Memotong Delusi (Bahasa Indonesia)

Jan 31, 2021 | Views: 50

Delusi1

(Oleh Tsem Rinpoche)

Kepada sahabat-sahabat di seluruh dunia,

Saya ingin berbagi ajaran tentang penguatan delusi kita. Ini akan membantu Anda memahami bagaimana kita memperdaya diri sendiri untuk terperangkap dalam samsara (penderitaan kita sendiri) dan bagaimana alasan-alasan kita sebenarnya adalah untuk menutupi maksud kita sebenarnya untuk semakin menikmati keinginan kita. Ajaran ini juga mengungkapkan bagaimana pahala dan karma dikumpulkan, keadaan di mana pahala dan karma dikumpulkan, perbedaan antara pahala dan karma, dan apakah kita mengumpulkan karma positif atau negatif.

Saya dengan tulus merekomendasikan artikel ini untuk dibaca oleh semua orang yang tertarik untuk membuat perubahan dalam hidup mereka. Mohon baca ini dan beri tahu saya apa yang telah Anda sadari… Apakah Anda menciptakan lebih banyak delusi, atau apakah Anda berusaha untuk memotong delusi Anda setiap hari? Jika Anda menciptakan lebih banyak delusi daripada memotong delusi Anda, ada penawarnya: pekerjaan Dharma dengan motivasi yang benar dan mengumpulkan pahala.

Saya berharap artikel ini akan membantu dan memberi manfaat bagi Anda sehingga Anda dapat memberi manfaat kepada orang-orang yang Anda cintai dan orang lain pada saatnya.

Tsem Rinpoche

 


 

Penguatan: Sebuah Ajaran tentang Menciptakan atau Memotong Delusi

Delusion2

Dalam segala hal yang kita lakukan, mudah bagi kita untuk merasa seperti hamster yang berlari di atas roda. Setiap hari jadwal kita dipenuhi dengan kesibukan yang melelahkan, tetapi pada akhir hari yang panjang, setelah berputar-putar di roda, kita merasa bahwa kegiatan kita tidak berarti banyak sama sekali. Kita terus berputar dalam lingkaran setan.

Kemudian, kita mungkin mencoba keluar dari siklus tersebut dengan mencari sesuatu yang bersifat spiritual – janji pembebasan dan kebebasan. Namun, ketika kita terjun ke dalamnya, kita segera mulai merasa bahwa kita telah menjadi bagian dari perangkap lain dan kita tidak benar-benar mengetahui tujuannya. Kita kehilangan pandangan akan tujuan besar yang disebut Pencerahan atau mulai merasa bahwa itu terlalu jauh untuk menjadi kemungkinan yang nyata lagi. Teruslah kita berputar…

Jalan manapun yang anda pilih, Anda memasuki perangkap. Itulah kenyataannya – samsara hanyalah lubang besar tempat kita terjebak, dan selama kita di dalamnya, kita akan menemukan diri kita terjebak pada suatu titik. Jadi jika Anda harus memilih sebuah perangkap, mungkin lebih baik memilih yang memiliki jalan keluar, lorong rahasia yang dapat membantu Anda keluar dari labirin menuju kebebasan – atau setidaknya awal dari kebebasan itu.

Dan sebetulnya apa arti dari “merasa terjebak”? Tentu saja, sebagai penganut Buddhisme, kita seharusnya tahu bahwa segala sesuatu yang kita persepsikan hanyalah – sebuah persepsi. Merasa terjebak dan merasa bebas adalah dua sisi dari koin yang sama. Kita pernah mendengar tentang orang-orang terkaya – dengan beberapa dunia di bawah kaki mereka – merasa terjebak dan ingin bunuh diri; dan kemudian kita pernah mendengar tentang biarawan yang dipenjarakan selama 20 tahun, tidak pernah merasa kehilangan kebebasan. Jadi kebebasan tidak memiliki hubungan dengan di mana kita berada atau apa yang kita lakukan. Seklise apapun kedengarannya, kebebasan sebenarnya hanya berasal dari pikiran.

Tapi bagaimana?

 

Karma & Pahala : Dua Mata Uang yang Menjebak atau Membebaskan Kita

Delusion3

Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk benar-benar memahami cara melepaskan diri dari perangkap yang kita buat sendiri, penting untuk mendefinisikan dua kata: karma dan pahala. Kata-kata ini akan sering digunakan dalam artikel ini dan merupakan dua istilah yang sangat penting.

Karma, secara longgar diterjemahkan dari bahasa Sanskerta, berarti “tindakan”. Ini merujuk pada fakta bahwa setiap tindakan, perkataan, dan pikiran kita – baik positif, negatif, atau netral – memiliki reaksi yang sesuai. Ini berarti bahwa apa pun yang kita lakukan sekarang akan menghasilkan efek tertentu di masa depan (dalam kehidupan ini atau di kehidupan masa depan). Ini menciptakan efek dan situasi tertentu bagi kita, tetapi setelah efek tersebut muncul, karma dianggap habis dan tidak lagi ada. Karma tidak selalu mengarah pada hal yang baik, juga tidak pada Pencerahan; juga tidak memiliki korelasi spesifik dengan apakah kita berada di jalan spiritual atau tidak. Bahkan orang yang tidak spiritual atau religius memiliki, menciptakan, dan mengalami efek dari karma.

Pahala adalah sejenis potensi positif, atau energi, yang kita ciptakan dalam tindakan altruistik, yang mendukung dan mendorong kita maju dalam perjalanan spiritual kita. Ini terus dihasilkan selama kita terlibat dalam tindakan spiritual dan menuju ke arah tujuan tertinggi, yaitu pencerahan. Pahala berkaitan secara khusus dengan praktik dan pekerjaan spiritual kita, dan ditentukan terutama oleh niat dan motivasi dari tindakan, perkataan, dan pikiran kita. (Spiritualitas dalam hal ini merujuk pada setiap pekerjaan atau praktik yang dilakukan dengan niat altruistik sehingga menciptakan hasil untuk memberi manfaat bagi makhluk lain). Pahala pada akhirnya membawa kita kepada ke-Buddha-an, ketika hal ini tercapai – pada tahap ini, kita tidak lagi perlu terus menghasilkan pahala dan akumulasi karma kita juga berhenti.

Sementara kita selalu menciptakan baik karma maupun pahala, perbedaan antara keduanya terutama terletak pada motivasi yang mendorong tindakan kita. melakukan tindakan semata-mata dengan niat untuk menguntungkan diri sendiri saja hanya menciptakan karma – baik negatif, positif, atau netral. Melakukan tindakan dengan niat untuk menguntungkan orang lain menghasilkan penciptaan pahala, yang kemudian membawa kita maju dalam mencapai keadaan spiritual tertinggi, belas kasih besar (Bodhicitta) dan kebijaksanaan – pencerahan.

Pahala bisa diibaratkan seperti mata air alami yang tidak pernah habis – terus diperbarui melalui siklus air. Karma, di sisi lain, diibaratkan seperti panci air besar, jumlahnya terbatas. Pahala, seperti air dari mata air alami – bisa digunakan, tetapi bisa terus diperbarui dan diisi kembali selama kita terus terlibat dalam tindakan positif dan altruistik. Karma, seperti air dari panci, tidak dapat diperbarui dengan cara yang sama; begitu air diambil dari panci, airnya akan berkurang.

 

Pencarian Harta Karun Terbesar Dalam Hidup Kita

Delusion4

Memang, tidak semua dari kita merasa “terjebak” dari awal. Saat masih kecil, kita merasa cukup bebas, bukan? Segalanya terasa bebas mungkin ketika kita berusia enam tahun. Namun, ketika kita mulai pergi ke sekolah, siklusnya dimulai – tekanan dari teman sebaya, kebutuhan akan nilai bagus, dan keinginan untuk mendapatkan persetujuan dari guru dan teman sekelas, serta hierarki sosial yang rumit yang hanya ditemukan di kantin sekolah. Saat itulah kita mulai menyadari pentingnya reputasi, keberhasilan materi yang datang dari nilai bagus (dan kemana hal ini akan membawa anda), penerimaan sosial, pujian dan ejekan.

