35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)

By | Nov 7, 2021 | Views: 727
35Buddhas-001

Praktik 35 Buddha Pengakuan adalah salah satu metode terbaik untuk memurnikan karma negatif kita, serta menghasilkan kemajuan spiritual dalam menapak jalan menuju pencerahan. Klik pada gambar untuk memperbesar.

(By Tsem Rinpoche and Pastor David)

Praktik 35 Buddha Pengakuan adalah salah satu praktik pemurnian batin yang tertua dan telah diterapkan sejak masa Buddha Shakyamuni. Praktik ini sendiri memiliki asal mula dalam Sutra Mahayana Tiga Bukit Sempurna, yang dalam bahasa Sansekerta disebut sebagai Triskandhadharmasutra.

Khotbah ini asalnya disampaikan oleh Buddha Shakyamuni sendiri dan diajarkan dalam Ratnakutasutra, sebuah kumpulan teks kuno yang berisikan sutra-sutra Buddhis Mahayana. Dalam sebuah penjelasan oleh Nagarjuna, asal usul praktik ini dikatakan dapat ditelusuri sampai pada masa ke 35 murid Bodhisattva dari Buddha Shakyamuni, yang pada suatu saat semuanya terlibat dalam kematian putra dari seorang penjual bir. Menyesal, mereka mengakui kejatuhan moral mereka kepada penatua Upali, yang saat itu menjadi panutan sebagai seseorang yang menjunjung tinggi sumpah dan komitmen kebiaraannya. Mereka memohon pada beliau untuk menyampaikan pengakuan dosa mereka kepada Buddha Shakyamuni dan meminta diturunkan sebuah ajaran untuk memurnikan kesalahan mereka. Buddha Shakyamuni melihat bahwa ke 35 murid Bodhisattva sebenarnya tidak bersalah dalam kasus tersebut, tetapi untuk kepentingan praktisi di masa depan, beliau bersedia mengajarkan Triskandhadharmasutra sebagai sebuah cara untuk memurnikan kejatuhan para praktisi dalam kesalahan.

Salah satu contoh tokoh spiritual terkenal yang mempraktikkan ilmu 35 Buddha Pengakuan adalah Lama Tsongkhapa. Beliau dikenal luas pernah melakukan sebuah tapa purifikasi dimana beliau menjalani ritual 3,5 juta sembah sujud. Laku spiritual ini terdiri dari 100.000 kali sujud kepada setiap 35 Buddha pengakuan. Beliau melakukan tapa ini setelah menerima nasehat dari Manjushri dalam sebuah penglihatan, dengan tujuan untuk mengalami secara langsung persepsi kekosongan (sunyata). Karena proses tapa yang luar biasa intensif, beliau sampai meninggalkan bekas tubuh sucinya pada lantai gua pertapaan yang terkikis halus akibat semua sujud yang beliau lakukan. Hasilnya, ketika beliau mendekati selesainya tapa, beliau diberi penglihatan murni oleh ke 35 Buddha Pengakuan serta Buddha Maitreya yang penuh kemuliaan, sekaligus mengalami langsung kekosongan (sunyata).

 

Hukum Sebab Akibat

Meskipun karma seringkali dianggap sebagai ajaran Buddha yang utama, sang Buddha sendiri bukanlah pencipta doktrin karma. Beliau mengajarkan tentang karma, atau hukum sebab akibat, yang beliau simpulkan berdasarkan pengamatan pribadi, seperti halnya Isaac Newton yang menemukan hukum gravitasi dengan mencermati efek gravitasi pada sebuah apel yang jatuh dari pohonnya.

Bagi kebanyakan orang, efek karma dapat dirasakan dan dimengerti melalui “logika berbasis bukti” atau pengamatan berbasis nalar. Sebuah contoh sederhana dari logika semacam ini adalah ketika kita melihat asap membumbung tinggi dari kejauhan. Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa ada sebuah kebakaran yang sedang terjadi, meski letaknya terlalu jauh bagi kita untuk melihatnya dengan mata sendiri. Sama halnya ketika kita melihat ketimpangan di dunia ini – bagaimana beberapa orang terlahir dalam kondisi miskin sementara yang lain bisa menikmati hidup mewah– dari sini pula kita bisa menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang menghasilkan kondisi tersebut. Faktor yang dimaksud adalah karma. Keadaan hidup yang berbeda-beda yang kita terima saat lahir adalah hasil berbuahnya karma kita sendiri dari kehidupan-kehidupan lampau. Jika kita melihat hal ini secara obyektif, kita pasti bisa melihat bahwa logika di balik karma ini sangat kuat, dan bisa menjelaskan secara efektif mengapa kita menjalani berbagai macam hal sepanjang hidup.

35Buddhas-003

Bertolak belakang dengan anggapan kebanyakan orang, Buddha Shakyamuni tidak pernah menciptakan doktrin karma tetapi beliau menyadari keberadaan karma dan bagaimana cara kerjanya. Untuk membantu semua makhluk mengatasi penderitaan akibat karma, Buddha Shakyamuni mengajarkan Dharma yang merupakan metode untuk memurnikan karma negatif. Praktik 35 Buddha Pengakuan adalah satu cara yang efektif untuk melakukan hal tersebut.

Karma dalam bahasa Sansekerta berarti perbuatan atau buah dari tubuh, perkataan dan pikiran. Di sisi lain, akibat dari karma disebut sebagai vipaka matang atau jatuh temponya karma, yang selalu akan kembali kepada kita melalui hal-hal yang kita alami. Terdapat banyak faktor di balik setiap perbuatan kita yang menentukan konsekwensinya. Faktor yang terpenting dalam menentukan konsekwensi aksi kita adalah niat atau tujuan. Tujuan atau motivasi yang mendorong aksi kita adalah sebuah topik yang banyak dibicarakan dalam ajaran Buddhis. Jika kita mengerti akan hal ini, akan ada titik balik dimana kita bisa merubah hidup kita. Niat juga menentukan apakah tindakan kita menjadi sesuatu yang positif, negatif atau meningkatkan pahala yang diperlukan untuk pencapaian pencerahan kita.

Penting bagi kita untuk mengerti perbedaan antara karma dan pahala. Karma adalah tindakan kita sehari-hari yang bisa bersifat positif atau negatif, muncul dari kecenderungan kita untuk memikirkan diri sendiri dan didasarkan secara langsung atau tidak langsung akan asas manfaat. Akibatnya, karma buruk menjadi menumpuk tiada akhir, meski bisa pada akhirnya dihabiskan melalui praktik pemurnian. Di sisi lain, pahala adalah tindakan yang secara khusus didedikasikan dengan niat mulia dan untuk tujuan pencerahan.

Karena itu, hasil dari pahala tidak bisa dihabiskan dan akan membawa kita pada pencerahan sepenuhnya. Meskipun pahala tidak bisa habis, karma negatif dalam jumlah besar dapat mengaburkannya, sehingga sulit bagi kita untuk merasakan manfaatnya. Hal ini menunjukkan juga betapa pentingnya peran praktik pemurnian untuk mencegah pahala kita dari proses pengaburan.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa hukum sebab akibat (karma-vipaka) terhubung erat dengan kehidupan kita di masa lampau dan masa depan. Akumulasi karma di setiap kehidupan kita sangat menentukan reinkarnasi kita (dikenal sebagai karma lompatan) dan kondisi hidup-hidup kita di masa yang akan datang (dikenal sebagai karma penggenapan). Jadi, kita bisa mengira-ngira sendiri tentang kehidupan-kehidupan lampau kita dengan melihat keadaan hidup kita saat ini dan hal-hal yang menarik perhatian kita. Sebagai contoh, kemiskinan adalah akibat langsung dari kekikiran dan memiliki kesehatan yang buruk di kehidupan sekarang adalah buah dari tindakan dalam kehidupan lampau yang membahayakan makhluk lain. Singkatnya, hasil karma selalu mirip dengan penyebabnya.

Karma juga memiliki efek kuat pada pikiran dan tingkah laku kita. Naasnya bagi kita, karma negatif cenderung menumpuk seiring berjalannya waktu, karena sifat manusia yang pada dasarnya senang memikirkan diri sendiri. Karena itu, manusia menderita berbagai penyakit psikologis dan mental; seperti bersikap agresif, tamak, terkena depresi dan lain lain. Hal semacam ini menghasilkan konflik dan ketidakpastian hidup yang makin meningkatkan rasa tidak puas dan ketidakbahagian kita. Sumber utama penderitaan dan rasa sakit manusia sebenarnya adalah pikiran dan sikap hidup kita sendiri. Jika kita meminimalisir faktor-faktor pikiran yang berbahaya bagi diri sendiri (seperti angan-angan atau harapan yang berlebihan dan penyakit mental), ketentraman batin, rasa puas dan bahagia akan muncul dengan sendirinya.

 

Praktik Pengakuan

Dalam Buddhisme, pengambilan sumpah merupakan sebuah praktik yang penting. Terdapat tiga macam sumpah utama sumpah Pratimoksha yang diambil seorang awam, biksu atau bikuni; sumpah Bodhisattva; dan sumpah Tantrik untuk mereka yang menjalani inisiasi tantra jenjang lebih tinggi. Sumpah-sumpah ini, dibarengi komitmen dan menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan buruk, menjadi landasan sebuah praktik efektif yang membuahkan pencapaian spiritual.

Menepati komitmen dalam menjunjung tinggi sumpah kita adalah komponen yang mutlak dalam sebuah praktik. Karena itu penting bagi kita untuk memurnikan karma dan rekam jejak negatif yang kita akumulasi akibat dosa kita, yaitu melalui pengakuan dan janji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dengan cara ini, kita meminimalisir atau menghilangkan sepenuhnya konsekwensi dari karma buruk kita. Komponen utama dari proses pemurnian adalah pengakuan. Tujuannya adalah membuka dan membeberkan pelanggaran yang telah dilakukan. Karena itu dalam bahasa Tibet, pengakuan disebut sebagai shakpa atau ‘membuka tabir sepenuhnya’. Dalam praktik Buddhis, menyembunyikan kesalahan menyebabkan proses purifikasi sulit terjadi, dan efek negatif dari kesalahan akan bergulir secara pasti. Jadi, mengakui kesalahan kita adalah inti dari pengakuan; kejujuran dan keterbukaan dalam segala situasi adalah intisari dari praktik Buddhis.

