish upon others and showing kindness to those who are feeling sad or upset to help them feel better. Lend a shoulder to them to lean on. Emptiness can be explored through meditation and contemplation. By observing the impermanence and interdependence of all things, we can gradually come to understand the true nature of reality. We have to understand the actual words of the Heart Sutra and its meaning within the Buddhist tradition as well as the meanings of emptiness. Will revisit this blog to read, learn more .
    Thank you Rinpoche for this profound teachings.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/emptiness-with-a-heart-of-compassion.html
  • SamFoonHeei
    Sunday, May 4. 2025 12:08 PM
    The concept of Dharma is considered to be accessible and applicable to everyone, regardless of their religious background. Dharma, in its essence, is about understanding and living in accordance with universal principles of righteousness and ethical conduct. The core of the doctrine of dharma, especially in Buddhism, is about understanding the nature of suffering, the cause of suffering, the possibility of ending suffering, and the path to liberation through ethical conduct, mindfulness, and wisdom. Dharma is the essential teachings to transform our mind towards that of an enlightened being. Learning and putting what we learn into practice helped us to become a better person. Dharma is for everyone, reading those stories as in the blog give us a clear understanding. Nor matter what religion we are , we are taught to be loving, compassion and living peacefully.
    Thank you Rinpoche for these great teachings.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/inspiration-worthy-words/dharma-is-for-everyone.html
  • SamFoonHeei
    Sunday, May 4. 2025 12:06 PM
    Generosity is giving more than we can, and pride is taking less than we need. Giving is an action; generosity is a matter of the heart. Real generosity toward the future lies in giving all to the present. Sharing one’s resources and helping others in need. We have not lived today until we have done something for someone who can never repay you. A kind gesture can reach a wound that only compassion can heal.
    Thank you Rinpoche for sharing this article.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/inspiration-worthy-words/be-generous.html
  • SamFoonHeei
    Sunday, May 4. 2025 12:05 PM
    n Buddhism, Dharma refers to the teachings of the Buddha and the true nature of reality. It also encompasses principles like the Eightfold Path, which guides individuals towards enlightenment and liberation from suffering. A Dharma attitude involves fulfilling one’s responsibilities and duties towards oneself, others, and the environment. Dharma work helps us to focus on benefiting others instead of ourselves. Each one of us has different ideas, approaches and methods to do dharma work. As long as its benefits others and
    taking responsibility for our own actions transforming others with love and generosity. It is important to embrace our imperfections as embracing puts us on a better path of acceptance and self-discovery.
    Thank you Rinpoche for sharing this.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/inspiration-worthy-words/why-do-they-do-dharma-work-like-that.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Apr 22. 2025 07:20 PM
    Buddhism is one of the most ancient belief systems and is practiced today by nearly 350 million people around the world.
    Bettany Mary Hughes is an English historian, author, and broadcaster, specialising in classical history. Bettany Hughes travelled to the seven wonders of the Buddhist world. Where she documented a unique insight into the seven wonders that explained the long and rich history of Buddhism 2500 years ago . Truly fascinating documentary that’s one should watch. Started off her journey with Bodh Gaya in India, the Bodanath Stupa in Nepal, the Temple of The Tooth in Sri Lanka, Wat Pho Temple in Thailand, Angkor Wat in Cambodia, the Giant Buddha in Hong Kong and the Hsi Lai Temple in the United States. At each location, she meets with Buddhist scholars who explain the different concepts that form the core of Buddhist philosophy, giving insight into the long and rich history of Buddhism. Interesting sharing.