Di sekitar kita, dunia terus bergerak maju. Iklan-iklan membawa kita ke dalam alam semesta paralel yang ilusif, yang memberi tahu kita tentang segala hal yang indah yang sebaiknya kita miliki, yang harus kita miliki, yang bisa kita miliki! Seolah-olah dengan memiliki semua itu, hidup kita akan menjadi LEBIH BAHAGIA! Kita melihat orang tua kita juga terperangkap dalam ilusi tersebut. Dan seiring dengan bertambahnya usia, teman-teman serta rekan kerja di sekolah dan tempat kerja juga mulai menjalani mimpi yang sama seperti yang kita lihat di televisi. Di dunia pasca-modern ini, media menggambarkan dunia buatan dan memberi tahu kita bagaimana hal-hal seharusnya di dunia nyata. Kita membiarkan dunia kita didefinisikan oleh “sistem objek” (Baudrillard) di luar diri kita sendiri, dan hidup kita pun membentuk dirinya sendiri untuk mencapai ilusi indah ini.

Kita pun mulai mengejar-ngejar – mencari hubungan yang sempurna (karena pasangan selalu terlihat begitu bahagia di televisi), mencari rumah yang sempurna (karena industri properti senilai miliaran dolar tahu cara membuat brosur yang menawan dari pengembangan terbaru mereka), mencari uang (karena keluarga Kardashian membuat hidup dengan kekayaan terlihat seperti idaman). Kita menghabiskan seluruh hidup kita berpikir, “Seandainya saya bisa mendapatkan ini, maka semuanya akan sempurna. Saya akan bahagia. Akhirnya saya akan merasa bebas.” Kita mendaftar untuk pencarian harta terbesar dalam hidup kita.

Namun, tanyakan kepada siapapun yang terlibat dalam perburuan besar ini apakah mereka benar-benar bahagia, apakah hidup mereka benar-benar sempurna, dan apakah mereka yakin bahwa akan seperti ini selamanya. Kebanyakan dari mereka mungkin akan menjawab tidak. Segala sesuatunya akan terasa sedikit lebih baik jika mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, atau rumah yang lebih besar, atau menambah anak; andaikan kemalasan suami mereka berkurang, atau andaikan istri mereka sedikit lebih pengertian; atau andaikan mereka bisa mengurangi ukuran paha mereka atau menghentikan penipisan rambut mereka.

Sebelum kita menyadarinya, kita sudah berusia 65 tahun dan akan segera pensiun, dan baru saat itu kita menyadari bahwa dalam perburuan segala hal yang kita pikir akan membawa kebahagiaan dan kebebasan, kita telah kehilangan seluruh hidup kita. Hal-hal yang kita lakukan untuk membebaskan diri dari perangkap ini – uang, hubungan, keluarga, karier, ketenaran, dan reputasi – adalah hal-hal yang membuat kita tidak benar-benar merasa bebas.

 

Memuaskan Hasrat: Bagaimana Ilusi Memperkuat Kebodohan Kita

Delusion 5

Walaupun kita ingin berpura-pura bahwa kita adalah agen yang sepenuhnya independen dengan pikiran bebas yang mandiri, kenyataannya adalah kita semua bergerak dari satu delusi sentral yang sama dalam dunia ini: hasrat. Setiap individu memiliki keinginan tertentu – keamanan, kebahagiaan, cinta, kekayaan, status, reputasi, barang-barang materi, perlindungan, kedamaian, anak-anak, atau kombinasi di antaranya – dan kita semua bertindak berdasarkan hasrat tersebut. Daftar ini tak pernah habis. Bahkan bagi mereka yang terlihat tidak terikat pada hal-hal material, mereka juga menggerakkan diri dari “hasrat” untuk menjalani kehidupan yang sederhana dan tak rumit.

Kemudian, kita pun terdorong untuk menemukan dan melakukan hal-hal untuk memuaskan hasrat tersebut. Di situlah pengaruh iklan, keluarga, masyarakat, dan teman sebaya muncul dengan penampilan yang menarik namun sebenarnya berbahaya – mereka menciptakan ilusi-ilusi indah untuk kita percayai demi memuaskan hasrat yang menyiksa itu.

Ilusi-ilusi ini menggambarkan gambaran terindah yang kita kenal – mobil mewah, rumah besar, kehidupan pasangan yang bahagia dan keluarga yang tersenyum, atau kehidupan yang mudah dengan kekayaan berlimpah. Tanpa sadar, kita pun bergabung dalam “sistem objek” ini dan berperan dalam berbagai ilusi tersebut. Kita membeli mobil baru (atau menukarkan yang lama dengan yang lebih baik), kita membeli rumah kedua (meskipun satu sudah cukup), kita mencari jodoh yang sempurna sampai ke ujung dunia (karena film Bridget Jones mengatakan itu mungkin), atau bahkan menjalani prosedur medis yang menyakitkan untuk memiliki 2.5 bayi yang cantik dan lucu.

Sementara kita melakukannya, kita merasakan kebahagiaan sesaat saat hasrat itu terpenuhi. Kita meyakinkan diri bahwa hasrat itu nyata, penting, dan harus dipuaskan sebaik mungkin. Hasrat pun mulai hidup dengan cara sendiri. Seperti monster di bawah jembatan, ia tak lagi puas dengan mobil saja. Ia menginginkan rumah yang lebih mewah, mobil yang lebih besar, pekerjaan yang lebih bergengsi, atau bahkan operasi plastik kedua. Setelah beberapa bulan, ia mungkin merasa tidak puas lagi dengan rumah yang sudah ia beli, dan merasa rumah ini tidak cukup baik. Ia ingin rumah yang lebih mewah di lingkungan yang lebih elit.

Kita pun mendengarkan hasrat tersebut, merasakan sakit karena keinginan untuk memiliki semua itu, dan kemudian berusaha meredakan rasa sakit yang ditimbulkannya. Seperti anak manja, delusi dari hasrat tersebut menendangkan kaki, dan kita berlarian berputar-putar mencari ilusi yang sempurna untuk memuaskan dan menjaga hasrat itu tetap bahagia. Saat kita terus mengejar ilusi yang lebih besar dan menarik, kita semakin memperkuat hasrat tersebut, meyakinkan diri bahwa tidak masalah memiliki hasrat-hasrat tersebut dan kita berhak untuk memenuhinya. Tujuan hidup kita pun menjadi hanya untuk memuaskan hasrat tersebut. Namun, yang tidak kita sadari adalah bahwa si “anak manja” ini tumbuh dewasa, dan tuntutannya menjadi lebih kuat, lebih menantang. Seperti orang tua yang cemas, kita pun berlari semakin kencang, berputar-putar dalam lingkaran yang semakin sempit di sekitar delusi tersebut. Kita memberinya makan, dan ia semakin besar.

 

Penangkal: Manfaat Kerja Dharma Untuk Memotong Delusi

Delusion6

Meskipun kita mungkin tidak bisa melawan delusi secara langsung, kita bisa mulai dengan tindakan yang muncul dari delusi yang diperkuat – yaitu ilusi. Kita mulai dengan memotong ilusi terlebih dahulu, bukan mematuhi setiap keinginan ilusi tersebut.

Benar-benar mengabaikan daya tarik ilusi tentu saja tidak mungkin. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengalihkan perhatian. Alih-alih menghabiskan waktu dengan kegiatan yang memperkuat delusi kita, kita mengarahkan perhatian dan energi kita pada kegiatan yang menjauhkan kita dari delusi tersebut. Inilah yang disebut sebagai kerja Dharma – yang menjadi lawan dari hasrat, keinginan, dan ikatan kita. Karena kerja Dharma berfokus pada pencapaian dan penciptaan hal-hal untuk orang/makhluk lain, hal ini mengurangi hasrat yang mendalam terhadap diri kita sendiri yang masih ada di dalam diri kita. Melakukan jenis pekerjaan, aktivitas, atau praktik semacam ini, akan memakan waktu kita sehingga kita tidak semakin terjerumus dalam perangkap diri kita sendiri. Semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk kerja Dharma, semakin sedikit waktu yang kita miliki untuk mengejar ilusi-ilusi yang terlihat seperti fatamorgana.

Namun, Anda mungkin bertanya, bagaimana jika Dharma hanyalah sebuah ilusi besar lainnya? Sebuah cara lain bagi kita untuk memenuhi delusi yang ada di dalam diri kita yang disebut hasrat? Bagaimana jika Dharma hanyalah cara lain bagi kita untuk berpikir tentang diri sendiri dan segala yang kita inginkan bagi ego “saya, saya, saya” yang ada di dalam pikiran kita? Lalu, apa bedanya dengan pekerjaan bergengsi, rumah kedua dan kredit rumah, pacar ke-12, atau kenaikan gaji?