Supaya pengakuan kita dapat secara nyata memurnikan kesalahan kita, kita harus melakukannya sesuai dengan prinsip Empat Kekuatan Perlawanan. Kekuatan Perlawanan yang pertama adalah penyesalan. Kekuatan penyesalan menjadi aktif saat kita secara tulus melihat kesalahan kita dan menyadari bahwa akan ada konsekwensi negatif karenanya. Jika ini kita lakukan, kita akan penuh dengan rasa penyesalan. Kekuatan Perlawanan kedua adalah bergantung pada sosok pelindung, yang dalam hal ini adalah ke 35 Buddha Pengakuan. Setiap Buddha ini sepenuhnya tercerahkan dan karenanya setiap doa, sujud persembahan atau pengakuan yang kita haturkan akan membuahkan pemurnian dan akumulasi pahala.

Kekuatan Perlawanan ketiga adalah tekad untuk tidak mengulangi kesalahan. Ini akan terjadi setelah kita menyadari kesalahan kita dan bahwa hal itu menghasilkan konsekwensi buruk. Jadi, kita membulatkan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan kita. Hal ini mengantar kita pada Kekuatan Perlawanan yang keempat dan terakhir, yaitu penerapan perbaikan atau langkah-langkah penangkal untuk memurnikan karma. Tindakan ini bukan penebusan yang buta untuk kesalahan-kesalahan kita, tetapi langkah perbaikan yang dilakukan melalui pengertian yang baik tentang hukum sebab akibat. Tujuannya mencegah kecenderungan negatif dari karma yang sedang dimurnikan.

Praktik sujud atau pembacaan Sutra Mahayana Tiga Bukit Sempurna memiliki komponen “langkah perbaikan” dan ‘perlindungan’, dan karenanya jika dilakukan dengan penyesalan yang tulus dan tekad bulat untuk tidak mengulangi bakal menjadi langkah penangkal yang kuat bagi karma negatif yang telah terakumulasi.

 

35 Buddha Pengakuan

Dalam edisi Tibet Sutra Mahayana Tiga Bukit Sempurna, epitet Dezhin Shegpa (Tathagata atau ‘Yang Telah Sirna’) ditambahkan sebagai gelar kehormatan sebelum nama-nama dari setiap 35 Buddha Pengakuan. Penyertaan ini diprakarsai oleh Je Tsongkhapa setelah mendapat sebuah penglihatan dimana ke 35 Buddha Pengakuan tampil tanpa kepala. Tapi saat menyapa mereka dengan gelar kehormatan ‘Dezhin Shegpa’ kepala-kepala mereka secara ajaib muncul. Sejak saat itu sebuah tradisi dimulai oleh Je Tsongkhapa untuk membaca nama-nama para Buddha dengan gelar kehormatan Dezhin Shegpa.

Praktik 35 Buddha Pengakuan seperti yang terdapat dalam Sutra Mahayana Tiga Bukit Sempurna adalah praktik pengakuan. Ada dua macam pengakuan – pengakuan besar dan kecil. Pengakuan besar adalah meditasi tentang ketidakkekalan segala sesuatu yang ada. Pengakuan kecil adalah penerapan Keempat Kuasa Perlawanan digabungkan dengan sujud dan atau praktik lainnya, dengan kesadaran bahwa apa yang kita sebut realitas sesungguhnya adalah sebuah ilusi.

Berikut ini adalah deskripsi tentang 35 Buddha Pengakuan:

 

1. Buddha Shakyamuni

Buddha Shakyamuni

1. Tathagata, Buddha Shakyamuni

Nama Buddha Shakyamuni diikuti dengan beberapa gelar kehormatan seperti, Penghancur Musuh dan Yang Disempurnakan Seutuhnya. Nama-nama tersebut menggambarkan atribut-atribut spesial sang Buddha yang terealisasi dari sifat beliau yang tercerahkan. Buddha Shakyamuni yang dimaksud di sini adalah Buddha historis yang mencapai pencerahan penuh di bawah pohon Bodhi di Bodhgaya. Beliau digambarkan berwarna keemasan dan duduk bersila dalam postur meditasi penuh sementara tangan-tangan beliau dalam gerakan menyentuh bumi atau dalam posisi Bhumisparsha mudra. Beliau mampu memurnikan karma negatif yang terkumpul selama lebih dari 10.000 eon.

 

2. Vajrapramardi

Buddha Vajrapramardi

2. Tathagata, Penakluk Sempurna Dengan Intisari Vajra (Vajrapramardi, Dorje Nyingpo Rabtu Jompa)
Beliau duduk di atas Buddha Shakyamuni di sebuah alam yang bernama ‘Intisari Ruang’. Beliau berwarna biru dan memegang sebuah vajra keemasan di tangannya. ‘Vajra’ atau adamantin melambangkan sifat utama beliau yang melebihi konsep manapun. ‘Intisari’ dalam nama suci beliau menandakan atribut-atribut tercerahkan beliau yang tak perlu diragukan lagi. Sementara gelarnya sebagai ‘Penakluk Sempurna’ menjadi indikasi kemampuan beliau untuk menghancurkan dan memurnikan segala penyakit emosional dan perbuatan buruk yang menumpuk selama 10.000 eon sekalipun.

 

3. Ratnacis

Buddha Ratnacis

3. Tathagata, Permata Sinar Terang (Ratnarcis, Rinchen O’tro)

Beliau duduk di sebelah timur di depan Buddha Shakyamuni dalam sebuah alam yang bernama ‘Bergelimang Permata’. Beliau berwarna putih dan memegang sebuah vajra dan matahari di tangan-tangannya. ‘Permata’ di dalam namanya melambangkan sifat-sifat superior beliau yaitu kesadaran yang murni, seperti cahaya bening yang menyingkirkan kegelapan ketidaktahuan. Sinar terang menandakan kemampuan beliau untuk mengulurkan tangannya untuk melenyapkan ketidaktahuan para makhluk sadar. Oleh sebab itu, beliau mampu memurnikan tindakan negatif yang terakumulasi selama lebih dari 25.000 eon.

 

4. Nageshvararaja

Buddha Nageshvararaja

4. Tathagata, Raja Digdaya Para Naga (Nageshvararaja, Luwang Gyi Gyalpo)
Beliau duduk di sebelah tenggara Buddha Shakyamuni di sebuah alam bernama ‘Tempat Penuh Naga’. Beliau berwarna biru dan memegang di tangannya sebuah tangkai pohon Naga dan seekor ular biru. ‘Naga’ dalam nama beliau melambangkan kesadaran primordial beliau yang bersifat sejuk namun bertindak bak seekor naga yang menghancurkan kemelekatan kita pada eksistensi yang fana. Beliau adalah sosok raja yang mulia, transenden dan sepenuhnya tercerahkan, yang telah melenyapkan semua jejak ketakutan dalam pikirannya. Beliau mampu memurnikan tindakan negatif yang terkumpul selama delapan eon.

 

5. Virasena

Buddha Virasena

5. Tathagata, Pemimpin Para Pahlawan (Virasena, Pawo De)
Beliau duduk di sebelah selatan Buddha Shakyamuni dalam sebuah alam yang bernama “Tempat penuh Pahlawan”. Beliau berwarna kuning dan memegang dalam tangannya sebuah Dharma dan pedang. “Pahlawan” di sini menggambarkan kesadaran primordialnya, yang tak tertandingi, dan bagaimana beliau tidak pernah kalah dalam pertempuran melawan siklus kehidupan. “Pemimpin” dalam nama beliau menyatakan akumulasi kepiawaian sebuah sosok yang tercerahkan penuh. Beliau memurnikan karma negatif yang muncul dari omongan kita.

 

6. Viranandi

Buddha Viranandi

6. Tathagata, Kenikmatan Yang Mulia (Viranandi, Pawo Gye)
Beliau duduk di sebelah barat daya dalam sebuah alam bernama ‘Tempat Yang Penuh Kenikmatan’. Beliau memiliki tubuh berwarna oranye dan memegang sebuah matahari dan sekuntum bunga teratai merah di tangannya. “Kenikmatan’ dalam nama beliau mengacu pada welas asihnya yang sangat besar untuk kepentingan para makhluk sadar. Beliau memurnikan karma buruk yang berhubungan dengan pikiran kita.

 

7. Ratnagni

Buddha Ratnagni

7. Tathagata, Permata Api (Ratnagni, Rinchen Me)
Beliau duduk di wilayah Barat dalam alam yang dinamakan “Tempat Penuh Cahaya”. Tubuh beliau merah warnanya dan dalam tangannya tergenggam sebuah permata tak ternilai dan sebuah cincin api. ‘Permata’ dalam nama beliau berarti kesadaran murni yang bersih dari pemikiran yang tidak terarah. Kepiawaian beliau terlahir dari kesempurnaan meditasinya sehingga akumulasi pengetahuan dan pahala beliau lengkap. ‘Api’ dalam nama beliau mengindikasikan kemampuan beliau untuk membawa manfaat bagi semua makhluk sadar melalui kesadarannya, dilengkapi energi yang besar, yang mampu membakar habis semua penyakit dalam pikiran kita. Beliau memurnikan karma negatif yang ekstrim, hingga mampu menimbulkan perpecahan dalam sangha.

 

8. Ratnachandraprabha

Buddha Ratnachandraprabha

8. Tathagata, Permata Sinar Purnama (Ratnacandraprabha, Rinchen Da’od)
Beliau duduk dengan tegas di sebelah Timur laut pada wilayah yang dikenal sebagai “Sinar Kebajikan”. Beliau memiliki tubuh putih dan memegang dalam tangannya sebuah permata dan sang bulan. ‘Permata’ dalam nama beliau menggambarkan kesadaran primordial beliau yang luar biasa, terbebas dari segala sifat negatif. ‘Sinar Purnama’ berarti kesadaran beliau penuh, terang dan mendinginkan adanya. Sinar beliau memurnikan karma negatif dan emosi yang menyiksa serta menyinari jalan menuju pencerahan. Beliau memurnikan karma negatif yang terkumpul dalam kurun waktu satu eon.