    Thank you Rinpoche.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/seven-wonders-of-the-buddhist-world.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Apr 22. 2025 07:16 PM
    H.H. Kyabje Zong Rinpoche (1905-1984 AD) was a highly realized Gelug Lama known as a strong, detached and wrathful lama. He was famous as a sharp analyst and master of philosophical debate, as well as a powerful Tantric practitioner. Disciple of Kyabje Trijang Rinpoche, junior tutor of the 14th Dalai Lama. Famous as a sharp analyst and master of philosophical debate, as well as a powerful Tantric practitioner. Rinpoche traveling tremendously to many monasteries, doing rituals, and giving many initiations, transmissions and commentaries, and instruction in the profound and extensive dharma . As in this blog Kyabje Zong Rinpoche explains on many rare and precious teachings. Thousands of Westerners have received teachings from him, both in the West and in India. HH Kyabje Zong Rinpoche was the Guru of many great masters.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/kyabje-zong-rinpoche-explains-on-many-rare-and-precious-teachings-with-translation.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Apr 22. 2025 07:08 PM
    Religious discrimination remains a significant issue globally, impacting various aspects of life. The Dorje Shugden controversy in Tibetan Buddhism involves accusations of religious discrimination against devotees of the Poweful Dharma Protector Dorje Shugden. Dorje Shugden was a powerful Protector associated with the Gelug school of Tibetan Buddhism. H H the Dalai Lama previously practice Dorje Shugden’s practice but somehow later discouraged the practice, citing concerns about sectarianism ,its perceived role as a spirit. Dorje Shugden’s practitioners have reported feeling ostracized and discriminated against by the Central Tibetan Administration (CTA) and those supporting the Dalai Lama. The controversy has divided the Tibetan community and has been a source of contention and tension. CTA had breached the rights of every Dorje Shugden practitioners to what they pray . Many families are torn apart by this. Dorje Shugden people had to break away from their monasteries .Religious freedom and human rights are interconnected. Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion regardless of race and faith. Religious freedom is one of the most fundamental of human rights. The discrimination that Dorje Shugden practitioners are experiencing today has similarities to other historic bigotry and prejudices such example was the African American Civil Rights Movement in the 1960s,and the Women’s Suffrage Movement. Racism affects virtually every country in the world. It denies people their full human rights just because of their colour, race, ethnicity, descent or national origin. The most prevalent discrimination that we see today are national origin and race discrimination. May there be peace,unity, harmony and based on compassion, acceptance and universal freedom of religious choice without discrimination or recriminations of any kind.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/comparisons-of-the-dorje-shugden-ban-with-historic-persecutions.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Apr 22. 2025 07:04 PM
    The Padmanabhaswamy Temple in Kerala, India is said to be thousands of years old, built in the Dravidian style, and houses more secrets than most people can ever dream of. That’s interesting. This temple is a legendary secret chamber that has remained unopened for centuries. Legends and local beliefs it is protected by powerful deities and a curse. The door is said to be sealed with a mystical spell, and it is believed that anyone attempting to open it without proper rituals will face grave consequences, having met with mysterious deaths or terrible misfortune. Locals had warns that attempting to open Vault B without proper rituals and respect for the deities could unleash untold calamities and misfortune. Stories abound of previous attempts to open the vault had failed that resulted in terrifying visions and other supernatural occurrences, and tragic fates for those involved. Some believe that the vault contained ancient treasures , wealth and divine relics . Previously temple workers reportedly tried to force open the door, resulting in the terrifying experiences described in legends. It’s not just a place of worship but also a vault of mysteries. Modern attempts using technology have also failed to open the door, as if some force is protecting it. Every attempt to open Vault B has failed. The door remains closed, and no one know of the contents within, whether wealth, divine relics, or something else entirely, are unknown to the world . No one dare to try opening it since at least the 1880s recording to reports. Interesting article .
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/science-mysteries/the-mysterious-door-of-vault-b-padmanabhaswamy-temple.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Apr 15. 2025 03:58 PM
    Revisit this interesting truth where not many people knew the actual story behind . With great effort and research finally the story unfolded. In Tibet, Oracles play, an important part in principal roles assisting governmental decision-making and providing intelligence revelation, religion, doctrine, and prophecy. To this day the Tibetan government still believe and rely in Nechung Oracle. When Nechung oracle took trance, it is actually spirit Nyatrul who has causes problems and misprophecies. Nechung is bound by oath to protect the Dharma. Nechung prophecies are unreliable, most probably given by Nyatrul spirit to the Tibetan government. Such as wrong medication given to the 13 th Dalai Lama as prescribed by the Nechung Oracle. Another misprophecies was during the British invasion. If it was really Nechung who took trance of the Oracle, these types of misprophecies would not have happen. As mentioned in the 6th Dalai Lama biography, we cannot trust or rely on Nechung’s prophecies. It was said that Nyatrul not Nechung who created the problems and harm to Dorje Shugden . It must have told HH the Dalai Lama to ban Dorje Shugden .