Jawabannya, sebenarnya tidak begitu berbeda – dan ya, kita mungkin saja sedang mempersiapkan diri untuk terjebak dalam perangkap lainnya.

 

Penangkal: Kekuatan Pahala Untuk Memotong Delusi

Delusion7

Kami telah menemukan cara untuk memotong kekacauan ilusi tersebut. Sekarang, ada ancaman yang lebih sulit dari delusi – hasrat – yang harus dihadapi. Dengan musuh yang lebih tangguh, Anda akan memerlukan senjata yang jauh lebih ampuh tetapi dengan senjata ini di tangan, Anda dapat yakin bahwa setiap metode yang Anda gunakan akan berhasil. Kekhawatiran tentang kerja Dharma berubah menjadi metode palsu – ilusi lain – juga akan teratasi. Alih-alih menjebak Anda lebih jauh, tindakan Anda akan mengubah menjadi pengendalian delusi yang membawa pada kebebasan.

Inilah cara kerjanya: Anda sekarang terlibat dalam kerja Dharma tetapi Anda tidak yakin apakah sebenarnya itu benar-benar mencapai akar masalah Anda: hasrat Anda. Jadi, inilah pemeriksaan diri yang baik untuk dilakukan: apa motivasi Anda di balik semua hal yang Anda lakukan? Apakah itu untuk memberi manfaat bagi orang lain? Atau hanya merupakan manifestasi lain dari melakukan sesuatu untuk diri sendiri? Untuk memenuhi kekhawatiran atas keamanan diri sendiri, keuntungan materi, reputasi, kebosanan? Itu adalah motivasi yang akan menentukan apakah Anda sedang membunuh iblis hasrat egois itu, atau justru membesarkannya.

Melihat titik kunci motivasi ini, kita dapat memahami bahwa melakukan kerja Dharma hanya untuk keuntungan diri sendiri hanya akan menciptakan karma yang, seperti panci air, dapat habis dan tidak berarti. Ini tidak selalu membawa kita pada perbaikan, kebahagiaan, atau kebebasan yang ultimatif. Melakukan kerja Dharma dengan keinginan untuk memberi manfaat bagi orang atau makhluk lain, bagaimanapun, akan menciptakan pahala yang tidak terhingga dan yang mendukung serta mendorong kita menuju tujuan spiritual kita – ini akhirnya menghasilkan pembebasan sepenuhnya, Pencerahan.

Dalam kasus delusi, oleh karena itu, keinginan untuk menguntungkan diri sendiri – menciptakan karma – hanya bertujuan untuk mengasupi dan memperkuat hasrat.

Sementara keinginan untuk memberi manfaat bagi orang atau makhluk lain – menciptakan pahala – bertujuan untuk mengurangi hasrat sehingga akhirnya hilang.

Ketika kita memulai praktik kita, mungkin kita masih merasa terjebak, seolah-olah kita baru saja melompat dari pemanggang ke dalam api. “Apa yang telah saya lakukan?!” kita berpikir dalam hati, “Ini tidak lebih mudah daripada saat saya belum mempelajari spiritualitas.” Hal ini wajar adanya. Kita masih akan merasa terjebak karena hasrat kita masih ada, mengintai di sudut dan siap untuk menyerang. Melakukan pekerjaan dan praktik itu sendiri tidak akan mengurangi hasrat. Pikiran negatif dan hasrat yang terus muncul dalam Dharma mungkin sebenarnya menciptakan lebih banyak karma untuk diri kita sendiri. Namun, perbedaan krusialnya adalah bahwa dalam Dharma, tindakan kita difokuskan pada sesuatu yang lebih tinggi – baik guru kita atau beberapa jenis pekerjaan dan praktik yang bertujuan untuk memberi manfaat bagi orang lain dalam bentuk tertentu. Dalam hal itu, setidaknya kita memiliki kesempatan untuk mengembangkan pahala sehingga kita dapat mulai mengurangi delusi. Ini adalah perjalanan yang sulit menuju puncak pencapaian itu, tetapi setidaknya kita telah mengenakan sepatu dan mulai melangkah satu demi satu.

Mungkin juga terlihat sebagai tugas yang menakutkan untuk mulai memikirkan semua makhluk hidup ketika kita masih bergulat dengan keinginan, kebutuhan, dan hasrat individu kita sendiri. Tetapi kita tidak harus langsung memulai dengan seluruh alam semesta. Shantideva telah menyarankan agar kita harus memulai dengan memikirkan orang-orang terdekat terlebih dahulu – ibu kita, misalnya – dan kemudian memperluasnya untuk mencakup orang-orang dalam lingkaran yang lebih luas dan lebih luas lagi. Pada akhirnya, menjadi alami untuk menghasilkan motivasi altruistik ini untuk semua makhluk, bahkan orang asing.

Atau, kita dapat menghasilkan semacam belas kasihan yang dangkal untuk semua makhluk hidup terlebih dahulu. Saat kita berlatih, kita memperkuat pikiran ini lebih kuat dan semakin alami hingga akhirnya kita mulai bertindak secara alami dari keinginan tulus untuk membantu orang lain.

 

Memulai Dengan Langkah Yang Tepat: Bagaimana Menetapkan Motivasi yang Baik

Meskipun kita bermaksud baik, kita tahu pepatah lama bahwa “jalan menuju neraka dihampari dengan niat baik.” Pada tingkat kita, seringkali kita tidak bisa yakin apakah apa yang kita lakukan benar-benar bermanfaat, membantu, atau baik dalam jangka panjang, pada tingkat yang paling mendalam. Ketika kita melangkah maju dengan keyakinan bahwa tindakan kita benar-benar murni, pada kenyataannya kita mungkin justru berisiko membuat lebih banyak kerugian daripada Pahala.

Hanya pengetahuan yang dapat membantu kita menentukan atau mengubah motivasi kita – dengan mengetahui apa yang harus difokuskan dan mengapa. Dengan pengetahuan, kita akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak; kita akan dapat mengatasi keraguan dan menjawab pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita sendiri.

Pengetahuan itu kita peroleh dari seseorang yang telah mengalami, melakukannya, dan memahami hal-hal dari sudut pandang yang lebih tinggi dari kita – seorang Guru. Guru ini adalah individu yang telah berhenti mengejar ilusi sehingga dapat mempelajari, memperoleh pengetahuan, mempraktikkannya, dan mengambil sumpah untuk mengajarkannya kepada kita. Mereka telah memahami konsekuensi buruk yang timbul dari mengasupi delusi dan memperkuatnya dengan ilusi – dan kini setiap tindakan mereka diarahkan untuk melawan hal tersebut. Jika ada contoh yang patut diikuti dalam hidup, maka itu adalah guru kita sendiri.

Guru juga menerima ajaran dan pengetahuan ini dari guru mereka sendiri: dan pada gilirannya, para guru ini belajar dari guru mereka, dan seterusnya, dan bila ditelusuri sampai pada garis aliran yang langsung berasal dari Buddha Shakyamuni. Kita semua tahu bahwa Buddha telah benar-benar memotong semua ilusi, menghancurkan semua delusi, dan muncul bebas di tingkat tertinggi, kemudian mengajarkan kepada kita metode yang sama. Sekarang pengetahuan ini telah ada di tangan kita – disampaikan murni dan tidak tercemar melalui banyak generasi guru hingga guru kita sendiri, yang kemudian mengajarkannya kepada kita.

Dengan pengetahuan ini – yang telah diuji selama ribuan tahun – kita memiliki kunci tunggal untuk membuka motivasi yang benar dan positif dalam diri kita yang akan membuat perbedaan antara menciptakan karma lebih lanjut yang akan mengikat kita pada delusi kita, atau menciptakan pahala yang akan membebaskan kita dari mereka.

Dengan pengetahuan dan motivasi ini, kita siap untuk bertempur melawan ilusi dan delusi. Tetapi, seperti dalam setiap pertempuran, seberapa berhasil kita akan tergantung sepenuhnya pada seberapa konsisten dan gigih kita dalam mempertahankan praktik dan motivasi kita. Seperti air yang terus mengalir dari mata air untuk memberikan kita air, demikian pula pahala kita perlu terus dibuat untuk menopang dan “membantu” usaha spiritual kita.