 

9. Amoghadarsi

Buddha Amoghadarsi

9. Tathagata, Berarti Untuk Dilihat (Amoghadarsi, Thongpa Donyo)
Beliau duduk di sebelah Utara, di alam yang disebut sebagai “Tabuhan Gendang”. Beliau berwarna hijau dan memegang dua mata dari sosok tercerahkan. Beliau memiliki kesadaran murni nan bening dan kepiawaian dalam memiliki sepasang mata kebijaksanaan (dan welas asih yang besar) untuk menyoroti sifat realita dan karma para makhluk sadar. Beliau memurnikan karma negatif berat yang ditimbulkan oleh tindakan mengkritik makhluk yang lebih tinggi dari kita.

 

10. Ratnacandra

Buddha Ratnacandra

10. Tathagata, Permata Purnama (Ratnacandra, Rinchen Dawa)
Beliau duduk di arah timur laut, di wilayah dunia yang disebut sebagai “Tempat Berhiaskan Pancaran Sinar”. Tubuh beliau berwarna hijau muda dan di tangannya terdapat sebuah permata dan sang purnama. ‘Permata’ dalam nama beliau berarti kesadaran murni beliau, bersih dari ketidakmurnian. “Purnama” menggambarkan kesadaran dan welas asih beliau yang besar. Beliau memurnikan karma negatif yang terjadi akibat pembunuhan seorang ibu oleh anaknya.

 

11. Vimala

Buddha Vimala

11. Tathagata, Sang Tak Bercela (Vimala, Drima Mepa)
Beliau duduk langsung di bawah Buddha Shakyamuni di sebuah alam bernama “Tempat Penuh Debu”. Tubuh beliau berwarna seperti debu dan beliau memegang di tangannya dua cermin tak bercela. “Tak Bercela” dalam namanya menandakan kesadaran murninya yang bisa melihat tanpa halangan, dan beliau memurnikan karma makhluk sadar supaya mereka mencapai sebuah keadaan yang “tak bercela”. Beliau juga memurnikan karma buruk dari seorang anak yang telah membunuh ayahnya. Selesai sudah pembahasan grup pertama yang terdiri dari 10 Buddha di sekeliling Buddha Shakyamuni. 10 selanjutnya divisualisasikan langsung di atas grup pertama para Buddha.

 

12. Suradatta

Buddha Suradatta

12. Tathagata, Dikaruniai Kemuliaan (Suradatta, Pa Jin)
Beliau duduk tegas di atas Buddha Shakyamuni di sebuah alam bernama “Penuh Kemuliaan”. Beliau memiliki tubuh putih dan menggenggam setangkai pohon dengan daun dan buah yang sedang tumbuh. “Kemuliaan” dalam nama beliau mengacu pada kualitas kesadaran primordial beliau yang terbebas dari kekeruhan. Beliau mampu menganugrahkan kepada makhluk sadar tumpukan pahala dan pengetahuan mendalam, di samping kebahagiaan. Beliau adalah sosok “pemberi” kenikmatan transenden dan mengabulkan permintaan dari makhluk sadar. Beliau juga memurnikan karma negatif berat yang muncul akibat pembunuhan seorang Arhat.

 

13. Brahma

Buddha Brahma

13. Tathagata, Sang Murni (Brahma, Tsangpa)
Beliau duduk di arah Timur dalam alam “Bebas Dari Kekeruhan”. Beliau berwarna oranye dan menggenggam dalam tangannya sebuah teratai dan matahari. Beliau dipanggil “Murni” sebagai penanda kesadaran murni terdalam beliau yang bersifat bersih tanpa halangan. Beliau memurnikan semua makhluk sadar dari karma yang menyangkut kematian dan kelahiran kembali, dan juga karma negatif berat dari tindakan menyakiti sosok Buddha yang tercerahkan secara penuh.

 

14. Brahmadatta

Buddha Brahmadatta

14. Tathagata, Bertransformasi Melalui Kemurnian (Brahmadatta, Shang Pey Jin)
Beliau duduk tegas di arah Tenggara dalam alam yang dikenal sebagai “Tanpa Kesusahan”. Beliau berwarna kuning dan memegang dalam tangannya sebuah bulan dan teratai. “Kemurnian” dalam namanya mengacu pada kesadaran murni beliau yang sempurna tanpa halangan. Selain memurnikan karma makhluk sadar, beliau juga mampu memberikan kebahagiaan bagi semua. Beliau memiliki kuasa untuk menetralkan karma negatif yang terakumulasi selama lebih dari 10.000 eon.

 

15. Varuna

Buddha Varuna

15. Tathagata, Dewa Air (Varuna, Chu Lha)
Beliau duduk di wilayah selatan dalam alam bernama “Tak Bercela”. Tubuhnya berwarna biru dan tangannya melakukan gerakan memberi Dharma. “Air” dalam namanya mengacu pada kesadaran beliau yang murni, jernih tanpa terhalang kekeruhan. Sifat air juga menjadi ciri khas kemampuan beliau untuk mengaliri pikiran makhluk sadar dengan Dharma. “Dewa” dalam namanya mewakili kemampuan magisnya untuk menciptakan berbagai emanasi dengan tujuan membawa manfaat bagi makhluk sadar. Beliau juga memurnikan karma negatif akibat memerkosa bikuni atau Arhat.

 

16. Varunadeva

Buddha Varunadeva

16. Tathagata, Dewa Agung Para Dewata Air (Varunadeva, Chu Lha Yi Lha)
Beliau duduk tegas di wilayah Baratdaya dalam alam bernama “Jernih Sempurna”. Beliau berwarna putih dan memegang di tangannya sebuah lingkaran atau mandala air dan sebuah cermin. Seperi Buddha sebelum beliau, ‘Air’ dalam namanya mengacu pada kesadaran murni beliau dan ‘Dewa’ menandakan kemampuan beliau untuk beremanasi untuk member manfaat bagi para makhluk sadar. Beliau juga membersihkan karma negatif berat dari tindakan membunuh Bodhisattva.

 

17. Sribhadra

Buddha Sribhadra

17. Tathagata, Kepiawaian Yang Mulia (Sribhadra, Palzang)
Beliau duduk tegas di wilayah Barat dalam alam yang dinamakan “Penuh Bahagia”. Tubuhnya berwarna merah dan beliau menggenggam sekuntum teratai dan tangkai dari pohon pengabul permintaan. “Mulia” dalam namanya mengacu pada pikiran beliau yang telah disempurnakan secara utuh untuk kepentingan makhluk sadar. “Kepiawaian” menggambarkan kesadaran murni beliau. Beliau memurnikan dan mengantarkan makhluk sadar ke tingkat pencerahan penuh.

 

18. Candanasri

Buddha Candanasri

18. Tathagata, Cendana Mulia (Candanasri, Tsendan Pal)
Beliau duduk di wilayah Barat daya di sebuah alam bernama ‘Tempat Nan Harum’. Tubuh beliau berwarna oranye dan di kedua tangannya terdapat tangkai pohon Cendana dan buah-buahan ranum. “Cendana” dalam namanya mengacu pada kepiawaian beliau dalam mengontrol emosi dan memurnikan penyakit yang berhubungan dengan emosi seperti ketidaktahuan dan lainnya. Bak wangi Cendana yang memenuhi seluruh ruangan jika dibakar, beliau mampu merasuki makhluk sadar dengan sifat-sifat kesempurnaan beliau. Beliau juga memurnikan karma negatif yang didapatkan dengan mencuri dari komunitas Sangha.

 

19. Anantatejas

Buddha Anantatejas

19. Tathagata, Keagungan Tanpa Batas (Anantatejas, Zijid Thaye)
Beliau duduk di wilayah Utara dalam sebuah alam yang disebut sebagai “Dikaruniai Keagungan”. Warna beliau merah dan menggenggam dalam tangannya dua matahari dan dikelilingi pengiring. “Keagungan” dalam namanya mengacu pada kesadaran beliau yang murni dan beliau mampu menberikan pada makhluk sadar manapun kejelasan pikiran. “Tanpa Batas” menjelaskan kemampuan tanpa batas beliau untuk membebaskan makhluk sadar dan juga banyak sekali kemampuan beliau yang lain. Beliau juga memurnikan karma negatif yang ditimbulkan akibat menghancurkan stupa.

 

20. Prabhasasri

Buddha Prabhasasri

20. Tathagata, Cahaya Mulia (Prabhasasri, O’pal)
Beliau duduk di wilayah Timur laut dalam sebuah alam yang bernama “Penuh Makna”. Beliau memiliki tubuh putih dan memegang sebuah cincin sinar putih. “Cahaya” dalam nama beliau mengacu pada kesadaran murninya yang mirip dengan sang surya bersinar mengenyahkan kegelapan akibat kekeruhan jiwa, yang pada akhirnya mempersiapkan jalan menuju pembebasan jiwa dan pengetahuan tanpa batas. “Mulia” mengacu pada kemampuan dan sifat beliau yang sempurna sebagai sosok yang penuh tercerahkan. Beliau membatalkan karma negatif yang ada akibat tindakan yang muncul dari rasa benci.

 

21. Asokasri

Buddha Asokasri

21. Tathagata, Mulia Tanpa Rasa Susah (Asokasri, Nyangen Mepa Pal)
Beliau duduk di bawah Sang Tanpa Cela dalam sebuah alam bernama “Tak Terhalang”. Tubuh beliau berwarna biru muda dan di tangannya terdapat batang pohon Asoka. “Tanpa rasa Susah” dalam namanya mengacu pada kesadaran primordial beliau yang telah menaklukkan siklus kehidupan serta mampu membebaskan makhluk sadar. “Mulia” menggambarkan kesempurnaan sifat dan kemampuan beliau. Beliau juga mencuci bersih karma negatif yang terjadi karena keterikatan.

 

22. Narayana

Buddha Narayana

22. Tathagata, Putra Tanpa Keinginan (Narayana, Sidme Kyibu)
Beliau duduk tegas di wilayah di atas Buddha Shakyamuni dalam sebuah alam yang dikenal dengan nama “Bebas Dari Keterikatan”. Tubuh beliau berwarna biru dan tangannya membentuk gerakan Gunung Meru serta memegang sekuntum teratai. “Tanpa Keinginan’ dalam namanya mengacu pada kesadaran primordial beliau yang bebas dari pemikiran negatif. Beliau juga membebaskan para makhluk sadar dari keterikatan pada kehidupan yang berulang. “Putra” di sini menggambarkan bagaimana beliau terlahir dengan pikiran yang tersadarkan serta besarnya welas asih. Beliau mampu memurnikan karma negatif yang terakumulasi selama lebih dari 10.000 eon.