    Thank you Rinpoche and Pastor Jean Ai for this interesting article.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/dorje-shugden/the-spirit-nyatrul-magic-mischief-and-misery.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
309
Total views up to date
27693309
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
5 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
5 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
5 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
5 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
5 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
5 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
5 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
5 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
5 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
5 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
6 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
6 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
6 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
6 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
6 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
6 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
6 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
6 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
6 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
6 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
6 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
6 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
6 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
6 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
6 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
6 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
6 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
6 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
6 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
6 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
6 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
6 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
6 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
6 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
6 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
6 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
6 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
6 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
6 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
6 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
6 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    5 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    6 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    6 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    6 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    6 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    6 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    6 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    6 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    6 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    6 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    6 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    6 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    6 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    6 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    6 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    6 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    6 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    6 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    6 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    6 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    6 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    6 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    6 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    6 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    8 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    8 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    8 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    8 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    8 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    8 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    8 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    8 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    8 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    8 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    8 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    8 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    8 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    8 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    8 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

22nd May we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study group.. Sam
2 days ago
22nd May we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study group.. Sam
18 th May sunny Sunday to start off our monthly animal liberation activities.. Saving hundred thousand lives from pet-shop.Kechara Kuantan study group Sam
6 days ago
18 th May sunny Sunday to start off our monthly animal liberation activities.. Saving hundred thousand lives from pet-shop.Kechara Kuantan study group Sam
Last but not least, group photo take. after puja and incense offerings completed. Happy Wesak's Day to all. 12th May 2025. Uploaded by Jacinta.
1 week ago
Last but not least, group photo take. after puja and incense offerings completed. Happy Wesak's Day to all. 12th May 2025. Uploaded by Jacinta.
Puja started at 2 pm with Pastor Patsy giving Dharma talk and presenting 8 auspicious on the altar. What a great way to start the puja! May Rinpoche return swiftly, witnessing the Dharma growth in Penang, a northern state, West of Malaysia. Uploaded by Jacinta
1 week ago
Puja started at 2 pm with Pastor Patsy giving Dharma talk and presenting 8 auspicious on the altar. What a great way to start the puja! May Rinpoche return swiftly, witnessing the Dharma growth in Penang, a northern state, West of Malaysia. Uploaded by Jacinta
There are visitors who came specifically to pay homage to H. E. Tsem Tulku Rinpoche as well as our members arriving for the puja. Uploaded by Jacinta
1 week ago
There are visitors who came specifically to pay homage to H. E. Tsem Tulku Rinpoche as well as our members arriving for the puja. Uploaded by Jacinta
Mostly our relatives and members of the group came to pay homage to Buddha during the day. Generating much merits on Wesak's Day. Uploaded by Jacinta
1 week ago
Mostly our relatives and members of the group came to pay homage to Buddha during the day. Generating much merits on Wesak's Day. Uploaded by Jacinta
Offerings are made on all altars. It was being decorated delicately by the members. Wesak's Day Celebration at Penang Dorje Shugden on 12th May (Mon). Uploaded by Jacinta.
1 week ago
Offerings are made on all altars. It was being decorated delicately by the members. Wesak's Day Celebration at Penang Dorje Shugden on 12th May (Mon). Uploaded by Jacinta.