 

Momen “Ah Ha!”: Bagaimana Motivasi dan Pahala Membawa Pada Pemahaman

Delusion8

Pahala juga memiliki peran penting dalam membantu kita memperoleh pemahaman selama praktik kita. Penting untuk memahami perbedaan yang signifikan antara sekadar memahami sesuatu dan menyadarinya, yang berarti mewujudkan ajaran tersebut, menginternalisasikannya, dan menciptakan transformasi dalam pikiran, sikap, dan fokus kita. Sebagai contoh, terdapat perbedaan besar antara hanya memahami secara intelektual bahwa api akan membakar kita dan menyadari kebenaran itu ketika kita menyentuh api dan membakar tangan kita. Setelah menyadari efeknya, kita bertekad untuk memperbaiki perilaku dan tindakan kita seputar api mulai saat itu.

Dalam hal ini, memperoleh Pahala membantu kita bukan hanya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari keinginan kita. Pada tingkat yang lebih dalam, Pahala membantu kita dengan menciptakan situasi yang kondusif bagi kita untuk menerima pengetahuan (seperti bertemu dengan seorang guru dan dapat menghadiri ajarannya). Kemudian, Pahala juga membantu kita memahami ajaran tersebut dalam bahasa yang kita mengerti dan dengan pikiran serta intelektual yang cukup sehat untuk memahaminya. Yang paling penting, Pahala yang kita miliki membantu kita menginternalisasi pengetahuan ini dan menyadarinya.

Ketika kita menyadari ajaran tersebut, kita mengalami transformasi pikiran yang kemudian mendorong kita lebih jauh dalam perjalanan spiritual untuk pengembangan pikiran. Dengan itu, kita mulai memahami cara kerja delusi, bagaimana kita bereaksi (secara tidak tepat) melalui pertunjukan ilusi, dan bagaimana kita menjebak diri kita dalam siklus ini. Dengan kata lain, dengan dorongan dari Pahala, kita dapat belajar, memahami, dan menginternalisasi penyebab dan akibat dari delusi dan ilusi, dan dengan demikian menetapkan tekad yang kuat untuk menolak siklus ini. Pada akhirnya, dengan satu pemahaman demi satu pemahaman, kita membebaskan diri kita dari perangkap yang kita buat sendiri dan diarahkan menuju Pencerahan.

 

Menemukan Harta Karun: Hubungan Dengan Sang Guru

Delusion9

Memahami bahwa guru menyimpan setiap potongan pengetahuan berharga yang kita butuhkan untuk membangkitkan motivasi yang benar dan mengarahkan kita pada jalur yang tepat menuju Pencerahan, kita belajar untuk menganggapnya – dan hubungan kita dengannya – sebagai yang utama. Bagi kita, guru mewakili segalanya dari Buddha, Dharma, dan Sangha, karena melalui beliau kita terhubung dengan Buddha, menerima ajaran Dharma, dan memiliki hubungan langsung dengan Sangha. Melalui guru, kita memperkuat iman kita kepada Tiga Permata.

Bagi kita, guru lebih berharga, lebih penting daripada Buddha itu sendiri; kita menyadari bahwa pada tahap ini, kita tidak dapat melihat Buddha secara langsung dan rupang Buddha tidak dapat berbicara kepada kita untuk memberikan ajaran. Hanya guru yang dapat memberikan kita Dharma. Dalam ajaran tantrik, kita diajarkan untuk menganggap guru sebagai Buddha, sehingga kita menerima berkah penuh seorang Buddha saat kita memberikan persembahan kepada guru, mempraktikkan ajaran yang dia berikan, dan melayani dia dengan baik.

Karena kekuatan guru begitu besar, itu membantu kita untuk benar-benar membebaskan diri dari lingkaran setan delusi dan ilusi; tindakan dan sikap kita terhadap guru memiliki dampak langsung pada praktik spiritual kita. Jika kita memperlakukan guru sebagai Buddha, kita menerima pahala yang sesuai; jika kita menganggapnya hanya sebagai teman, kita menerima tingkat pahala yang sama, dan sebagainya. Sebetulnya, dengan kekuatan obyek (sang Lama) sendiri, melakukan tindakan positif dan baik kepada beliau akan menghasilkan pahala yang besar tanpa sepengetahuan kita.

Prinsip yang sama berlaku sebaliknya. Jika kita bertindak secara negatif terhadap guru atau tidak mengikuti instruksinya, kita mengumpulkan karma negatif yang menghalangi kemajuan spiritual kita. Semua ini berdasarkan logika. Bila melakukan kebajikan dengan pikiran altruisme terhadap obyek suci menghasilkan energi positif dan pahala, maka melakukan tindakan negatif dengan pikiran yang tidak bersih juga akan menghasilkan karma yang membawa pada efek negatif.

Karena itu, dua orang bisa berlatih di dekat dan dibawah bimbingan guru yang sama, keduanya melakukan hal yang sama, tetapi yang satu menghasilkan pahala yang luar biasa besar sementara yang lain menghasilkan banyak karma negatif. Semua ini akan ditentukan oleh motivasi di balik pelayanan terhadap guru mereka dan bagaimana mereka praktik Dharma di sekitar sang guru.

Tidak jarang kita melihat murid-murid yang sangat dekat dengan sang guru tiba-tiba berhenti dan melarikan diri dari Dharma, atau perilaku mereka memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Ini bukan karena kesalahan sang guru – yang mencintai semua muridnya sama rata – tetapi karena motivasi yang salah dari murid. Karena motivasi yang salah ini, dia akan menciptakan karma, bukan pahala. Dan dengan semakin bertumpuknya karma, pahala yang dihasilkan sebelumnya tertutupi. Pada akhirnya, pahala tersebut akan “habis” yang berarti, karma yang tercipta jauh lebih besar daripada pahala tersebut sehingga pahala tersebut tidak memiliki efek dalam membantu perjalanan spiritual orang tersebut.

Sebaliknya, tidak jarang kita melihat murid-murid yang secara fisik jauh dari sang guru mengalami transformasi mendalam dan menjadi lebih mengabdi dan teguh dalam praktik mereka. Ini karena dengan atau tanpa kedekatan fisik dari sang guru, mereka teguh pada motivasi untuk memberi manfaat bagi orang lain sehingga apapun yang mereka lakukan menghasilkan pahala untuk mendukung praktik mereka secara berkesinambungan.

 

Melawan Hasrat: Melarikan Diri Dari Lingkaran Setan Tanpa Akhir

delusion10

Sulit untuk keluar dari jeratan yang kita ciptakan sendiri – perasaan familiar dari delusi-delusi terkadang terasa nyaman, dan permainan ilusi-ilusi membuat kita berharap akan masa depan yang lebih baik. Melakukan yang sebaliknya, seperti yang dijelaskan di sini, mungkin terasa sebagai pilihan yang lebih sulit. Terlibat dalam praktik spiritual, belajar untuk memikirkan kepentingan orang lain, dan meninggalkan kesenangan fisik terasa sulit, bahkan menyakitkan.

Namun, TIDAK melakukan itu jauh lebih buruk.

Keduanya – baik di dalam maupun di luar Dharma – akan terasa seperti jebakan. Namun, dengan mengakui potensi terbesar dari pahala bagi diri kita, praktik dan usaha ini membawa kita pada jalan yang tepat untuk menemukan jalan keluar dari kebingungan. Jika tidak ada yang lain, setidaknya kita telah membantu lebih banyak orang selain diri kita sendiri selama mengikuti jalan Dharma.

Mungkin, dalam perjalanan itu, Anda juga akan menemukan hasrat yang berbeda – keinginan yang lebih kuat namun mengejutkan untuk membuat perubahan dalam kehidupan orang lain. Melihat kebahagiaan orang lain karena bantuan Anda atau berkurang sakitnya, tanpa mengharapkan apapun sebagai balasan, membakar semangat dalam diri Anda. Itu adalah kebahagiaan yang jauh lebih besar, seseorang yang berdiri di depan Anda dengan senyuman tulus. Dan ini semua bukanlah ilusi hanya lewat. Ia nyata. Seseorang berdiri di hadapan anda, hidup dan bahagia. Itu saja sudah cukup untuk mengatasi setiap ilusi.

 

Tanya & Jawab

Delusion9

Tanya: Saya mendengar beberapa orang mengatakan bahwa pahala seseorang bisa habis, dan karena itu mereka tidak dapat lagi melakukan praktik spiritual. Apakah itu benar?