 

23. Kusumasri

Buddha Kusumasri

23. Tathagata, Bunga Mulia (Kusumasri, Metog Pal)
Beliau duduk di wilayah Timur dalam sebuah alam bernama “Bunga-bunga Merekah”. Beliau berwarna kuning dan memegang sebuah bunga kuning dan buah yang ranum dalam tangannya. “Bunga” dalam nama beliau mengacu pada kesadaran murninya yang merekah indah dan juga menumbuhkan sifat-sifat yang sama dalam makhluk sadar. “Mulia” menggambarkan kemampuan beliau memberikan kesempurnaan bagi para makhluk sadar. Beliau memurnikan karma negatif yang terakumulasi selama lebih dari 100.000 eon.

 

24. Tathagatabrahamajyotivikriditabhijna

Buddha Tathagatabrahamajyotivikriditabhijna

24. Tathagata, Melihat Jelas Melalui Nikmat Terang Yang Murni (Tathagatabrahamajyotivikriditabhijna, Dezhin Shegpa Tsangpe Ozer Nampar Rolpa Ngonpa Khyenpa)
Beliau duduk di wilayah Tenggara dalam sebuah alam yang bernama ‘Tempat Penuh Kemurnian”. Tubuh beliau berwarna putih dan dalam tangannya terdapat sekuntum teratai dan sekumpulan cahaya. Gelar ‘Tathagata’ atau ‘Dezhin Shegpa‘ secara spesifik diberikan kepada Buddha ini, meskipun gelar tersebut juga berlaku bagi Buddha lainnya. “Kemurnian” dalam namanya mengacu pada kesadaran primordial beliau dan “Terang Yang Murni” menggambarkan berbagai sifat sempurna beliau. “Nikmat” dalam nama beliau berarti kemampuan besar beliau untuk beremanasi demi kepentingan makhluk sadar. Beliau melenyapkan karma negatif yang terakumulasi lebih dari 1.000 eon.

 

25. Tathagatapadmajyotivikriditabhijna

Buddha Tathagatapadmajyotivikriditabhijna

25. Tathagata, Melihat Jelas Melalui Nikmat Terang Teratai
(Tathagatapadmajyotivikriditabhijna, Dezhin Shegpa Padme Ozer Nampar Rolpa Ngonpa Khyenpa)

Beliau duduk di wilayah Selatan dalam sebuah alam bernama “Tempat Berhias Teratai”. Beliau berwarna merah dan tangannya membentuk gerakan memegang sekuntum teratai dan sebuah matahari. “Teratai” dalam namanya mengacu pada kesadaran primordial beliau yang merekah dan menginspirasi manusia untuk menanggalkan kesalahan-kesalahan duniawi mereka. “Melihat Jelas Melalui Nikmat Terang Teratai” menggambarkan berbagai sifat sempurnanya sebagai sosok tercerahkan. Beliau memurnikan karma negatif yang terakumulasi selama lebih dari tujuh eon.

 

26. Dhanasri

Buddha Dhanasri

26. Tathagata, Kekayaan Mulia (Dhanasri, Nor Pal)
Beliau duduk di wilayah Barat daya dalam sebuah alam bernama ‘Tempat Penuh Permata’. Tubuh beliau bewarna merah dan tangannya memegang dua permata. Permata atau Kekayaan di sini mengacu pada kesadaran murni beliau, yang pada gilirannya menghasilkan sifat-sifat sempurna yang senantiasa tumbuh. Beliau memenuhi permintaan makhluk sadar. “Mulia” dalam nama beliau mengacu pada kemampuan beliau untuk menganugrahi makhluk sadar dengan kesempurnaan sejati. Beliau juga memurnikan karma negatif yang muncul akibat kecanduan.

 

27. Smrtisri

Buddha Smrtisri

27. Tathagata, Kesadaran Penuh Yang Mulia (Smrtisri, Drenpe Pal)
Beliau duduk tegas di wilayah Barat dalam sebuah alam bernama “Cemerlang Sempurna”. Beliau berwarna kuning dan tangannya menggenggam sebuah pedang dan tulisan Dharma. ‘Kesadaran Penuh’ dalam namanya mengacu pada kesadaran primordial beliau yang tidak pernah lupa serta kemampuan beliau untuk mengingat semua kehidupan lampaunya. “Mulia” menandakan kemampuan beliau untuk menganugrahkan kepada makhluk sadar kesempurnaan penuh. Beliau memurnikan karma negatif pada tubuh praktisi.

 

28. Suparikrititanamaghepasri

Buddha Suparikrititanamaghepasri

28. Tathagata, Nama Mulia Nan Tersohor (Suparikrititanamaghepasri, Tshenpal Zhintu Yongdrag)
Beliau duduk di wilayah Barat laut di sebuah alam bernama ‘Tanpa Pertanda’. Tubuh beliau hijau dan beliau memegang sebuah mahkota Buddha di atas kepala. ‘Nama’ di sini mengacu pada kesadaran primordial beliau yang mengenali realita sebagai sebuah hal yang tidak kekal. ‘Nan Tersohor ’mengacu pada reputasi harum beliau yang tersebar luas di tiga alam keberadaan (Bentuk, Tanpa Bentuk dan Keinginan). Beliau memurnikan karma negatif yang muncul akibat membuat marah para Buddha.

 

29. Indraketudhvajaraja

Buddha Indraketudhvajaraja

29. Tathagata, Raja Panji Kemenangan (Indraketudhvajaraja, Wangpe Togyi Gyeltsen Gyi Gyalpo)
Beliau duduk tegas di wilayah Utara dalam sebuah alam bernama ‘Kuasa-kuasa Indera Tajam’. Warna tubuh beliau kuning dan beliau memegang di tangannya sebuah panji kemenangan dengan pucuk mahkota yang tak ternilai. Beliau juga dikenal sebagai Puncak Penginderaan, yang mengacu pada kemampuan kesadaran primordial beliau dalam mengindera realita secara tepat. Hal ini adalah bentuk kebijaksanaan yang tertinggi dalam kepiawaian mengenali kekosongan (sunyata) dan karena itu pantas menempati status puncak. ‘Panji Kemenangan’ memproklamasikan kemenangan beliau melawan siklus kehidupan dan “raja” mengacu pada sifatnya yang tercerahkan. Beliau memurnikan karma negatif tindakan yang dilakukan akibat rasa iri atau cemburu.

 

30. Suvikranta

Buddha Suvikranta

30. Tathagata, Yang Mulia Penakluk Sempurna (Suvikranta, Shintu Nampar Nonpyi Pal)
Beliau duduk tegas di wilayah Timur laut dalam sebuah alam yang dinamakan ‘Kenikmatan’. Beliau memiliki tubuh berwarna putih dan salah satu tangannya ada dalam posisi menyentuh bumi seperti Buddha Shakyamuni. Beliau adalah “penakluk” semua masalah yang berhubungan dengan emosi dan juga kekuatan-kekuatan jahat. Beliau menetralisir karma negatif yang timbul dari memerintahkan orang lain untuk berbuat jahat.

 

31. Yuddhajaya

Buddha Yuddhajaya

31. Tathagata, Pemenang Agung Dalam Pertempuran (Yuddhajaya, Gyule Shintu Nampar Gyalwa)
Beliau duduk tegas di wilayah bagian bawah dan dalam alam yang bernama ‘Bebas Delusi’. Warna tubuh beliau hitam dan di tangan beliau tergenggam sebuah pedang dan perisai. Beliau dikenal dengan nama ‘Pemenang Agung Dalam Pertempuran’ karena beliau mampu mengalahkan musuh-musuh dalam diri berupa emosi yang mendera, dan tindakan buruk dari makhluk sadar. Beliau telah menang atas siklus kehidupan dan karena itu mampu membimbing semua makhluk sadar menuju pembebasan jiwa. Beliau memurnikan karma negatif yang timbul akibat perbuatan yang didasari atas kesombongan.

 

32. Vikrantagamsri

Buddha Vikrantagamsri

32. Tathagata, Yang Mulia Penakluk Sempurna Yang Telah Menyebrang (Vikrantagamsri, Nampar Nonpe Shegpai Pal)
Beliau duduk di wilayah Timur dari arah Buddha Shakyamuni dalam sebuah alam bernama ‘Mulia’. Beliau memiliki tubuh berwarna putih dan kedua tangannya masing-masing dalam posisi menyentuh bumi dan memberi keberanian. Beliau dikenal sebagai penakluk yang telah mengalahkan semua musuh-musuh dalam diri seperti emosi buruk dan tindakan tercemar. Beliau disebut ‘Mulia’ karena kemampuannya untuk membimbing makhluk sadar mencapai kesempurnaan seutuhnya. Beliau memurnikan karma negatif karma yang muncul akibat memfitnah orang lain.

 

33. Samantavabhasavyuhasri

Buddha Samantavabhasavyuhasri

33. Tathagata, Pancaran Mulia Menerangi Semua (Samantavabhasavyuhasri, Kunney Nangwa Kodpai Pal)
Beliau duduk tegas di arah Selatan dalam sebuah alam bernama ‘Tempat Penuh Cahaya’. Tubuh beliau berwarna kuning dan beliau memegang sebuah matahari dan sebuah dahan yang berbuah permata. ‘Menerangi Semua’ dalam namanya mengacu pada kesadaran murni beliau yang mengenyahkan semua kebebalan dalam makhluk sadar. Beliau bernama ‘Mulia’ karena kemampuannya untuk membimbing makhluk sadar menuju kesempurnaan sejati. Beliau memurnikan karma negatif akibat bergembira karena perbuatan jahat.

 

34. Ratnapadmavikrami

Buddha Ratnapadmavikrami

34. Tathagata, Permata Teratai Sang Penakluk (Ratnapadmavikrami, Rinchen Padmai Nampar Nonpa)
Beliau duduk tegas di arah Barat dalam sebuah alam bernama ‘Penuh Kemuliaan’. Tubuhnya berwarna merah dan tangannya menggenggam sebuah permata dan sekuntum teratai. ‘Permata’ melambangkan semua sifat sempurnanya sebagai makhluk yang tercerahkan sepenuhnya. Teratai di sini menggambarkan sifat pikiran beliau yang tanpa cela. Beliau adalah penakluk hebat bagi semua emosi yang bermasalah dan perbuatan buruk yang dilakukan makhluk sadar. Beliau memurnikan karma negatif berat yang timbul akibat meninggalkan Dharma.