Group's photo after preparation for Wesak has completed. Taken on 11th May @ Penang Dorje Shugden Temple. Uploaded by Jacinta
1 week ago
Group's photo after preparation for Wesak has completed. Taken on 11th May @ Penang Dorje Shugden Temple. Uploaded by Jacinta
Wesak's Day preparation on 11th May (Sun) : Penang Dorje Shugden. Upload by Jacinta
1 week ago
Wesak's Day preparation on 11th May (Sun) : Penang Dorje Shugden. Upload by Jacinta
15 May Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.kechara Kuantan Study Group.Sam
1 week ago
15 May Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.kechara Kuantan Study Group.Sam
Completed Dorje Shugden puja @ 3rd May 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 weeks ago
Completed Dorje Shugden puja @ 3rd May 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
9th May.. Some of the Offerings during yesterday puja.Kechara Kuantan Study Group ..Sam
2 weeks ago
9th May.. Some of the Offerings during yesterday puja.Kechara Kuantan Study Group ..Sam
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.Kechara Kuantan Study Group.Sam
2 weeks ago
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.Kechara Kuantan Study Group.Sam
Meditation Sharing & Practice @ Kechara Ipoh Study Group - Guan Sun
3 weeks ago
Meditation Sharing & Practice @ Kechara Ipoh Study Group - Guan Sun
Beautiful Gyenze Statue at Kechara Kuantan with an abundance of offerings .. Kechara Kuantan Study Group.. Sam
4 weeks ago
Beautiful Gyenze Statue at Kechara Kuantan with an abundance of offerings .. Kechara Kuantan Study Group.. Sam
Offerings to the Buddha during DS puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 weeks ago
Offerings to the Buddha during DS puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
26th April 2025, completed Dorje Shugden puja with recitation of Namasangiti, led by William. Kechara Penang Study Group by Jacinta
4 weeks ago
26th April 2025, completed Dorje Shugden puja with recitation of Namasangiti, led by William. Kechara Penang Study Group by Jacinta
27 th April cleaning of Gyenze Chapel. Kechara this afternoon.Kuantan Study group..sam
4 weeks ago
27 th April cleaning of Gyenze Chapel. Kechara this afternoon.Kuantan Study group..sam
Had our DORJE SHUGDEN Puja this evening .May HE Tsem Rinpoche swiftly return to KFR at BENTONG. Kechara Kuantan Study Group..Sam
4 weeks ago
Had our DORJE SHUGDEN Puja this evening .May HE Tsem Rinpoche swiftly return to KFR at BENTONG. Kechara Kuantan Study Group..Sam
Beautiful Lama tsongkhapa Statue at Kechara Kuantan. Kechara Kuantan Study Group by Sam
1 month ago
Beautiful Lama tsongkhapa Statue at Kechara Kuantan. Kechara Kuantan Study Group by Sam
Pastor Seng Piow led the puja team members of the Kechara Penang group. Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Pastor Seng Piow led the puja team members of the Kechara Penang group. Uploaded by Jacinta.
Completed Dorje Shugden puja at Penang chapel. 19th April 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Completed Dorje Shugden puja at Penang chapel. 19th April 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
A beautiful day with blue clear sky to start off releasing fishes.Saving thousands of lives ..fishes birds and fishing baits.kechara kuantangroup Sam
1 month ago
A beautiful day with blue clear sky to start off releasing fishes.Saving thousands of lives ..fishes birds and fishing baits.kechara kuantangroup Sam
Yesterday had our weekly Swift return Puja for HE Tsem Rinpoche. Kechara kuantan group Sam
1 month ago
Yesterday had our weekly Swift return Puja for HE Tsem Rinpoche. Kechara kuantan group Sam
Periodically, tormas will be replaced with new ones by Choong Soon Heng. The teardrop and round shape specially made and prepared by Siew Hong. Due to their efforts, our puja is complete with the necessary offerings recommended by Rinpoche. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Periodically, tormas will be replaced with new ones by Choong Soon Heng. The teardrop and round shape specially made and prepared by Siew Hong. Due to their efforts, our puja is complete with the necessary offerings recommended by Rinpoche. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Various 'kuih-muih' offered to Buddhas, generating tremendous merits for both the recipients and sponsors. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Various 'kuih-muih' offered to Buddhas, generating tremendous merits for both the recipients and sponsors. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Completed Dorje Shugden @12th April, 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Completed Dorje Shugden @12th April, 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Offerings were prepared before Dorje Shugden puja started on Sunday, 13th April in Kechara Ipoh Study Group centre (Kin Hoe)
1 month ago
Offerings were prepared before Dorje Shugden puja started on Sunday, 13th April in Kechara Ipoh Study Group centre (Kin Hoe)
Mr. Mannance Wong offered lights on behalf of all in Kechara Ipoh Study Group before the start of the puja (Kin Hoe)
1 month ago
Mr. Mannance Wong offered lights on behalf of all in Kechara Ipoh Study Group before the start of the puja (Kin Hoe)
Come on, Smile! A quick and easy way to make others happy instantly before we start our puja today. 5th April, 2025 Dorje Shugden puja at Penang chapel. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Come on, Smile! A quick and easy way to make others happy instantly before we start our puja today. 5th April, 2025 Dorje Shugden puja at Penang chapel. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Today's flower offerings @5th April, 2025. Dorje Shugden weekly puja at Kechara Penang Chapel at No 49, Jalan Seang Tek. Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Today's flower offerings @5th April, 2025. Dorje Shugden weekly puja at Kechara Penang Chapel at No 49, Jalan Seang Tek. Uploaded by Jacinta.