Jawab: Ada kemungkinan kita melakukan praktik spiritual atau tindakan dengan harapan menguntungkan diri, seperti untuk kepuasan ego kita, pencitraan, atau mendapat ketenaran dan posisi. Atau mungkin kita melakukannya untuk satu atau dua individu yang kita cintai. Dalam kasus ini, kita hanya akan menciptakan karma, yang bisa habis. Kita mungkin berpura-pura melakukan tindakan ini atas nama Dharma, tetapi tidak ada pahala yang dihasilkan bila motivasinya bukan untuk memberi manfaat bagi semua makhluk. Bukannya membebaskan kita dari ilusi, tindakan spiritual kita malah akan menjadi ilusi lain untuk mengasupi hasrat dalam pikiran kita.

Tidaklah benar mengatakan bahwa pahala kita habis. Namun, ketika jumlah karma yang kita ciptakan jauh melebihi pahala yang kita miliki. Dalam keadaan seperti ini, sedikit pahala tersebut tidak dapat mendukung tindakan dan praktik spiritual kita. Oleh karena itu, kita mungkin merasa terdorong untuk pergi atau berhenti.

Tidaklah benar mengatakan bahwa pahala seseorang habis dan karenanya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh orang tersebut. Ini seperti berkata bahwa kita lapar dan kehabisan makanan, tetapi kita terus duduk dan tidak melakukan apa-apa untuk mendapatkan makanan. Pahala dapat dihasilkan secara terus-menerus dengan tindakan yang kita lakukan dan motivasi yang kita bawa. Bila dengan sadar kita melakukan tindakan/motivasi yang menciptakan pahala, hal ini akan terus mendukung praktik spiritual kita.

 
Tanya: Bisa berikan saya contoh untuk menjelaskan cara kerja karma dan pahala?

Jawab: Tentu, karena terdapat dua jenis motivasi yang mungkin muncul:

  1. Untuk keuntungan diri sendiri, yang menghasilkan karma.
  2. Untuk keuntungan orang lain, yang menghasilkan pahala.

Sebagai contoh untuk menjelaskan cara kerja dan sifat karma, kita bisa menggunakan analogi berikut: karma laksana menyendok air dari sebuah kuali dan memberikannya kepada seseorang dengan harapan mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. Namun, begitu imbalan tersebut diberikan dan diterima, karma berakhir. Dengan demikian, kuali tersebut akhirnya akan kehabisan air karena kita terus mengambil air darinya.

Pahala, di sisi lain, bisa diibaratkan dengan kita menyendok air dari sebuah mata air alami yang sumber airnya berasal dari pegunungan. Tidak peduli seberapa banyak air yang kita ambil, sumbernya tak berujung. Mata air ini, oleh karena itu, tidak akan pernah kehabisan air. Ketika kita terlibat dalam tindakan semata-mata untuk memberi manfaat bagi semua makhluk hidup tanpa unsur diri, kita menciptakan pahala yang kuat dan bukan karma.

 
Tanya: Saya terlibat dalam praktik Dharma demi pasangan saya, yang sangat saya cintai. Apakah saya mengumpulkan pahala atau karma ketika saya memiliki jenis motivasi ini?

Jawab: Jika Anda melakukan Dharma untuk pasangan, teman, atau anggota keluarga, Anda menciptakan karma, bukan pahala. Hal ini karena meskipun Anda melakukan Dharma untuk orang lain, itu masih pada akhirnya untuk keuntungan pribadi Anda sendiri. Jika kita sungguh-sungguh peduli akan kesejahteraan dan keuntungan orang lain, kita akan melakukan Dharma tidak hanya untuk salah satu orang yang kita cintai, tetapi untuk banyak makhluk lainnya.

Lebih lanjut, karena objek praktik kita adalah seseorang yang tidak “lebih tinggi” dari kita – seperti guru kita – kita menciptakan karma bukan pahala, karena motivasi dan fokusnya bukan untuk kebaikan yang lebih besar.

 
Tanya: Bagaimana jika saya mengubah motivasi saya untuk melakukan Dharma untuk guru saya daripada pasangan saya?

Jawab: Dalam situasi tersebut, tindakan Dharma Anda yang dilakukan dalam kaitannya dengan guru Anda akan mengakumulasi campuran antara karma dan pahala. Pada tingkat tertentu, Anda masih bertindak dari motivasi yang berpusat pada diri sendiri, untuk keuntungan Anda sendiri, di mana Anda menghasilkan karma. Namun, karena objek itu sendiri – Guru – adalah suci dan ada sepenuhnya untuk kepentingan orang lain, Anda juga akan menghasilkan pahala dengan berfokus pada dan melayani beliau. Pada akhirnya, saat Anda terus dengan motivasi ini yang berfokus pada guru Anda, Anda dapat menghasilkan cukup pahala untuk memperluas motivasi untuk mencakup cakupan manfaat yang lebih luas.

 
Tanya: Apa yang terjadi jika saya berhenti atau meninggalkan Dharma, atau jika saya melanggar janji kepada guru spiritual saya?

Jawab: Pertama-tama, kita harus mengerti mengapa kita melakukan pekerjaan Dharma atau mengikuti instruksi sang guru, kita mendukung rangkaian tindakan yang akan membawa manfaat pada makhluk lain. Tidak peduli apakah instruksi tersebut meminta anda untuk pergi secara fisik atau melakukan sesuatu bagi seseorang, atau instruksi untuk melakukan retret, hasil akhir dari Dharma selalu harus membawa manfaat bagi orang atau makhluk lain. Ketika memasuki retret terisolasi, ini adalah untuk memperbaiki pikiran kita agar kita dapat mengembangkan kualitas yang diperlukan untuk lebih memberi manfaat dan mengurangi celaka yang kita sebabkan bagi makhluk lain.

Ketika kita berhenti atau tidak menjalankan instruksi guru kita, kita tidak hanya memutuskan hubungan dengan potensi untuk membantu orang lain baik secara langsung atau dalam jangka panjang. Semua orang yang dapat kita bantu dengan pekerjaan Dharma kita, karenanya tidak akan dapat menerima bantuan tersebut, atau bantuan tersebut tertunda. Karma negatif dari efek terhadap makhluk-makhluk tersebut akan kembali pada kita.

Tidaklah benar untuk berpikir bahwa bila kita meninggalkan Dharma, maka tidak ada efeknya, atau “sudah cukup bila kita adalah orang yang baik” dan tidak mencelakakan seseorang. Seringkali, tidak adanya aktivitas saja sudah cukup merusak dan menyebabkan celaka – kita mengumpulkan karma negatif hanya karena kita tahu bahwa kita dapat melakukan sesuatu untuk menolong seseorang , tetapi kita tidak melakukannya. Contohnya, dengan mengikuti instruksi guru kita, kita dapat menolong 100 orang. Tetapi dengan tidak mengikuti instruksi sang guru, orang-orang ini akan tetap menderita. Mungkin kita tidak menyakiti mereka secara langsung, tetapi kita membiarkan mereka untuk terus menderita – bukankah itu sama saja?

 
Tanya: Apa itu samaya? Apa arti melanggar samaya dan apa efeknya?

Jawab: Samaya adalah ikatan spiritual, komitmen dan loyalitas antara seorang murid dan gurunya, atau seorang murid dan komunitas spiritualnya (yang bisa merupakan kumpulan orang awam atau ditahbiskan). Untuk menjaga samaya yang baik dan bersih, kita harus melakukan praktik Dharma menurut instruksi guru kita, dengan keyakinan bahwa semua nasihat guru kita adalah untuk manfaat yang lebih besar bagi diri dan semua makhluk. Untuk menepati janji, menjaga kehormatan kata-kata kita dan menjalankan instruksi dengan sempurna.

Melanggar samaya adalah tidak memegang janji kepada guru dan komunitas spiritual kita. Ketika kita tidak jujur, kita menipu atau berbohong dengan cara apapun, bila kita tidak menjalankan instruksi guru kita dan tidak menerapkan nasihat guru kita. Semua tindakan ini mengumpulkan karma negatif yang sangat besar karena secara langsung, kita melawan ajaran Dharma (kebenaran) dan melawan apa yang dikatakan para guru suci, yang hanya akan membawa manfaat bagi orang atau makhluk lain. Dengan tidak menjalankan instruksi ini, kita membiarkan orang atau makhluk lain terus menderita – bayangkan karma yang tercipta dari semua ini.