 

35. Ratnapadmasupratisthitasailendraja

Buddha Ratnapadmasupratisthitasailendraja

35. Tathagata, Raja Gunung Meru (Ratnapadmasupratisthitasailendraja, Dezhin Shegpa Dracompa Yangdagpa Dzogpai Sangye Rinpoche Dang Padma-la Rabtu Shugpa Riwang Gyi Gyalpo)
Beliau duduk di wilayah Utara dalam sebuah alam bernama ‘Taburan Permata Berharga’. Beliau berwarna biru langit dan tangannya menopang Gunung Meru. Beliau juga duduk di atas tahta yang dihiasi teratai, bulan, singa dan taburan permata. Batu permata dan teratai mengacu pada tahta beliau dan tahta Buddha lainnya. Permata juga melambangkan kesadaran primordial beliau dan sifat-sifat sempurna beliau sebagai makhluk tercerahkan. ‘Gunung Meru’ dalam namanya mengacu pada keteguhannya, sekokoh gunung-gunung dimana beliau bertahta. Beliau memurnikan karma negatif yg timbul akibat melanggar komitmen.

 

Visualisasi

Meskipun terdapat beberapa cara untuk melakukan visualisasi 35 Buddha Pengakuan, semuanya terpusat pada Buddha Shakyamuni sebagai figur utama. Teknik visualisasi di bawah ini diajarkan oleh Lama Zopa Rinpoche.

Anda memulainya dengan visualisasi sosok Buddha Shakyamuni berada sedikit di atas anda sebagai figur utama. Beliau duduk bersila dalam postur berlian (segitiga), pada sebuah tahta mutiara putih yang ditopang oleh gajah. Bayangkan Buddha Shakyamuni mengenakan jubah berwarna saffron yang biasa dipakai seorang biksu yang sudah ditahbiskan. Tangan kanan beliau menyentuh bumi dan tangan kiri memegang sebuah mangkuk sedekah penuh terisi dengan nektar kebijaksanaan. Dari jantung beliau, pancaran cahaya menyeruak keluar, 10 pancaran ke atas, 10 ke bawah, tujuh kearah kiri, dan tujuh lagi ke arah kanan. Pada titik terminasi setiap pancaran, terbentuk sebuah tahta mutiara putih yang ditopang oleh gajah.

Mutiara putih menyimbolkan proses pemurnian penuh dari perbuatan buruk kita. Di sisi lain, gajah yang menopang tahta adalah hewan yang paling kuat dan melambangkan pemurnian besar-besaran akan segala sesuatu yang bersifat negatif. Duduk pada setiap tahta adalah sosok Buddha dengan gerakan tangan masing-masing dan dari setiap Buddha suci, cahaya terang nektar bersinar dan memurnikan tubuh, perkataan dan pikiran anda dari berbagai karma buruk sebagaimana terang menyingkirkan gelap. Setelah berhasil memvisualisisasi ke 35 Buddha Pengakuan seperti ini, sujudlah sebanyak tiga kali sambil membaca mantra di bawah ini:

OM NAMO MANJUSHRIYE
NAMO SUSRIYE
NAMO UTTAMASRIYE SVAHA

Mantra ini akan meningkatkan manfaat sujud anda secara signifikan. Setelah itu anda bisa mulai membaca Sutra Mahayana Sutra Tiga Bukit Sempurna dibarengi gerakan sujud. Jika anda belum hafal seluruh isi sutra, anda bisa membacanya sekali, disusul bersujud dan mengulang semua nama ke 35 Buddha Pengakuan. Setelah selesai sujud, anda bisa mengulangi pembacaan sutra.

Proses pemurnian karma buruk ini efektif terutama jika dilakukan pagi hari dan sebelum tidur di malam hari. Metode ini menjadi cara yang paling manjur untuk membuat hidup kita lebih berarti melalui praktik pemurnian batin paling tinggi ini. Dengan berbekal praktik ini, kita dapat memurnikan karma buruk dalam jumlah besar tanpa harus menanggung akibatnya, atau paling tidak mengurangi konsekwensinya, di samping mengumpulkan pahala yang pada gilirannya akan membantu kita mencapai kemajuan spiritual. Oleh sebab itu, nilai dari praktik ini lebih mahal daripada harta benda duniawi.

 

Sutra Mahayana Tiga Bukit Sempurna

Kita dapat menggabungkan pembacaan mantra berikut dengan mantra Perlindungan, Menciptakan Bodhichitta, Guru Yoga Lama Tsongkhapa dan ayat-ayat persembahan teh serta mantra untuk mengundang Pelindung Dharma Dorje Shugden juga tak lupa pembacaan Dedikasi Umum di bagian akhir.

 

Teks Doa 35 Buddha Pengakuan

Sembah hormat kepada Pengakuan Kejatuhan Moral di bawah naungan Bodhisattva.
Saya, yang bernama [sebutkan nama anda], sepanjang waktu berlindung pada Sang Guru, berlindung pada Sang Buddha, berlindung pada Dharma, berlindung pada Sangha.

Kerabat Vajra Akshobhya (biru dalam warna)
1. Kepada Sang Guru, Yang Terberkati, Tathagata, Penghancur Musuh, Buddha yang Tersempurnakan Seluruhnya, sang Penakluk Yang Mulia Shakyamuni, saya bersujud.
2. Kepada Tathagata, Penakluk Sempurna dengan Intisari Vajra, saya bersujud.
3. Kepada Tathagata, Permata Cahaya Terang, saya bersujud.
4. Kepada Tathagata, Raja Digdaya Naga, saya bersujud.
5. Kepada Tathagata, Pemimpin Para Pahlawan, saya bersujud.
6. Kepada Tathagata, Kenikmatan Mulia, saya bersujud.
7. Kepada Tathagata, Permata Api, saya bersujud.

Kerabat Tathagata Vairochana (putih dalam warna)
8. Kepada Tathagata, Permata Cahaya Purnama, saya bersujud.
9. Kepada Tathagata, Berarti Untuk Dilihat, saya bersujud.
10. Kepada Tathagata, Permata Bulan, saya bersujud.
11. Kepada Tathagata, Sang Tak Bercela, saya bersujud.
12. Kepada Tathagata, Beranugrah Mulia, saya bersujud.
13. Kepada Tathagata, Sang Murni, saya bersujud.
14. Kepada Tathagata, Berubah Dengan Kemurnian, saya bersujud.

Kerabat Ratna Ratnasambhava (kuning dalam warna)
15. Kepada Tathagata, Dewata Air, saya bersujud.
16. Kepada Tathagata, Dewa Para Dewata Air, saya bersujud.
17. Kepada Tathagata, Kepiawaian Mulia, saya bersujud.
18. Kepada Tathagata, Cendana Mulia, saya bersujud.
19. Kepada Tathagata, Keagungan Tanpa Batas, saya bersujud.
20. Kepada Tathagata, Cahaya Mulia, saya bersujud.
21. Kepada Tathagata, Mulia Tanpa Rasa Susah, saya bersujud.

Kerabat Teratai Amitabha (merah dalam warna)
22. Kepada Tathagata, Putra Tanpa Keinginan, saya bersujud.
23. Kepada Tathagata, Bunga Mulia, saya bersujud.
24. Kepada Tathagata, Melihat Jelas Melalui Nikmat Terang Yang Murni, saya bersujud.
25. Kepada Tathagata, Melihat Jelas Melalui Nikmat Terang Teratai, saya bersujud.
26. Kepada Tathagata, Kekayaan Mulia, saya bersujud.
27. Kepada Tathagata, Kesadaran Mulia, saya bersujud.
28. Kepada Tathagata, Nama Mulia Yang Tersohor, saya bersujud.

Kerabat Karma Amoghasiddhi (hijau dalam warna)
29. Kepada Tathagata, Raja Panji Kemenangan, Kepala Para Digdaya, saya bersujud.
30. Kepada Tathagata, Yang Mulia Penakluk Sempurna, saya bersujud.
31. Kepada Tathagata, Pemenang Agung Dalam Pertempuran, saya bersujud.
32. Kepada Tathagata, Yang Mulia Penakluk Sempurna Yang Telah Menyeberang, saya bersujud.
33. Kepada Tathagata, Pancaran Mulia Yang Menerangi Semua, saya bersujud.
34. Kepada Tathagata, Permata Teratai Penakluk Agung, saya bersujud.
35. Kepada Tathagata, Penghancur Musuh, Buddha Yang Tersempurnakan Sepenuhnya, Raja Gunung Meru bertahta pada permata dan teratai, saya bersujud.

O Semua Tathagata dan beliau-beliau yang lain, bagaimanapun banyaknya para Tathagata, Penghancur Musuh, Buddha Tersempurnakan Sepenuhnya, Mereka Yang Terberkati bersemayam di semua alam duniawi di sepuluh arah mata angin, semua Buddha, Terberkati, mohon dengarkan saya.

Dalam kehidupan ini dan semua kehidupan saya sejak waktu tanpa permulaan dimulai, di semua tempat kelahiranku kembali saat mengembara di Samsara, saya telah berbuat buruk, telah menyuruh orang melakukannya, dan telah bersuka cita saat perbuatan tercela itu sudah dilakukan. Saya telah mencuri barang yang seharusnya menjadi persembahan, barang milik Sangha, dan milik berbagai Sangha di sepuluh penjuru, telah menyuruh orang untuk mencurinya, dan bersukacita ketika pencurian itu terjadi. Saya bersalah akan lima tindakan keji, telah menyuruh orang melakukannya, dan bersukacita ketika tindakan-tindakan tersebut dijalankan. Saya telah menapaki jalan menuju sepuluh tindakan tidak terpuji, telah menyuruh orang untuk melakukannya, dan telah bersuka cita ketika mereka melakukannya.

Dengan beban karma seperti itu, saya bakal jadi penghuni neraka, atau saya akan terlahir sebagai hewan, atau saya akan dikirim ke alam hantu-hantu lapar, atau saya akan terlahir sebagai seorang barbar di sebuah negeri tanpa agama, atau saya akan terlahir sebagai dewa dengan umur panjang, atau saya akan tidak mempunyai indera yang lengkap, atau saya akan memiliki pandangan yang salah, atau saya akan tidak memiliki kesempatan menyenangkan sosok Buddha.