Here are some of the offerings to the Buddha @ 5th April, 2025. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Here are some of the offerings to the Buddha @ 5th April, 2025. Uploaded by Jacinta
Mdm.Betty & Mr. Teo came very early for setting up & cleaning. Dorje Shugden puja @every Saturday 3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Mdm.Betty & Mr. Teo came very early for setting up & cleaning. Dorje Shugden puja @every Saturday 3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
We gathered for a group photo after the Dorje Shugden puja ~29th March 2025. Kechara Pennag Study Group by Jacinta
2 months ago
We gathered for a group photo after the Dorje Shugden puja ~29th March 2025. Kechara Pennag Study Group by Jacinta
Deepest and most sincere gratitude for Irene's invaluable and precious Dharma sharing. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Deepest and most sincere gratitude for Irene's invaluable and precious Dharma sharing. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Welcome Irene Lim, most senior student of H. E. the 25th Tsem Tulku Rinpoche to our Penang chapel. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Welcome Irene Lim, most senior student of H. E. the 25th Tsem Tulku Rinpoche to our Penang chapel. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Offerings to Buddhas - 29th March. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Offerings to Buddhas - 29th March. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Pastor Seng Piow came again to lead our puja & Dharma sharing. It's so precious to share Dharma, even it's a short one, uploaded by Jacinga. 22nd March 2025
2 months ago
Pastor Seng Piow came again to lead our puja & Dharma sharing. It's so precious to share Dharma, even it's a short one, uploaded by Jacinga. 22nd March 2025
20250322 - Penang members chilling out after puja. It's good to touch base with everyone. After all, we only get to see each other during weekend puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
20250322 - Penang members chilling out after puja. It's good to touch base with everyone. After all, we only get to see each other during weekend puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Puja packages taken up by 4 sponsors today - 22nd March 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Puja packages taken up by 4 sponsors today - 22nd March 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,899,296
Malaysia 5,178,600
India 2,703,683
Singapore 992,994
Bhutan 991,300
United Kingdom 975,179
Nepal 969,925
Canada 847,578
Australia 675,549
Philippines 570,528
Indonesia 490,075
Germany 395,762
France 326,802
Brazil 275,389
Vietnam 252,379
Thailand 231,704
Taiwan 219,713
Italy 191,999
Spain 173,453
Netherlands 170,217
Mongolia 156,246
South Africa 145,923
Portugal 142,588
Türkiye 138,487
Sri Lanka 138,192
Hong Kong 135,400
Japan 132,699
United Arab Emirates 125,987
Russia 123,206
China 115,562
Romania 110,577
Mexico 105,255
New Zealand 98,931
Switzerland 97,765
Myanmar (Burma) 92,670
Sweden 85,292
Pakistan 84,727
South Korea 81,635
Cambodia 72,581
Poland 7,588
Total Pageviews: 27,693,309

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....