Dan juga, bila menjaga kemurnian samaya dengan guru kita dan menghormati janji kita terhadap beliau menciptakan pahala, logikanya bila kita melakukan hal yang berlawanan, kita menciptakan karma yang menghalangi terbukanya pahala positif. Ketika kita melanggar samaya, hal ini seperti menyatakan kita tidak mempercayai atau menerima ajaran dan bimbingan dari sang Lama; dan kita mengetahuinya. Dalam kasus ini, kita menciptakan karma untuk terpisah dari guru dan tidak dapat menerima ajaran dari sang guru di masa depan.

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR JUNE / 六月份讨论主题

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Jun 10. 2025 01:45 PM
    Du Fu (712-770 AD), also known as Tu Fu, was a prominent Chinese poet of the Tang Dynasty, often considered one of the greatest alongside Li Bai. He was a poet-historian and a poet-sage, known for his realistic depictions of human suffering and reflections on the troubled times of his era. His poems, reflecting his personal experiences and the political instability of the time, have had a lasting impact on both Chinese and Japanese literary traditions.
    Interesting read.
    Thank you Rinpoche and Anila for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/du-fu-a-poet-savant.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Jun 10. 2025 01:43 PM
    Bojo Jinul also known as Chinul,a Korean Buddhist monk, philosopher, and reformer who is considered one of the most influential figures in Korean Buddhism within the Seon tradition. He’s known for unifying the various Korean Buddhist schools into a single order. He created a more cohesive and strong Buddhist society in Korea, combining all the teachings of the various schools, where he emphasizing both sudden awakening and gradual cultivation, and practical meditation techniques into one. His unification efforts had a profound impact on the development of Korean Buddhism. Jinul’s unique approach to practice and are still studied today. He is regarded as one of the most respected and influential figures in Korean Buddhist history.
    Thank you Rinpoche and Anila for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/bojo-jinul-uniter-of-korean-buddhism.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Jun 10. 2025 01:40 PM
    H H Trisur Rinpoche Jetsun Lungrik Namgyal, also known as Khensur Lungri Namgyel, born in Kham ,eastern Tibet. Trisur Rinpoche was the 101st Gaden Tripa, the leader of the Gelug sect of Tibetan Buddhism. Rinpoche was one of the most qualified Buddhist teachers being highly trained in both fields of Sutra and Tantra. During the years of Rinpoche’s abbotship, apart from supervising the administration and discipline of the Sangha, he also conducted various pujas and teachings personally. Rinpoche’s contribution towards the monastery is widely recognised, and deeply respected by all, having courage, integrity to hold on to what he sincerely believes in. Rinpoche has dedicated his whole lifetime to the propagation of the Buddhadharma. Trisur Rinpoche has been tirelessly travelling to many parts of the world spreading Dharma teachings. Countries such as France, Spain, Switzerland, Italy, America, China, and Singapore . H H Trisur Rinpoche founded Thar Due Ling Dharma center in Chelles, France and had transmitted precious Buddhist teachings of his lineage. Rinpoche was the most senior Gaden Tripas in the Gelugpa’s 600-year-old history.
    Years back some of HE Tsem Rinpoche’s assistants were fortunate to have been granted an audience with HH the 101st Gaden Trisur Rinpoche, on behalf of Tsem Rinpoche and Kechara.
    Thank you Rinpoche for this sharing of a Great Lama

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/the-courage-and-purity-of-h-h-the-101st-gaden-trisur-rinpoche.html
  • SamFoonHeei
    Tuesday, Jun 10. 2025 01:38 PM
    H H Kyabje Pabongka Dechen Nyingpo is by far one of the most popular and influential Gelug religious figures of the 20th Century. One of Phabongkha’s most important aristocratic students, Lhalu Lhacham Yangdzom Tsering relationship to her teacher and his lineage teachings goes along way .She is famously remembered for is her unwavering devotion towards her guru, HH Kyabje Pabongka Rinpoche. Yangdzom Tsering’s Shatra family were ancient sponsors and students of the Gelug tradition and had apparently been patrons of Tsongkhapa the founder of the Gelug school. The life stories of Lady Lhalu Lhacham Yangdzom as mentioned by Joona Repo is indeed inspiring. How her life struggles with tragedies, and her devotion to dorje Shugden and the Gelug tradition throughout her life.
    Thank you Rinpoche for this great sharing of an inspiring lady.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/pabongka-rinpoche-and-his-yogini-student-the-lady-lhalu.html
  • SamFoonHeei
    Wednesday, Jun 4. 2025 07:02 PM
    Looking at these pictures remained me of my first pilgrimage to Wu Tai San. With the blessings of our guru, we able to visit Wu Tai San a significant Buddhist pilgrimage site . In fact it never did come to my mind that I am fortunate given a chance to go as I am still very new then. Upon hearing about the pilgrimage I got myself register without much thought. The history and stories of Wu Tai San has inspired me to go there. Interesting the Emperors Kangxi and Qianlong of China are closely connected to WuTai San. Wu Tai San located in Shanxi Province, China renowned as the home of Lord Manjushri the bodhisattva of wisdom, with different emanations of the bodhisattva residing on each of the five peaks. The area is dotted with over 50 temples and monasteries, many of which are historical and architecturally significant. Those temples built over 7 dynasties housing numerous Buddhist relics. Wutai Shan also offers stunning scenery, including snow-capped peaks, forests, and streams. Wu Tai San is one of the four Sacred Buddhist mountains of China, and a UNESCO World Heritage Site. Wutai Shan was known to be a mystical and sacred site inhabited by divine spirits, accompanied by unusual events, such as miraculous light appearances at night.
    We visited all the Holy sites, making offerings and doing prayers at each sites. We even have the opportunity to collect holy stones for future statue insertion or to keep on our altars. Times flies as our pilgrimage ended with so many stories to share with the rest.
    Thank you Rinpoche and writes team sharing those pictures.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/a-kecharian-pilgrimage-to-wu-tai-shan-china.html
  • SamFoonHeei
    Wednesday, Jun 4. 2025 06:59 PM
    Padmasambhava, the Lotus-born Guru, also known as Guru Rinpoche is a legendary tantric Buddhist master who is widely revered in Tibetan Buddhism. He is seen as the second Buddha particularly within the Nyingma .He was a legendary Indian Buddhist mystic credited with introducing Vajrayana Buddhism to Tibet in the 8th century. As found in Buddhist scriptures Padmasambhava birth is often associated with legends and prophecies. Interesting…… Padmasambhava is depicted with eight manifestations, each reflecting a different aspect of his miraculous activities. Interesting article .
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/padmasambhava.html
  • SamFoonHeei
    Wednesday, Jun 4. 2025 06:57 PM
    Milarepa Cave, situated high in the Himalayan mountain of Tibet, a sacred cave beckons pilgrims and spiritual seekers from across the globe. Milarepa Cave, a site of profound significance in Tibetan Buddhism, is merely a geological wonder. This sacred cave is also a living testament to the power of meditation and devotion. Its where an 11th-century yogi and poet who spent transformative years in solitary practice. Milarepa Cave graces Tibet’s rugged yet stunning landscapes, a region renowned for its deep spiritual heritage and breath-taking natural beauty. The cave’s importance is inseparable from a revered figure and the enduring legacy of Jetsun Milarepa a revered yogi and poet in Tibetan Buddhism. Milarepa Cave stands not just as a geological formation but as a powerful symbol of spiritual transformation and the enduring strength of Tibetan Buddhism. Reading this interesting cave had me Google for more information about this sacred cave. Numerous stories and legends surround Milarepa’s time in the cave, enhancing its mystical aura.
    Thank you Rinpoche for this interesting post.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/milarepas-cave.html
  • albina krestov
    Sunday, Jun 1. 2025 08:31 PM
    I wanted to take a moment to share a recent experience with you regarding my Instagram account. Unfortunately, my account was hacked, which was both frustrating and disappointing. Losing access to something that plays a significant role in my business and personal connections was incredibly stressful.What made the situation even more challenging was discovering that Meta does not have a dedicated support team to assist users facing account compromises. With so many people experiencing this issue daily, it’s alarming that their recovery process is not more accessible or efficient.After numerous failed attempts to recover my account through Meta’s standard procedures, I was fortunate enough to get in touch with a member of the Meta recovery department, @Rothsteincode on X (formerly Twitter), and via email at rothsteincode@gmail.com Their expertise and guidance were invaluable, and thanks to their assistance, I was able to regain full access to my account.
    While I am incredibly grateful for their help, this experience has highlighted a major issue—Meta needs to implement better security measures and provide more reliable support for users dealing with these kinds of problems. The lack of direct customer support is unacceptable, considering how vital social media platforms have become for businesses and individuals alike.I wanted to share this with you in case you or anyone you know ever faces a similar issue. If you ever find yourself in this unfortunate situation, I highly recommend reaching out to @Rothsteincode for assistance. Hopefully, Meta will take action to improve their security policies and customer service in the near future.Thank you for taking the time to read this. Stay safe online, and let’s continue to support each other in this digital space.