Semua halangan karma saya beberkan di depan para Buddha, Sang Terberkati, yang telah menjadi kebenaran, yang melihat dengan secara bijaksana. Saya mengaku tanpa menyembunyikan apapun, dan mulai hari ini akan menghindari melakukan tindakan-tindakan buruk.

Bagi semua Buddha, Sang Terberkati, mohon dengarkan saya.

Dalam kehidupan ini dan semua kehidupan saya sejak waktu tanpa permulaan dimulai,di semua tempat kelahiranku kembali saat mengembara di Samsara, apapun akar mula kebajikan saya dalam memberi pada yang lain, bahkan ketika saya memberi sepotong makanan kepada makhluk yang terlahir sebagai hewan;
Apapun akar mula kebajikan saya dalam membina disiplin moral;
Apapun akar mula kebajikan saya dalam tindakan yang membantu pembebasan besar;
Apapun akar mula kebajikan saya dalam peran saya membantu makhluk sadar lain menjadi matang;
Apapun akar mula kebajikan saya dalam menciptakan pikiran agung berdasarkan Pencerahan;

Apapun akar mula kebajikan saya dalam merealisasikan kebijaksanaan tertinggi; semuanya ini terkumpul, terbina dan terjalin bersama, melalui dedikasi kepada yang tak tertandingi, kepada puncak tertinggi, kepada dia yang lebih tinggi daripada tinggi, kepada ia yang melampaui sang tak terlampaui,

Saya berdedikasi secara penuh kepada yang pecerahan yang tak terlampaui, sempurna seutuhnya.
Seperti halnya para Buddha, Sang Terberkati pada masa lampau, telah mendedikasikan secara utuh, seperti halnya para Buddha, Sang Terberkati yang akan datang, akan mendedikasikan secara utuh, dan seperti halnya para Buddha, Sang terberkati yang hidup kini, mendedikasikan secara utuh, saya juga berdedikasi secara utuh.

Saya mengakui semua perbuatan buruk saya satu persatu. Saya bersuka cita dengan adanya pahala. Saya memohon dan meminta semua Buddha.

Ijinkan saya menggapai kebijaksanaan suci, tertinggi, tak terlampaui dan agung adanya.
Siapapun Para Penakluk, makhluk-makhluk tertinggi yang ada kini, mereka pada masa lampau, dan juga mereka yang akan datang, dengan selautan penuh pujian untuk semua atribut baikMu, dengan telapak tangan saya merapat, saya mendekat memohon perlindunganMu.

Selesailah sudah Sutra Mahayana Sutra berjudul “Sutra Tiga Bukit Sempurna”.

 

Kesimpulan

Praktik 35 Buddha Pengakuan adalah salah satu bentuk metode purifikasi yang paling populer dan bisa dilakukan kapan saja. Praktik ini diajarkan oleh berbagai tokoh spiritual besar seperti Lama Tsongkhapa, yang melakukan sendiri tapa sujud kepada ke 35 Buddha Pengakuan untuk memurnikan diri dan mendapatkan pengetahuan mendalam. Praktik 35 Buddha Pengakuan diakui sebagai salah satu bentuk pemurnian yang paling manjur bagi praktisi awam (non-tantra).

Supaya praktik 35 Buddha Pengakuan efektif, harus dilakukan dengan Empat Kekuatan Perlawanan bebarengan dengan visualisasi. Ketika dipraktikkan bersama Empat Kekuatan Perlawanan, anda tidak sekedar memurnikan penampakan luar dari perbuatan-perbuatan buruk anda, tapi akar masalahnya sendiri, yaitu pikiran yang mementingkan diri sendiri. Pikiran egois inilah yang memicu persoalan-persoalan kita. Karena itu, 35 Buddha Pengakuan menjadi sebuah praktik yang tepat untuk meminimalisir efek permasalahan batin seperti ketidaktahuan, rasa benci dan keinginan yang berlebihan, sehingga pencapaian spiritual dapat kita raih dengan lebih mudah.

Akhir kata, 100.000 sujud sembah kepada ke 35 Buddha Pengakuan adalah salah satu praktik awal (ngondro) dalam menyiapkan diri untuk menerima inisiasi tinggi aliran tantra. Praktik ini bertujuan untuk memurnikan karma buruk sebanyak mungkin dan juga mengumpulkan sebanyak mungkin pahala, sehingga ketika kita dinilai pantas untuk menerima inisiasi tinggi tantra seperti Vajrayogini, pencapaian dapat diraih dengan cepat.

Click on image to enlarge

Tathagata Dewa para Dewata Air dan Dorje Shugden. Klik untuk gambar resolusi tinggi atau klik di sini funtuk untuk gambar-gambar Buddha lainnya.

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

Pastor David Lai
Follow him

About Pastor David Lai

David is a lay Buddhist pastor of Kechara and a longtime student of H.E. Tsem Rinpoche. Initially a reluctant writer, he now finds himself writing for a living and has published four books including his autobiography, There's No Way But Up and Conversations in Love.

David is a lover of Buddhist art and whenever he can, he shares his knowledge of the Dharma with everyone, giving frequent teachings and writing on his blog www.davidlai.me.
Pastor David Lai
Follow him

Latest posts by Pastor David Lai (see all)

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR APRIL / 四月份讨论主题

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:08 PM
    Momo is a dumpling made of all-purpose flour and filled with either meat or vegetables. Inspired by Tibetan dumplings, the dish is a very popular Nepali street food. It is one of my favourite foods. Last year while in Kathmandu I am fortunate given the opportunity to learn and made vegetarian Momos.
    Thank you Rinpoche for this sharing as it reminds me of trip there visiting some of the Holiest sites and trying my hand making momos then.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/students-friends/making-nepalese-momos.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:06 PM
    Bouddha, also known as Boudhanath, is a stupa in Kathmandu, Nepal which is located about 11 km from outskirts of Kathmandu. Its massive mandala makes it one of the largest spherical stupas in Nepal and the world. The Boudhanath Stupa pyramid is coated with over 60 pounds of gold, is one of the largest and one of the most significant Buddhist monuments in the world. This great Stupa is home to precious relics and this semi-circular structure stands out with its majestic mandala, recognized by UNESCO in 1979 as a World Heritage Site. The Boudhanath is the most sacred sites in Tibetan Buddhism outside of Tibet, reflecting the cosmological tenets of Buddhism. Was there last year June joining thousands of pilgrims circumambulate the stupa.
    The aerial view of this Boudhanath Stupa is magnificent indeed. Looking merely at the pictures is a blessing.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/aerial-view-of-bodha-stupa.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:04 PM
    Shanti Stupa in Pokhara was built by Nipponzan-Myōhōji monk Morioka Sonin with local supporters under the guidance of Nichidatsu Fujii, a Buddhist monk and the founder of Nipponzan-Myōhōji
    A famous site where locals as well as foreign tourists will go there throughout the year. One have to climb 400 steep steps to get to the Pagoda, it was worth the climb, as its situated on the Anadu Hill at the height of 1100 meters.
    Shanti Stupa shrine was built as a symbol of peace designed to provide a focus for people of all races and creeds, and to help unite them in their search for world peace. It has also become a tourist attraction as it provides a panoramic view of the Annapurna range, Pokhara city and Fewa Lake. The white pagoda has two tiers for tourists and religious visitors to circumambulate. Its location on the hilltop provides a splendid view of sunrise and sunset for visitors. Hopefully I could visit this amazing Holy site soon.
    Thank you Rinpoche for this great sharing

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/pokhara-stupa.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:04 PM
    Its an old blog yet its hold many wonderful memories for The Tsem Ladrang team , I am sure. They are the ones who found a beautiful house in the hills of Naranthan in Kathmandu, Nepal. The place is serene and peaceful with beautiful mountains ranges. Looking at the old pictures its breath-taking and brilliant. The Ladrang is surrounded by scenery of outstanding natural beauty. Having a spacious yard, guest quarters, butterlamp house, to mention a few. The Ladrang has a spectacular views of the surrounding mountains and Kathmandu Valley.
    Thank you Rinpoche for this sharing and teachings.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/me/tsem-ladrang-naranthan-nepal.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:02 PM
    Buddhist Pilgrimage in Nepal is the best trip that takes us to the spiritual centers where Buddhism’s practices and meditations emerged. Nepal is popular for its Buddhism practices and itself is the birthplace of the originator Gautam Buddha. This beautiful Himalayan nation hosts the amazing Buddhist trails, monuments and stupas. It’s the place where the Buddha meditated and the Buddha enlightened the people with wisdom. Kathmandu, the capital of Nepal, boasts many caves, stupas, and monasteries that are associated with Bodhisattvas, Buddha and Siddhas. The cave of Naropa and his guru Tilopa is beside Pashupatinath temple, bank of the holy Bagmati River. All these caves is considered as the holy site and Buddhist pilgrimage sites as the caves is the place where Naropa received training, teachings and had visions of Vajrayogini.
    I am fortunate to have visited this Holy caves while at Kathmandu last year.
    Thank you Rinpoche for this sharing .