    Gmail:rothsteincode@gmail.com

    Twitter:@ Rothsteincode

    Instagram & Facebook:Rothsteincode

    Telegram:@ Rothsteincode
  • SamFoonHeei
    Monday, May 26. 2025 06:09 PM
    A great history of a great yogi which I do enjoy reading , reading over it again and again. Jetsun Milarepa was a famous Tibetan siddha, known as a murderer when he was a young man. Who later turning to Buddhism and becoming a highly accomplished Buddhist disciple. Generally considered as one of Tibet’s most famous yogis and spiritual poets, whose teachings are known among several schools of Tibetan Buddhism. Milarepa’s story is one of struggle, anguish, resolve, and triumph all of which make him recognizably. Practicing these teachings for many years in isolated mountain retreats in caves such as caves hidden deep in the mountains of Tsum Valley. That’s where Milarepa attained enlightenment and gained fame for his incredible perseverance in practice and for his spontaneous songs of realisation. Milarepa is said to be the first to achieve the state of Vajradhara in one lifetime. That’s incredible.
    Thank you Rinpoche for great sharing interesting read

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/milarepa.html
  • SamFoonHeei
    Monday, May 26. 2025 06:04 PM
    Visited this old post again, sharing the joy of Kechara House having made it into the Malaysian Book of Records for the Longest non-stop Lamrim Recitation. That’s wonderful , with so many people committing and fulfilling this great mission. The power of collaboration and unity in achieving goals, working together as a team making it a success into the Book of Records is amazing. Looking at those pictures in the blog tells more than a thousands words.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/kechara-13-depts/making-history-the-longest-non-stop-lam-rim-recitation-in-the-malaysia-book-of-records-a-visual-journey.html
  • SamFoonHeei
    Monday, May 26. 2025 06:03 PM
    H.H Kyabje Zong Rinpoche was a Gelug Lama, a sharp analyst, master of philosophical debate and a Tantric practitioner. Kyabje Zong Rinpoche was a disciple of the third Trijang Rinpoche, junior tutor of the 14th Dalai Lama. Rinpoche was known as a strong, detached and wrathful lama having impeccable knowledge of all rituals, art and science. Thousands of Westerners have received and benefited from his teachings both in the West and in India and gave many empowerments and teachings as well. Kyabje Zong Rinpoche was renowned for his many actions of powerful magic . We are fortunate and blessed listening to the powerful voice of Kyabje Zong Rinpoche’s precious teachings as in this blog.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/lamrim-teachings-by-hh-kyabje-zong-rinpoche.html
  • Jonathan Helm
    Sunday, May 25. 2025 07:07 AM
    My name is Jonathan Helm, I’m from Michigan USA i contacted HIV 2023 after i was tested positive i tried all means but was not working on till i saw the wonderful work of DOCTOR ZACK BALO and i contacted him. that was how i was cured after taking his herbal medicine for two weeks, contact him today through his email address wiseindividualspell@gmail.com or visit his website https://wiseindividualspell.webnode.com
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:38 PM
    Visiting Tibet, holy Gaden Monastery is everyone dream and a once life time. Of course if we have the means to visit again will be great. End of December 2008 and early January 2009 our Guru H E Tsem Rinpoche with a small group students visited Tibet. Thousands of pilgrims, visitors and tourists around the world have visited this incredible holy land for the last 600 years. Tsem Rinpoche visited Tibet for the first time with an oxygen tank. I am fortunate to visit this holy place with my Dharma brothers and sisters years back.
    With our Guru blessing we went without any without any hitch. Visited most of the monasteries and could feel the powerful energies there. Looking at those pictures in this blog reminds me of trip there.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/i-visited-gaden-for-1st-time-with-an-oxygen-tank.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:34 PM
    Interesting….. a ground breaking documentary by world BBC where everyone should watch. BBC did mentioned and documented that Jesus was a Buddhist monk and that he had spent some years in India. I would not know about this till I came across this blog. Many people most probably too. Interesting watch one should not miss. Jesus was a religious leader revered in Christianity, one of the world’s major religions. He is regarded by most Christians as the Incarnation of God. Historical evidence indicates that Jesus was well acquainted with Buddhism. Historical evidence indicates that Jesus knew about Buddhism. Other evidence, while perhaps apocryphal, indicates that he spent most of his so-called lost years outside Judea, possibly in Kashmir to study Buddhism exclusively.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/jesus-was-a-buddhist-monk-bbc-documentary.html
  • SamFoonHeei
    Friday, May 16. 2025 02:32 PM
    The Great Buddhas of Bamiyan were two monumental Buddhist statues built around 600 CE. A holy site for Buddhists on the Silk Road, historically a caravan route linking the markets of China with those of the Western world. The two most prominent statues were the giant standing sculptures of the Buddhas .It was the site of several Buddhist monasteries where monks at the monasteries lived as hermits. It was until in 2001, both statues were destroyed by the Taliban . Before being blown up in 2001, they were the largest examples of standing Buddha carvings in the world .Buddhism was eliminated in Afghanistan by the 13th century during the Mongol conquests. Sadly all statues depicting humans in Afghanistan was destroyed. They were perhaps the most famous cultural landmarks of the region, and the site was listed by UNESCO as a World Heritage Site. Despite the Buddhas’s destruction, the ruins continue to be a popular culture landmark, where many locals, pilgrims and tourist visit the site.
    Thank you Rinpoche for this interesting blog.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/massive-2600-year-old-buddhist-monastery.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
0
Total views up to date
27754676
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
5 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
5 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
5 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
5 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
5 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
5 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
5 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
5 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
5 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
5 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
6 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
6 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
6 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
6 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
6 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
6 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
6 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
6 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
6 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
6 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
6 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
6 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
6 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
6 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
6 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
6 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
6 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
6 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
6 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
6 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
6 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
6 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
6 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
6 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
6 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
6 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
6 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
6 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
6 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
6 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
6 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
6 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    5 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    6 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    6 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    6 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    6 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    6 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    6 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    6 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    6 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    6 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    6 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    6 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    6 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    6 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    6 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    6 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    6 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    6 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    6 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    6 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    6 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    6 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    6 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    7 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    8 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    8 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    8 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    8 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    8 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    8 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    8 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    8 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    8 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    8 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    8 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    8 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    8 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    8 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    8 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