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/travel/puja-at-naropas-cave-kathmandu-nepal.html
  • Samfoonheei
    Saturday, Apr 20. 2024 04:00 PM
    The Lord Buddha was born in 623 BC in the sacred area of Lumbini, southern Nepal.Lumbini is one of the world’s most important spiritual sites for the Buddhist pilgrims from around the world. The site is a popular place of Buddhist pilgrimage for many yearly. It was designated a UNESCO World Heritage site in 1997. The tranquility, aura and peace that we would experience in Lumbini makes it among the most holy places to visit in the world. I am fortunate going to this holiest place of Buddha birthplace last year with my Dharma brothers and sisters .It is the place where, according to Buddhist tradition, worth visiting
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/external-article/the-birth-palace-of-gautam-buddha
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:06 PM
    Very interesting and informative article. In most cultures, women is consider as lower in status compared with men. Ancient times in India, man took the lead while women is seconded. But times has changed for the better where women are not degraded in society. They receive equal recognition, appreciation, and stature, yet in countries and places around the world, women are still viewed as inferior and treated accordingly. But in Buddhism women have been increasing in number and has proven that many of them have gained full enlightenment in a female body. In Buddhism is concerned there’s no discrimination toward women ,both men and women are equal. There‘s many female Mahasiddhas and Yoginis as in this blog. May it inspired many more to come. Interesting article and its great sharing knowledge.
    Thank you Rinpoche with folded hands,

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/courtesans-of-ancient-india.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:05 PM
    Sleep paralysis is a feeling of being conscious but unable to move. It occurs when a person passes between stages of wakefulness and sleep. During these transitions, one may be unable to move or speak for a few seconds up to a few minutes. Some people may also feel pressure or a sense of choking. Sleep paralysis is a temporary inability to move or speak. It’s not harmful and should pass quickly, but at times can be frightening. It can affect anyone but is most common in young adults and they might have hallucination. The scary facts about sleep paralysis is those who suffer from it have said it felt like someone was choking them on their chest so they could not breathe.
    As for me I have not experience as such before as least i know now what i can to do.
    Thank you Vinnie Tan for sharing. Interesting read of these stories related to sleep paralysis.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/science-mysteries/sleep-paralysis-medical-or-paranormal.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:03 PM
    nteresting as this texts been composed after being inspired to do so . That’s interesting as this nature are traditionally considered exceptionally potent in their blessings if the claim of divine inspiration is authentic. According to the account in the introduction, the author composed this text after being divinely inspired to do so. It’s a very rare kind and its acceptance been recognised and received praise by very high lamas of our tradition. Reading this article tell us all of how powerful Dorje Shugden when we invoke in our prayers.
    Interesting read of the short biography of Ven. Geshe Kunchok Gyaltsen, the author of Mass of Vajra Fire.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/mass-of-vajra-fire-invocation-of-the-mighty-dorje-shugden.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 02:01 PM
    That’s wonderful Rinpoche has composed prayers in English so as everyone could recite and practice. For beginners is such a meaningful insights and perspectives without commitments and initiation. Moreover each prayers is for a specific blessing that helps practitioners to gain attainments and overcome obstacles. Easy and simple for everyone to start off.
    We are fortunate that everything Rinpoche did brought tremendous benefit to all sentient beings. Whatever prayers Rinpoche has composed are especially potent with blessings.
    Thank you Rinpoche and writers for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/holy-prayers-to-invoke-the-divine.html
  • Samfoonheei
    Tuesday, Apr 2. 2024 01:59 PM
    A great article , revisit this again of Tibetan Lamas and their dogs. As now I have a pet doggie with me, I came to understand more of them . Dogs are the most amazing creatures, they give us unconditional love. For me, they are the role model for being alive. Buddhists believe dogs also have the potential to become enlightened and can teach us about responsibility, love, and other Buddhist principles. The Q & A by Sandra Klein’s interview with the Venerable Gonsar Rinpoche gave us a better understanding and very informative of Tibetan dogs under Lamas care. ccording to the Buddha Dharma, all sentient beings have Buddha nature — from ants to humans. Though we often look at dogs as wonderful companions an teach us to embrace Buddhist principles. They, themselves, embody many of these principles.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/animals-vegetarianism/dogs-in-tibetan-monasteries.html
  • Brent
    Tuesday, Mar 26. 2024 04:47 PM
    Living with my wife, whose world is meticulously painted with the hues of OCD, is a journey that intertwines the essence of love with the complexities of the human mind. Her relentless pursuit of cleanliness and order, transforming even the most negligible corner into a testament of organization, often dances on the fine line between admiration and frustration. The sight of her steering clear from trash bins as if they were labyrinths of chaos, serves as a poignant reminder of the battles she fights within. Yet, it’s through these very battles that I’ve learned the profound language of patience and the unspoken strength of support. Therapy, in its gentle embrace, has been a beacon of light for her, guiding her through the stormy seas of OCD. It has not only offered her solace but has also unveiled the strength of her spirit, teaching us both the beauty of resilience. As she journeys through the pathways of healing, I stand by her, a testament to the power of love and the enduring promise of hope. Together, we navigate the complexities of her world, discovering that within the challenges lie opportunities for growth, understanding, and an unbreakable bond. https://www.mindfullyaliveonline.com/obsessive-compulsive-disorder-ocd/
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:31 PM
    Venerable Ajahn Chah was a Thai Buddhist teacher of the Buddhadhamma and a founder of two major monasteries in the Thai Forest Tradition. Well respected and loved as a man of great wisdom, he was also instrumental in establishing Theravada Buddhism in the West. Interesting life story, how he chose to leave the settled monastic life and became a wandering ascetic. Walking across Thailand, lived in forests, caves and cremation grounds while learning from the meditation monks of the Forest of various monasteries. He wandered through the countryside in quest of quiet and secluded places for developing meditation. He even lived in tiger and cobra infested jungles, using reflections on death to penetrate to the true meaning of life. After years of wandering, Venerable Ajahn Chah established a monastery where he taught simple, practice-based form of meditation, and attracted a numerous of students including western foreigners. He was one of the greatest Dhamma teachers of the modern era. His wise teachings have continued to guide thousands of people along the path of Dharma. Venerable Ajahn Chah’s teachings of the Thai Forest Tradition gradually spread across all over the world. Several of Ajahn Chah’s Western students have since established monasteries throughout the world. Just in Thailand itself, there are more than 300 branch monasteries in Ajahn Chah’s tradition. Ven erable Ajahn Chah used his ill health as a teaching point, emphasizing that it was a living example of the impermanence of all things and reminded people to endeavour to find a true refuge within themselves. The legacy of Venerable Ajahn Chah’s teachings and legacy continues into the modern age.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/venerable-ajahn-chah-the-forest-monk.html
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:30 PM
    Wonderful blog written on the practice of Kalarupa for us to understand better. As an emanation of Manjushri, Kalarupa’s practice helps us to destroy ignorance and to develop wisdom overcoming our anger and suffering . Awesome Kalarupa manifested in multiple forms to help sentient beings who personifies enlightenment by the conquest of anger. Kalarupa also regard as one of the three main Dharma protectors of the Gelugpa is extremely fierce and ugly, and tames all kinds of spiritual ugliness. The fierceness of his iconography teaches us to remind ourselves that all the causes and effects of anger arising from ignorance are dreadful and distorted.
    Thank you Rinpoche and Pastor Antionette for this detailed sharing,

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/kalarupa.html
  • Samfoonheei
    Friday, Mar 15. 2024 07:27 PM
    Nepal is a very spiritual country, having a huge Dorje Shugden mural in Kathmandu, is indeed a big achievement for Kechara. Located on Charkhal Road in Dilli Bazaar, the mural can be found midway between our two Dorje Shugden chapels which are in Putalisadak and Chabahil. It is also very close to one of Kathmandu’s largest shopping malls. Many locals , tourist will be able to connect them to a powerful deity that is so closely associated with their culture. Well the mural not only beautiful but also full of symbolism and everyone merely by seeing it is blessed. Thanks to those talented artists and generous sponsors making it a success.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/travel/spectacular-dorje-shugden-mural-in-kathmandu-nepal.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
2,836
Total views up to date
26,041,536
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
4 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
4 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
4 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
4 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
4 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
4 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
4 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
4 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
4 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
4 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
5 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
5 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
5 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
5 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
5 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
5 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
5 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
5 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
5 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
5 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
5 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
5 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
5 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
5 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
5 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
5 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
5 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
5 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
5 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
5 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
5 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
5 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
5 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
5 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
5 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
5 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
5 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
5 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
5 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
5 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
5 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
5 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
5 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    4 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    5 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    5 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    5 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    5 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    5 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    5 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    5 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    5 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    5 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    5 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    5 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    5 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    5 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    5 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    5 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    5 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    5 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    5 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    5 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    5 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    5 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    5 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    5 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    5 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    6 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    6 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    6 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    6 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    6 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    7 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    7 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    7 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    7 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    7 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    7 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    7 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    7 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