4 days ago
Thanks to members/sponsors who made an extra effort to put up these modern, sleek and striking window curtains. Looks like an entourage of Buddhas coming down to visit and ready to give blessings!!! Are you ready for a powerful blessing during puja? Join us every Saturday at 3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 days ago
Thanks to members/sponsors who made an extra effort to put up these modern, sleek and striking window curtains. Looks like an entourage of Buddhas coming down to visit and ready to give blessings!!! Are you ready for a powerful blessing during puja? Join us every Saturday at 3pm. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Newly made window curtain with Buddha's print. Mother Tara with Lord Avalokiteshvara. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 days ago
Newly made window curtain with Buddha's print. Mother Tara with Lord Avalokiteshvara. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
7th June 2025, completed weekly Dorje Shugden Puja with recitation of Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 days ago
7th June 2025, completed weekly Dorje Shugden Puja with recitation of Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 June 2025 we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study Group...Sam
2 weeks ago
5 June 2025 we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study Group...Sam
1st June 2025, in the most sacred month of Tibetan Buddhism,we had our animals liberation activities.Kechara Kuantan Study Group..Sam
2 weeks ago
1st June 2025, in the most sacred month of Tibetan Buddhism,we had our animals liberation activities.Kechara Kuantan Study Group..Sam
These are the offerings to Buddha during DS puja. We need to strive to make offerings to Buddha every day to generate new merits as well as dispel obstacles. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 weeks ago
These are the offerings to Buddha during DS puja. We need to strive to make offerings to Buddha every day to generate new merits as well as dispel obstacles. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Last day of May, 31st May Dorje Shugden puja completed with recitation of Namasangiti. This puja led by William and attended by Penang members. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 weeks ago
Last day of May, 31st May Dorje Shugden puja completed with recitation of Namasangiti. This puja led by William and attended by Penang members. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche Kechara Kuantan Study Group..Sam
3 weeks ago
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche Kechara Kuantan Study Group..Sam
24th May, Dorje Shugden puja completed. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 weeks ago
24th May, Dorje Shugden puja completed. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
#Throwback 17th May 2025, Dorje Shugden puja completed. Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 weeks ago
#Throwback 17th May 2025, Dorje Shugden puja completed. Kechara Penang Study Group by Jacinta
22nd May we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study group.. Sam
4 weeks ago
22nd May we had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening. Kechara Kuantan Study group.. Sam
18 th May sunny Sunday to start off our monthly animal liberation activities.. Saving hundred thousand lives from pet-shop.Kechara Kuantan study group Sam
1 month ago
18 th May sunny Sunday to start off our monthly animal liberation activities.. Saving hundred thousand lives from pet-shop.Kechara Kuantan study group Sam
Last but not least, group photo take. after puja and incense offerings completed. Happy Wesak's Day to all. 12th May 2025. Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Last but not least, group photo take. after puja and incense offerings completed. Happy Wesak's Day to all. 12th May 2025. Uploaded by Jacinta.
Puja started at 2 pm with Pastor Patsy giving Dharma talk and presenting 8 auspicious on the altar. What a great way to start the puja! May Rinpoche return swiftly, witnessing the Dharma growth in Penang, a northern state, West of Malaysia. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Puja started at 2 pm with Pastor Patsy giving Dharma talk and presenting 8 auspicious on the altar. What a great way to start the puja! May Rinpoche return swiftly, witnessing the Dharma growth in Penang, a northern state, West of Malaysia. Uploaded by Jacinta
There are visitors who came specifically to pay homage to H. E. Tsem Tulku Rinpoche as well as our members arriving for the puja. Uploaded by Jacinta
1 month ago
There are visitors who came specifically to pay homage to H. E. Tsem Tulku Rinpoche as well as our members arriving for the puja. Uploaded by Jacinta
Mostly our relatives and members of the group came to pay homage to Buddha during the day. Generating much merits on Wesak's Day. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Mostly our relatives and members of the group came to pay homage to Buddha during the day. Generating much merits on Wesak's Day. Uploaded by Jacinta
Offerings are made on all altars. It was being decorated delicately by the members. Wesak's Day Celebration at Penang Dorje Shugden on 12th May (Mon). Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Offerings are made on all altars. It was being decorated delicately by the members. Wesak's Day Celebration at Penang Dorje Shugden on 12th May (Mon). Uploaded by Jacinta.
Group's photo after preparation for Wesak has completed. Taken on 11th May @ Penang Dorje Shugden Temple. Uploaded by Jacinta
1 month ago
Group's photo after preparation for Wesak has completed. Taken on 11th May @ Penang Dorje Shugden Temple. Uploaded by Jacinta
Wesak's Day preparation on 11th May (Sun) : Penang Dorje Shugden. Upload by Jacinta
1 month ago
Wesak's Day preparation on 11th May (Sun) : Penang Dorje Shugden. Upload by Jacinta
15 May Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.kechara Kuantan Study Group.Sam
1 month ago
15 May Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.kechara Kuantan Study Group.Sam
Completed Dorje Shugden puja @ 3rd May 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Completed Dorje Shugden puja @ 3rd May 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
9th May.. Some of the Offerings during yesterday puja.Kechara Kuantan Study Group ..Sam
1 month ago
9th May.. Some of the Offerings during yesterday puja.Kechara Kuantan Study Group ..Sam
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.Kechara Kuantan Study Group.Sam
1 month ago
Had our weekly Swift Return Puja for HE Tsem Rinpoche this evening.Kechara Kuantan Study Group.Sam
Meditation Sharing & Practice @ Kechara Ipoh Study Group - Guan Sun
1 month ago
Meditation Sharing & Practice @ Kechara Ipoh Study Group - Guan Sun
Beautiful Gyenze Statue at Kechara Kuantan with an abundance of offerings .. Kechara Kuantan Study Group.. Sam
2 months ago
Beautiful Gyenze Statue at Kechara Kuantan with an abundance of offerings .. Kechara Kuantan Study Group.. Sam
Offerings to the Buddha during DS puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
Offerings to the Buddha during DS puja. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
26th April 2025, completed Dorje Shugden puja with recitation of Namasangiti, led by William. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
26th April 2025, completed Dorje Shugden puja with recitation of Namasangiti, led by William. Kechara Penang Study Group by Jacinta
27 th April cleaning of Gyenze Chapel. Kechara this afternoon.Kuantan Study group..sam
2 months ago
27 th April cleaning of Gyenze Chapel. Kechara this afternoon.Kuantan Study group..sam
Had our DORJE SHUGDEN Puja this evening .May HE Tsem Rinpoche swiftly return to KFR at BENTONG. Kechara Kuantan Study Group..Sam
2 months ago
Had our DORJE SHUGDEN Puja this evening .May HE Tsem Rinpoche swiftly return to KFR at BENTONG. Kechara Kuantan Study Group..Sam
Beautiful Lama tsongkhapa Statue at Kechara Kuantan. Kechara Kuantan Study Group by Sam
2 months ago
Beautiful Lama tsongkhapa Statue at Kechara Kuantan. Kechara Kuantan Study Group by Sam
Pastor Seng Piow led the puja team members of the Kechara Penang group. Uploaded by Jacinta.
2 months ago
Pastor Seng Piow led the puja team members of the Kechara Penang group. Uploaded by Jacinta.
Completed Dorje Shugden puja at Penang chapel. 19th April 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Completed Dorje Shugden puja at Penang chapel. 19th April 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta
A beautiful day with blue clear sky to start off releasing fishes.Saving thousands of lives ..fishes birds and fishing baits.kechara kuantangroup Sam
2 months ago
A beautiful day with blue clear sky to start off releasing fishes.Saving thousands of lives ..fishes birds and fishing baits.kechara kuantangroup Sam
Yesterday had our weekly Swift return Puja for HE Tsem Rinpoche. Kechara kuantan group Sam
2 months ago
Yesterday had our weekly Swift return Puja for HE Tsem Rinpoche. Kechara kuantan group Sam
Periodically, tormas will be replaced with new ones by Choong Soon Heng. The teardrop and round shape specially made and prepared by Siew Hong. Due to their efforts, our puja is complete with the necessary offerings recommended by Rinpoche. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Periodically, tormas will be replaced with new ones by Choong Soon Heng. The teardrop and round shape specially made and prepared by Siew Hong. Due to their efforts, our puja is complete with the necessary offerings recommended by Rinpoche. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Various 'kuih-muih' offered to Buddhas, generating tremendous merits for both the recipients and sponsors. Kechara Penang Study Group by Jacinta
2 months ago
Various 'kuih-muih' offered to Buddhas, generating tremendous merits for both the recipients and sponsors. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Completed Dorje Shugden @12th April, 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
2 months ago
Completed Dorje Shugden @12th April, 2025. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Offerings were prepared before Dorje Shugden puja started on Sunday, 13th April in Kechara Ipoh Study Group centre (Kin Hoe)
2 months ago
Offerings were prepared before Dorje Shugden puja started on Sunday, 13th April in Kechara Ipoh Study Group centre (Kin Hoe)
Mr. Mannance Wong offered lights on behalf of all in Kechara Ipoh Study Group before the start of the puja (Kin Hoe)
2 months ago
Mr. Mannance Wong offered lights on behalf of all in Kechara Ipoh Study Group before the start of the puja (Kin Hoe)
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,911,168
Malaysia 5,187,264
India 2,710,638
Singapore 995,029
Bhutan 994,722
United Kingdom 977,497
Nepal 972,151
Canada 849,303
Australia 677,942
Philippines 571,049
Indonesia 491,176
Germany 396,696
France 327,494
Brazil 276,930
Vietnam 253,643
Thailand 232,395
Taiwan 220,222
Italy 192,672
Spain 173,994
Netherlands 170,666
Mongolia 156,558
South Africa 146,157
Portugal 142,764
Türkiye 138,714
Sri Lanka 138,636
Hong Kong 137,251
Japan 133,279
United Arab Emirates 126,112
Russia 123,459
China 115,791
Romania 110,717
Mexico 105,613
New Zealand 99,131
Switzerland 98,059
Myanmar (Burma) 92,875
Sweden 85,644
Pakistan 84,777
South Korea 81,943
Cambodia 72,637
Poland 7,874
Total Pageviews: 27,754,676

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....