Pastor Seng Piow guides us on the flow of Dorje Shugden puja, its benefits, significant of Chanting the names of Manjushri and also explaining the dedication for the sponsors and to those in need before we start the puja as we have 2 newcomers today.
3 days ago
Pastor Seng Piow guides us on the flow of Dorje Shugden puja, its benefits, significant of Chanting the names of Manjushri and also explaining the dedication for the sponsors and to those in need before we start the puja as we have 2 newcomers today.
Two Pastors in da house! Double the merits, double the happiness. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 days ago
Two Pastors in da house! Double the merits, double the happiness. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Mr. Cheah Fook Wan offered lights and incense to The Three Jewels prior to the puja in Ipoh. (KISG - Kin Hoe)
1 week ago
Mr. Cheah Fook Wan offered lights and incense to The Three Jewels prior to the puja in Ipoh. (KISG - Kin Hoe)
Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations on Sunday afternoon in Ipoh. (KISG- Kin Hoe)
1 week ago
Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations on Sunday afternoon in Ipoh. (KISG- Kin Hoe)
Powerful Dorje Shugden puja @ Jalan Seang Tek, Penang. Every Saturday, 3 pm. Remove obstacles and grant blessings to fulfil wishes. Kechara Penang Study Group by Jacinta. 6th April 2024
2 weeks ago
Powerful Dorje Shugden puja @ Jalan Seang Tek, Penang. Every Saturday, 3 pm. Remove obstacles and grant blessings to fulfil wishes. Kechara Penang Study Group by Jacinta. 6th April 2024
Rejoice to the volunteers (also kind sponsors) who cleaned the Gyenze Chapel and made abundant offerings to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Rejoice to the volunteers (also kind sponsors) who cleaned the Gyenze Chapel and made abundant offerings to Gyenze. ~ Alice
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
4 weeks ago
Offered beautiful flowers abundantly to Gyenze. ~ Alice
Our weekly Dorje Shugden Puja @ 23/3/2024 . William, as the umze is seen here burning incense powder as we are about to recite the Sangsol Prayer to Dorje Shugden composed by Ganden Serkong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 weeks ago
Our weekly Dorje Shugden Puja @ 23/3/2024 . William, as the umze is seen here burning incense powder as we are about to recite the Sangsol Prayer to Dorje Shugden composed by Ganden Serkong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
And here's Mr Wong of KSK Ipoh who dropped by to pray and offered some donation to the Chapel. Kechara Penang Study Group. Pic by Siew Hong & uploaded by Jacinta.
1 month ago
And here's Mr Wong of KSK Ipoh who dropped by to pray and offered some donation to the Chapel. Kechara Penang Study Group. Pic by Siew Hong & uploaded by Jacinta.
Today's puja (16/3/2024) ended around 420pm, Jacinta was the umze of the day. Pic by Siew Hong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Today's puja (16/3/2024) ended around 420pm, Jacinta was the umze of the day. Pic by Siew Hong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Group photo taken after the last session, sealed with King of Prayers. Come and join us next time! Sayonara - 9-10th March 2024 - Kechara Penang DS Retreat by Jacinta.
1 month ago
Group photo taken after the last session, sealed with King of Prayers. Come and join us next time! Sayonara - 9-10th March 2024 - Kechara Penang DS Retreat by Jacinta.
Abundance altar! Fruits, flowers, Mee Koo (traditional Penang buns), Bee Hoon, sourdoughs and snacks are some of the offerings to Rinpoche, Buddhas & Bodhisattvas. Kechara Penang Dorje Shugden Retreat 9-10th March, 2024 by Jacinta.
1 month ago
Abundance altar! Fruits, flowers, Mee Koo (traditional Penang buns), Bee Hoon, sourdoughs and snacks are some of the offerings to Rinpoche, Buddhas & Bodhisattvas. Kechara Penang Dorje Shugden Retreat 9-10th March, 2024 by Jacinta.
Siew Hong, one of retreatants and an active member of Kechara Penang group proudly presented her torma to be used during the Kalarupa puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Siew Hong, one of retreatants and an active member of Kechara Penang group proudly presented her torma to be used during the Kalarupa puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Torma making was taught by Pastor Seng Piow and held one day before the retreat. Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Torma making was taught by Pastor Seng Piow and held one day before the retreat. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Penang Dorje Shugden Retreat cum Puja, 9-10th March 2024 led by Pastor Seng Piow with 12 retreatants. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Penang Dorje Shugden Retreat cum Puja, 9-10th March 2024 led by Pastor Seng Piow with 12 retreatants. Uploaded by Jacinta
The celebration ended with a Dorje Shugden puja, dedicated to all the sponsors, our loved ones and as well as for the happiness & good health for all sentient beings. May Rinpoche return swiftly too and taking this opportunity wishing all Happy Chinese New Year and Gong Xi Fa Cai from all of us, Kechara Penang Study Group. Uploaded by Jacinta.
2 months ago
The celebration ended with a Dorje Shugden puja, dedicated to all the sponsors, our loved ones and as well as for the happiness & good health for all sentient beings. May Rinpoche return swiftly too and taking this opportunity wishing all Happy Chinese New Year and Gong Xi Fa Cai from all of us, Kechara Penang Study Group. Uploaded by Jacinta.
Seen here, Pastor Seng Piow set off firecrackers - welcoming of the upcoming year with enthusiasm and positive energy. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Seen here, Pastor Seng Piow set off firecrackers - welcoming of the upcoming year with enthusiasm and positive energy. Kechara Penang Study Group by Jacinta
In this pic, Pastor Seng Piow is sharing Dharma with newbies ~ Sharyn's friends. It's always good to make light offerings at the beginning of new year. By making light offerings, you are able to dispel the darkness of ignorance and achieve wisdom. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
In this pic, Pastor Seng Piow is sharing Dharma with newbies ~ Sharyn's friends. It's always good to make light offerings at the beginning of new year. By making light offerings, you are able to dispel the darkness of ignorance and achieve wisdom. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
One the day of Losar (new lunar year), it is always beneficial for Buddhist practitioners to get together in making abundant offerings to Buddhas on the altar to usher in goodness, prosperity and well-being of our loved ones. It's more auspicious this year as Losar and the Chinese New Year begin on the same date, 10th Feb, 2024. Back in Penang, our Kechara members came together to decorate the altar with abundance offerings for Dorje Shugden puja @3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
One the day of Losar (new lunar year), it is always beneficial for Buddhist practitioners to get together in making abundant offerings to Buddhas on the altar to usher in goodness, prosperity and well-being of our loved ones. It's more auspicious this year as Losar and the Chinese New Year begin on the same date, 10th Feb, 2024. Back in Penang, our Kechara members came together to decorate the altar with abundance offerings for Dorje Shugden puja @3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Mr. Dared Lim was offering water bowls on behalf of Kechara Ipoh Study Group. (Kin Hoe)
3 months ago
Mr. Dared Lim was offering water bowls on behalf of Kechara Ipoh Study Group. (Kin Hoe)
Jun from Ipoh was offering mandarin oranges to Mother Tara and The Three Jewels. (Kin Hoe)
3 months ago
Jun from Ipoh was offering mandarin oranges to Mother Tara and The Three Jewels. (Kin Hoe)
Prior to our puja in Ipoh, Mr. & Mrs. Cheah Fook Wan were preparing for the offerings to the Buddhas. (Kin Hoe)
3 months ago
Prior to our puja in Ipoh, Mr. & Mrs. Cheah Fook Wan were preparing for the offerings to the Buddhas. (Kin Hoe)
On Sunday afternoon, Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations in Ipoh. (Kin Hoe)
3 months ago
On Sunday afternoon, Kechara Ipoh Study Group has carried out Mother Tara prayer recitations in Ipoh. (Kin Hoe)
Some of the best shots taken during Thaipusam in Penang. Swee Bee, Huey, Tang KS, Nathan, Choong SH and Jacinta volunteered. Wai Meng came all the way from KL to help out. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
Some of the best shots taken during Thaipusam in Penang. Swee Bee, Huey, Tang KS, Nathan, Choong SH and Jacinta volunteered. Wai Meng came all the way from KL to help out. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Simple yet powerful ally ~ Bhagawan Dorje Shuden. Kechara Penang Study Group consists of Chien Seong, Hue, Choong SH, Tang KS, Swee Bee and Jacinta. Wai Meng came all the way from KL to help out. Uploaded by Jacinta.
3 months ago
Simple yet powerful ally ~ Bhagawan Dorje Shuden. Kechara Penang Study Group consists of Chien Seong, Hue, Choong SH, Tang KS, Swee Bee and Jacinta. Wai Meng came all the way from KL to help out. Uploaded by Jacinta.
Thaipusam in Penang. Some of the best shots. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
Thaipusam in Penang. Some of the best shots. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Nothing beats having a sacred audience with our lineage lamas. It's not selfie or wefie, but we have the best 'groufie'!!! 20th Jan 2024, Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
Nothing beats having a sacred audience with our lineage lamas. It's not selfie or wefie, but we have the best 'groufie'!!! 20th Jan 2024, Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Welcoming our lineage Gurus to our Penang Chapel today! Pastor Seng Piow explained the significance of having Guru Tree and introduced to us our lineage lamas, Buddhas, deities, protectors and etc.
3 months ago
Welcoming our lineage Gurus to our Penang Chapel today! Pastor Seng Piow explained the significance of having Guru Tree and introduced to us our lineage lamas, Buddhas, deities, protectors and etc.
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Umze for the day was Siew Hong. She's just been with us for slightly more than a year now but she's proven her capability in leading the puja. Our Penang group members are so proud of her and her commitment in attending the weekly puja. Despite being eloquence and smart, she has beautiful chant as well. When she leads, make sure you are there to hear her chant for yourself! Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Tara Recitation is on now at KISG - Wai Meng
4 months ago
Tara Recitation is on now at KISG - Wai Meng
Photo from Wan Wai Meng
4 months ago
Photo from Wan Wai Meng
A sea of yellow ~usually in Tibetan Buddhism yellow represents growth. We prayed that our Penang group will grow in terms of people, wealth and attainments too. _/\_ Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
A sea of yellow ~usually in Tibetan Buddhism yellow represents growth. We prayed that our Penang group will grow in terms of people, wealth and attainments too. _/_ Kechara Penang Study Group by Jacinta.
After Dorje Shugden puja @3pm, we had Rinpoche's Swift Return puja too. We laughed as Sis Swee Bee was commenting that Tang should smile ~ here's the reason why we laughed.  Kechara Penang Study Group by Jacinta Goh
4 months ago
After Dorje Shugden puja @3pm, we had Rinpoche's Swift Return puja too. We laughed as Sis Swee Bee was commenting that Tang should smile ~ here's the reason why we laughed. Kechara Penang Study Group by Jacinta Goh
4 months ago
Today's (9/12/2023)Dorje Shugden puja led by Gordon. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Today's (9/12/2023)Dorje Shugden puja led by Gordon. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
4 months ago
Dharma sharing by Hue before we proceeded with DS puja & Rinpoche Swift Return puja. Hue is one of the long time Kechara Penang members and he comes to puja regularly. He shared that he truly believes that Dorje Shugden and Rinpoche always there guiding him. He shared how sometimes DS will give him hints to avert troubles ahead or to alert him when he 'misbehaved'. Hope many will come to know more about this powerful Dharma Protector, Dorje Shugden aka DS. Having Dorje Shugden is like having a powerful ally that will protect us day and night. Just trust Him and have faith. Kechara Penang Study Group, 25/11/2023 by Jacinta.
5 months ago
Dharma sharing by Hue before we proceeded with DS puja & Rinpoche Swift Return puja. Hue is one of the long time Kechara Penang members and he comes to puja regularly. He shared that he truly believes that Dorje Shugden and Rinpoche always there guiding him. He shared how sometimes DS will give him hints to avert troubles ahead or to alert him when he 'misbehaved'. Hope many will come to know more about this powerful Dharma Protector, Dorje Shugden aka DS. Having Dorje Shugden is like having a powerful ally that will protect us day and night. Just trust Him and have faith. Kechara Penang Study Group, 25/11/2023 by Jacinta.
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,560,748
Malaysia 4,932,712
India 2,510,845
Singapore 936,141
United Kingdom 915,882
Nepal 913,387
Bhutan 864,803
Canada 797,322
Australia 619,377
Philippines 555,278
Indonesia 451,828
Germany 370,298
France 312,722
Brazil 251,023
Vietnam 226,545
Thailand 217,772
Taiwan 206,933
Italy 175,641
Spain 160,953
Netherlands 156,804
Mongolia 147,273
Portugal 138,190
South Africa 138,017
Türkiye 132,302
Sri Lanka 128,762
United Arab Emirates 121,726
Japan 119,012
Russia 114,691
Hong Kong 114,218
China 107,718
Romania 104,740
Mexico 97,736
New Zealand 93,880
Switzerland 88,746
Myanmar (Burma) 88,535
Pakistan 82,184
Sweden 78,121
South Korea 75,124
Cambodia 70,770
Total Pageviews: 26,041,536

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....